Part 10

36 2 0
                                    


🌸Happy reading 😊🌸

Aya duduk di balkon apartemen dengan semangkuk kentang goreng dan minuman dingin. Tangannya berkutat di atas keyboard sambil sesekali mengambil kentang dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Huffttt... Ini menguras pikiranku"

Bzzzz bzzzz... Sebuah notif muncul di handphone Aya.

Cyndi
- Nanti malam aku sama nisa mau keluar. Kamu mau ikut gak?

Me
- Kemana?

Cyndi
- Jalan-jalan doang. Sekalian Nisa mau buat konten mukbang katanya

Me
- Aku gak bisa

Cyndi
- Ayo dong... Jarang-jarang kita keluar.

Aya berpikir. Ia meletakkan handphone nya dan mengusap wajahnya.

Me
- Nanti aku kabarin

Cyndi
- Owhhg makin cayang aku...

Me
- Jangan lebay dehh

Aya mengusap dagunya dan berpikir rencana apa yang akan dia lakukan agar dia bisa keluar. Aya mendengar suara kursi roda Haiden. 'Dia mendekat', batin Aya.

Aya memiliki rencana. 'Maafkan aku Ibu... Anakmu ini berbohong lagi'.

Aya memasang wajah sedih saat Haiden berada di sampingnya.

Haiden meneguk air dingin yang dibawanya. "Ada apa dengan wajahmu?"

"Tidak ada"

"Katakan!"

'Maafkan aku Ibu, aku harus berbohong', batinya. Aya menarik nafasnya, "Ibu sakit".

Haiden menyemburkan air yang ada di mulutnya sehingga mengenai Aya. "Ihhh... Lo kok jorok banget sihh"

"Are you serious?"

"Yes, I'm serious. Gue harus pulang untuk menjaga Ibu. Adik laki-laki gue masih kecil, jadi dia tidak bisa menjaga ibu dirumah" jelas Aya meyakinkan

"Bagaimana dengan gue?"

"Lo memiliki banyak teman. Suruh saja mereka untuk menemani lo atau orang-orang yang kemarin menculik gue. Atau gunakan saja uang lo itu untuk membayar jasa baby sitter" sindir Aya.

"Gue bukan bayi yang harus pakai jasa baby sitter"

"Setidaknya ada orang lain yang bisa jaga elo". Haiden berpikir tentang permintaan Aya. Ini menyangkut tentang Ibu mana mungkin Haiden menjadi egois hanya untuk menyuruh Aya menjaganya.

"Baiklah gue ijinin. Tapi ingat satu hal, kalau Ibu lo sudah sembuh, lo harus balik lagi kesini"

"Iya gue bakal balik"

Haiden menganggukkan kepalanya, "Kemasi barang-barang lo. Lo bisa pulang sekarang"

"Gue siapin makanan buat lo dulu sama obat yang harus lo minum".

Ada rasa senang di wajah Aya saat Haiden mengijinkannya pulang. Tapi juga ada rasa kecemasan. Ntahlah, dia merasa berat untuk meninggalkan apartemen ini terutama Haiden. Pria ini belum bisa berjalan jadi apakah dia bisa melakukannya sendiri? Sudahlah, dia juga memiliki banyak uang untuk menyewa jasa baby sitter.

Aya menyiapkan barang-barangnya lalu pergi dari apartemen Haiden.

      Di tempat lain....

MY LITTLE BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang