1. semuanya hilang

14.7K 512 9
                                    

Sekolah sudah usai. Gadis berambut Sepinggang sedang menunggu teman temannya sekelompok, hari ini mereka akan pergi mengerjakan tugas kelompok di salah satu apartemen temannya.

Nama nya Queensy Arbelette, orang orang memanggilnya dengan sebutan Quen, bukan karena populer tetapi memang itu adalah nama panggilan nya.

"jadi kan kerja kelompok nya?" Tanya seorang gadis berambut terkucir kuda. Namanya adalah Zoeya Adara, ia adalah teman dekat dari Quen. Nama panggilan nya adalah Zoya.

"Jadi. yang lain mana? Lama banget," gerutu Quen sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Nah itu dia," tunjuk Zoya kearah tiga orang lelaki. Satu kelompok terdiri dari 3 laki laki dan dua perempuan dikarenakan kebanyakan laki laki yang mengisi ruang kelas mereka.

"Nih, gw dah bawa yang kalian suruh," ucap seorang pria yang merupakan anak paling bandel di kelas. Namanya Ryan Lewis.

"Jadi ... Kerja kelompok nya di apartemen Vian kan?" Ucap salah satu nya lagi, namanya Bimo Alenard, dan ia merupakan teman sohib dari Ryan.

"Hm," dehem nya sambil mengangguk. Dia adalah Vian Walden, orang yang sangat pendiam dan dingin.

Mereka semua langsung berangkat menuju apartemen Vian yang jaraknya tak jauh dari sekolah, mereka memilih apartemen Vian di karena kan ia tinggal sendiri disana.

Mereka langsung bergegas menuju apartemen Vian. Tak lama kemudian mereka sudah sampai di apartemen Vian. Apartemen nya tak terlalu mewah, hanya ada dapur dan kamar yang menjadi satu dan kamar mandi.

Walaupun kecil, tetapi terlihat luas karena barang barang nya tertata rapi sehingga sejuk mata memandang.

Walaupun kecil, tetapi terlihat luas karena barang barang nya tertata rapi sehingga sejuk mata memandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka langsung duduk di sofa dan mengeluarkan peralatan untuk mengerjakan tugas kelompok.

"Wih, gw jadi kepengen tinggal di apartemen. kecil gini tapi bisa muat semua," ucap Ryan sambil menelusuri semua isi apartemen.

"Alah palingan lo mau bebas ngerokok lah, bawa bitch lah. Kek gw gak tau aja apa isi otak lo," nyinyir Bimo kepada Ryan.

"Yaelah, lo mah," ucap Ryan membalas perkataan Bimo. "Eh, liat nih, gw bawa ini," ucap Ryan menunjukkan satu sachet minuman bubuk yang telah di tambah kan sesuatu kedalam nya.

"Anjim! Lo bawa?! Lo mau kasih ke siapa?!" Ucap Bimo kepada Ryan. Ryan langsung menyumpal mulut Bimo yang blak blak an itu.

"Kenapa? Itu kan minuman bubuk" ucap Zoya kepada mereka berdua.

"Ada deh. Ciwik ciwik ga perlu tau," ucap Ryan membalas perkataan Zoya.

Ryan langsung meletakkan nya diatas meja dapur begitu saja. Mereka langsung mengerjakan tugas kelompok mereka.

Dua jam terlewatkan, mereka sudah selesai mengerjakan tugas kelompok mereka. Quen meregangkan otot-otot tubuhnya karena terlalu lama duduk.

Yang lain juga begitu. Ryan langsung berdiri menuju meja dapur untuk mengambil minuman bubuk miliknya itu, tetapi saat dia hendak mengambil nya ternyata ada dua dan bermerek sama.

"Lah? Punya gw yang mana?" Ucap Ryan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Sama aja kan? Ambil satu lah," ucap Quen kepada Ryan. Ryan langsung mengambil salah satunya yang ia yakini punya nya.

"Yaudah, gw pulang dulu ya. Ada urusan," ucap Ryan lalu langsung pergi keluar diikuti oleh Bimo di belakangnya.

Tak lama Zoya mendapatkan satu telepon, dia langsung mengangkat nya ternyata supirnya sudah menunggu nya di depan.

"Gw luan ya. Quen, lo naik apa?" Tanya Zoya kepada Quen.

"Ah, ini, gw pesan taksi," jawab Quen kepada Zoya. Zoya langsung mengangguk dan bergegas pergi ke luar.

Kini hanya mereka berdua disana. Quen tak pernah berbicara dengan Vian dari kelas satu SMA dikarenakan Vian merupakan anak yang penyendiri.

Quen mengecek handphone nya, padahal seharusnya taksi itu sudah sampai sekarang. Dia langsung membuka handphone nya dan ternyata taksi itu membatalkan pemesanan nya.

"Ck, kok di batalin sih," gerutu Quen sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kenapa?" Tanya Vian, itu adalah pertama kalinya Vian mengajak Quen berbicara.

"Taksi nya ngecancel," jawab Quen sambil menunjukkan layar handphone nya.

Vian hanya mengangguk kan kepalanya, dia langsung berdiri menuju dapur nya untuk membuat minuman. Tak lama kemudian hujan turun sangat deras, Quen langsung terkejut saat melihat hujan sudah turun.

"Yah, hujan. Padahal mau naik ojek," gerutu Quen. Vian langsung datang dan duduk di sebelahnya.

"Mau?" Tawar Vian kepada Quen. Dia menawarkan minuman yang ia buat kepada Quen.

"Enggak, lo aja," ucap Quen menolak minuman yang ditawarkan oleh Vian.

Vian langsung mengangguk, dia langsung meneguk minuman itu setengah saja, kemudian menaruhnya diatas meja.

Sedangkan Quen, dia masih berusaha memesan Taksi online tetapi hasilnya sama saja. Quen dari tadi terus menggerutu kesal.

Tiba tiba Vian merasa gerah entah karena apa, ia mengibas ngibaskan baju nya. Quen langsung keheranan melihat nya, padahal AC nya menyala dan di luar hujan.

"Kenapa? Kepanasan? Padahal AC lo dingin lho?" Tanya Quen sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ga tau," jawab Vian. Dia langsung membuka atasan nya sehingga memperlihatkan perut atletisnya.

"Eh?! Gw masih disini lho?! Ga malu Lo?!" Ucap Quen terlonjak kaget saat Vian membuka atasan nya.

"Gerah," ucap nya lagi.

"Naikin suhu AC nya," suruh Quen kepada Vian. Vian langsung meraih remot AC nya dan menaikkan suhu Ac nya.

"Masih gerah?" Tanya Quen kepada Vian.

Bukan nya menjawab Vian langsung menyerang gadis itu.

Dalam semalam semuanya hilang, dia sudah tak memiliki masa depan lagi, mahkota yang ia jaga terenggut dalam satu malam oleh orang yang bahkan tak ia sangka.

...

Malam berganti pagi, kini jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Quen terbangun dan merasakan sakit di area sensitif nya. Dia langsung menoleh kesebelah nya dan melihat Vian yang sedang tertidur pulas. Bedanya ia bahkan tak mengenakan apapun tetapi Vian masih mengenakan celana panjang nya.

Quen teringat kejadian semalam dan menangis deras, dia langsung mendudukkan dirinya di sudut tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.

Tak lama Vian terbangun karena mendengar kan suara tangis seseorang, dia langsung melihat ternyata itu adalah suara Quen, dia terkejut saat melihat gadis itu sedang menangis, dia langsung memegang kepalanya yang terasa sakit, dia tak bisa mengingat apapun.

YOUNG Z MOM ✓ [END] (GHS GEN 1) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang