12. Nikah.

5.2K 286 1
                                    

Tiga hari sudah terlewati, Quen libur sekolah selama tiga hari itu juga di Karena kan permintaan dari Mama nya karena ia harus melaksanakan pernikahan nya.

Hari ini adalah hari pernikahan Quen, acara ini dilaksanakan di rumah Quen, tak banyak yang diundang karena untuk menjaga rahasia itu. Hanya orang orang kepercayaan mereka yang diundang.

Quen memakai baju dres bewarna putih yang indah, hari ini adalah hari pernikahan nya, hal ini hanya dilaksanakan sekali dalam seumur hidupnya, tidak boleh ada yang tidak sempurna hari ini.

Quen duduk bersebelahan dengan Vian, dan di depannya ada seorang penghulu yang akan menikahkan mereka.

"Saudara Vian Walden bin Agra Walden saya nikah kan dan saya kawinkan engkau dengan Queensy Arbelette binti Fernand Andera dengan mas kawin berupa uang sebesar 100 juta, tunai," ucap penghulu itu.

"Saya terima nikah dan kawin nya Queensy Arbelette binti Fernand Andera dengan mas kawinnya yang tersebut, tunai," jawab Vian dengan lancar tanpa ada kesalahan sedikit pun.

"Sah?" Tanya penghulu itu.

"Sah!" Jawab semua orang yang hadir.

Quen langsung mencium punggung tangan Vian, lalu Vian mencium kening Quen, sekarang mereka sudah sah di mata negara dan juga tuhan.

Setelah pernikahan itu selesai, para tamu sudah berpulangan, kini hanya ada Vian dengan Meira dan suaminya, dan juga Quen bersama kedua orangtuanya.

Mereka berkumpul di ruang tengah, dikarenakan ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh Papa nya Quen.

"Papa memberikan kalian sebuah rumah, dan itu adalah hadiah Papa untuk pernikahan kalian. Papa harap jika kalian memiliki masalah, selesai kan dengan baik baik tanpa harus kabur kaburan," ucap Papa Quen menatap putrinya itu. Ya, Quen pernah kabur dari rumah dikarenakan masalah sepele.

"Terus? Apartemen Vian?" Tanya Quen kepada Papa nya.

"Itu terserah kalian saja," ucap Papa nya. "Kalian boleh kesana hari ini juga, perabotan rumah juga sudah di beli, kalian hanya perlu membawa pakaian saja."

Quen tersenyum, dia langsung memeluk tubuh Papa nya, kemudian dia juga memeluk tubuh Mama nya.

"Makasih, karena udah rawat Quen, walau Mama sama Papa di L.A, Mama sama Papa tetap ngekhawatirin Quen, Quen sayang kalian," ucap Quen sambil terisak.

"Mama juga sayang sama Quen. Kamu jadi harus belajar jadi seorang istri yang baik ya, dan juga ibu yang baik untuk anak anak kamu," ucap Mama nya kepada Quen.

Quen mengangguk, tak lama seseorang sudah membawakan baju baju Quen dari lemari nya dan menaruh nya di dalam koper Quen.

Quen langsung tersenyum kearah kedua orang tuanya. Seorang supir datang memberitahu kan bahwa mobil sudah siap. Quen dan Vian langsung masuk kedalam mobil itu untuk bergegas menuju rumah baru mereka.

...

Mereka sudah sampai di rumah baru mereka sejam yang lalu. Rumah di pinggir pantai, Quen sangat mendambakan rumah seperti ini. Vian membawa barang barang mereka menuju kamar, baju baju Vian juga sudah diantarkan oleh Meira.

Quen langsung berjalan menuju kamar mereka dan takjub saat melihat nya, bagaimana tidak? Dari jendela kamarnya langsung mengarah ke lautan, ya! Papa nya tau, Quen sangat mendambakan rumah di pinggir pantai.

Vian langsung merebahkan dirinya di tempat tidur, Quen menoleh dan melihat Vian yang sangat kelelahan itu.

"Nama panggilan Vian dari keluarga Vian, Ian, ya? Kenapa kak Meira manggil Vian tetap Vian?" Tanya Quen kepada Vian.

"Kak Meira katanya mau beda sendiri, beda dari yang lain itu keren katanya. Kenapa? Mau manggil Ian juga?" Tanya Vian kepada Quen.

"Vivi aja gimana?" Ucap Quen sambil tertawa puas.

"Itu nama bibi aku," ucap Vian. Quen terdiam, Vian mengatakan Aku bukan Gue lagi.

"Yaudah, Quen manggilnya Ian juga deh, kita kan udah keluarga sekarang," ucap Quen sambil merebahkan dirinya di sebelah Vian.

"Terserah," jawab Vian kepada Quen.

"Lihatkan! Udah jutek balik!" Ucap Quen tak suka.

"Yaudah iya, Ian salah," ucap Vian. Akhir akhir ini Quen sangat sensitif sekali.

"Nah, gitu dong. Kiss," ucap Quen menunjuk kearah bibir nya sendiri.

"Ha? Gak ah, Ian capek," ucap Vian memunggungi Quen.

"Ian! Nanti aku ngambek lho!" Ucap Quen kesal.

Vian berbalik dan mengecup kening Quen sekilas. Quen langsung tersenyum manis, tiga hari terakhir dia memang sedikit manja, entahlah, mungkin karena kandungan nya sudah menginjak dua bulan.

Quen bangkit hendak memasak makan malam, ya dia masih sensitif terhadap bau, tetapi kan masih ada makanan lain.


"Ian, Quen makin buncit aja, ya," ucap Quen sambil melihat perut nya itu. "Kek udah empat bulan aja."

"Hah? Iya iya," jawab Vian kepada Quen sambil memakai baju kaosnya.

"Quen berhenti sekolah aja, ya," ucap Quen kepada Vian. Vian langsung menoleh.

"Kenapa? Belum kelihatan banget kok," ucap Vian kepada Quen. "Kalau, Quen berhenti, Ian juga berhenti aja ya."

"Jangan dong, nanti mau kerja dimana kalo Ian berhenti? Ian gak mau kuliah?" Ucap Quen khawatir.

"Makanya, Quen sekolah juga," ucap Vian sambil mengelus rambut Quen.

"Yaudah deh. Tapi pas udah gembung banget, Quen berhenti ya," ucap Quen. Vian hanya mengangguk.

Tring!

Suara handphone Quen berbunyi, itu adalah panggilan suara dari Bimo. Quen langsung mengangkat nya.

"Halo? Kenapa, Bim?" Tanya Quen kepada Bimo yang di seberang sana.

"Besok jangan kesekolah pokoknya, ada rumor buruk tentang lo yang kesebar. Dan itu dari murid baru, emang betul lo hamil?" Ucapan Bimo tadi membuat Quen terkejut.

"Bim, iya itu betul ta- tapi gw udah nikah kok. Tolong bantuin gw ya, jangan sampe guru guru tau, bilang sama mereka, bakal bayar berapapun tapi jangan sampe kesebar sampe keluar sekolah," ucap Quen ketakutan. Vian yang mendengar itu langsung menatap Quen khawatir.

"Ga asik lo, nikah gaj bilang bilang. Yaudah, gw sama Ryan sama anak anak di kelas bakal bantuin lo. Btw selamat atas pernikahan nya," ucap Bimo lalu mematikan ponselnya.

Quen langsung mematikan telepon nya dan menatap Vian sendu. "Orang orang di sekolah udah tau. Tapi mereka tau nya aku aja bukan Ian, Ian tetap sekolah ya."

"Tapi, Quen?" Ucap Vian khawatir.

"No, Quen gak papa. Vian tetap sekolah atau Quen ngambek tujuh tujuh belas malam," ucap Quen. Vian langsung mengernyitkan keningnya.

"Iya, iya."

Guys!
Author gak up tiap hari lagi ya
Minimal seminggu sekali tiap Sabtu, oke!
Sekitar jam satu ya!
Soalnya, cuma sabtu masa refreshing otak 😬
Oke, makasih.

YOUNG Z MOM ✓ [END] (GHS GEN 1) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang