"JANGAN TERLALU MUDAH UNTUK MENYERAHKAN HIDUPMU PADA ORANG LAIN. SESUATU BISA TERASA BEGITU JAUH DAN ASING. BERSIKAP BIASA AJA ITU AKAN JAUH LEBIH BAIK"
***
Aya keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk putih di tubuhnya. Dia membuka lemari dan melihat beberapa baju yang tergantung di lemarinya"Ini mungkin outfit yang sesuai". Ia mengambil Hoodie berwarna coklat, celana putih dan Tote bag berwarna putih. Aya berdirih di depan cermin dan memotret dirinya
"Ternyata aku cantik juga". Aya pergi dari kamarnya dan menuju dapur.
Saat ini pukul 07.25 WIB dan pastinya adik laki-laki Aya sudah pergi ke sekolah. Ibu sedang pergi keluar makanya saat ini Aya berada di rumah sendirian.
"Bisa terlambat kalau lo masih sarapan jam segini". Aya melihat ke arah kanannya. Disana ada Haiden Yang sedang duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya. Aya dengan mulut penuh roti segera menelan rotinya dengan susah payah.
"Ngapain Lo dirumah gue!!"
Haiden berdiri dari kursinya dan mendekat kearah Aya. "Bukannya gue Uda bilang, kalau gue akan jemput elo terus" jawabnya santai
Aya bangkit dari kursinya. "Mau Lo apa sih? Bisa gak Lo gak ganggu hidup gue. Lo makin lama makin sesuka hati ya di hidup gue. Asal Lo tau, masalah gue Uda banyak, gue pusing. Jadi tolong! Jangan ganggu hidup gue"
Haiden terus menatap Aya. Dia memijat pelipisnya dan berdehem. "Justru gue ingin meringankan beban Lo".
Haiden menarik tangan Aya menuju teras rumahnya. Disana sudah ada terparkir sebuah mobil mewah dan Aya yakin itu mobilnya Haiden.
"Masuk!" Perintah Haiden. Aya masih diam ditempatnya sambil memakan roti yang dia genggam tadi. Haiden merasa geram karna Aya sama sekali tidak mendengarkannya. Dia membuka pintu mobil kemudian menggendong Aya ala bridal style.
"Ehhh... Turunin gue!".
"Diam!". Aya diam saat Haiden sedikit menaikkan nada suaranya.
Haiden menurunkan Aya dan memasangkan sabuk pengaman. Aya menahan nafasnya karna jarak mereka begitu dekat. 'astaga'
"Lo bisa mati kalau tidak bernapas" ucap Haiden tanpa melihat kearah Aya
Kemudian ia memutar mobilnya dan duduk di kursi kemudi. Haiden meyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkan rumah Aya.
Sebenarnya masih banyak pertanyaan di dalam pikiran Aya tentang Haiden. Siapa pria ini? Apa maunya dalam hidupnya? Dan kenapa dia selalu mengusiknya?. Banyak sekali tapi dia tidak bisa bertanya pada orang yang ingin dia tanyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE BITCH
Romance"I WILL KILL YOU KILL WITHOUT MAKING YOU BLEED" Diharap bijak dalam membaca...