Part 04

71 3 0
                                    

"Itulah mengapa aku selalu membenci perpisahan. Karna pada akhirnya seseorang akan pergi. Tapi aku tidak pernah menyesali pertemuan. Karna satu hal yang tidak pernah terjadi akan selalu ada dan menjadi satu momen tak terlupakan."

***

Aya berjalan di lorong kampus bersama dengan Nisa dan Cyndi. Posisi Aya berada di belakang Cyndi dan Nisa yang  sedang memegang sebuah novel. Aya suka membaca novel tapi tidak dengan romance. Entahlah tapi dia tidak begitu menyukai cerita romance.

Mereka akan pergi ke perpustakaan untuk meminjam sebuah buku.

Aya mencari buku yang diinginkannya di berbagai rak. "Dimana ya..." Aya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia terus mencari buku tersebut

"Ketemu" seru Aya. Dia merasa senang padahal ia hanya menemukan buku yang di carinya.

Perpustakaan sangat luas dan ia berada di rak bisa dikatakan paling belakang. Aya berjalan menuju teman-temannya sambil melihat isi buku.

"Mmppp" seseorang menarik Aya dan mendekap mulutnya. Aya meronta untuk melepas dekapan tangan seseorang di mulutnya

"Kau!!"

Aya menaikkan sebelah alisnya lalu berkacak pinggang

"Mungkin kita memang pasangan. Lihat saja! Takdir mempertemukan kita" kata Haiden dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku Hoodie nya.

Aya terus memandangi Haiden dengan wajah yang sulit diartikan. "Sudah selesai bicaranya? Aku mau pergi"

Haiden mencegat Aya dengan cara memegang tangannya. Dia mengunci pergerakan Aya di rak buku.

"Tidak semudah itu"

Aya menahan nafasnya. Jantungnya berdetak kencang tak karuan. Wajah mereka hanya berjarak kurang dari 10 centi. Hidung mereka nyaris bersentukan. Aya langsung mendorong Haiden sehingga membuatny mundur 2 langkah kebelakang.

Haiden tersenyum kecil. "Apa sih mau mu? Apa kau bisa tidak menggangguku" kata Aya

"Mengganggu? Aku tidak mengganggumu"

"Lalu ini?

"Hanya sedikit merumitkan hidupmu"

"Hidupku sudah rumit. Jadi tolong, jangan kau tambahin". Haiden terdiam sambil menatap gadis dihadapannya. Entah mengapa perkataan Aya membuat hatinya sedikit miris.

Aya pergi meninggalkan Haiden sendirian. Haiden tidak mencegah nya lagi.

Aldi datang dengan membawa 2 buah buku di tangannya. Dia menepuk pundak Haiden yang sedang melamun

"Ada apa Lo?"

"Al, gue merasa gue harus masuk dalam kehidupan Aya"

Aldi menaikkan sebelah alisnya. "Maksutnya?"

"Dia harus jadi pacar gue"

Aldi menganggukkan kepalanya. "Gue bisa bantu Lo. Lo bisa andalkan gue kalau Lo butuh bantuan"

"Thanks bro"

Setelah itu Aldi dan Haiden kembali ke kelas mereka. Aya dan teman-temannya juga sama. Mereka masuk kedalam kelas dan memulai materi baru.

Bel pulang sudah berbunyi dari 30 menit yang lalu. Seorang gadis berpakaian kaus berwarna putih serta rambut yang di kuncir kuda itu tengah duduk di kantin kampus sambil meminum segelas jus.

MY LITTLE BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang