Chapter 4 - Arkanava, Not Belphegor

294 26 15
                                    

"Selamat atas kesembuhan Yang Mulia Belphegor!"

"""Selamat atas kesembuhan Yang Mulia Belphegor!"""

Wah... Mereka sampai mengadakan upacara penyambutanku setelah baru sembuh dari cedera berat yang dialami tubuh ini beberapa hari yang lalu. Aku hanya duduk di singgasana sambil bengong. Jujur, aku syok karena tiba-tiba merasakan menjadi seorang raja. Yah, walaupun rakyatku semuanya adalah Demon dan Demihuman.

Aku berusaha menenangkan diriku. Aku harus bertindak dan bertingkah selayaknya Demon Lord di hadapan rakyatku. Dan di kesempatan ini, aku harus mendapatkan sebanyak-banyaknya informasi terkait tempat apa ini, dimana aku berada, dan bagaimana sikon di sini.

Setelah mengucapkan selamat kepadaku, mereka hening dalam posisi berlutut. Posisi berlutut mereka berbeda. Lebih mirip dengan menyembah daripada berlutut biasa. Ah aku tidak perlu memikirkan hal seperti ini.

Yang kuperlukan adalah...

"Bangun." Ujarku sambil mengangkat telapak tangan kananku.

Dan merekapun kembali berdiri sambil menunduk dalam satu ketukan. Aku melanjutkan kata-kataku.

"Terima kasih atas sambutan ini. Tapi, ada hal yang perlu kusampaikan. Pertama, aku ingin segala informasi tentang tempat ini dan wilayah kekuasaanku. Dari hal yang paling dasar hingga permasalahan yang paling rumit saat ini."

Setelah mendengar ucapanku, salah satu Demon yang berbaris di barisan paling depan, melangkah maju. Tampaknya dia adalah golongan High Demon. Wujudnya menyerupai manusia tua, dengan sayap dan tanduk demon. Ekor berkepala ular dilingkarkan di pinggangnya. Dia membawa tongkat kayu yang sudah mengering dengan batu permata merah di ujungnya.

"Yang Mulia Belphegor..." Ia membungkuk di hadapanku.

Aku menoleh ke Eish yang duduk di sisiku. Erm... Lebih tepatnya, di pangkuanku.

"Siapa dia?" Aku berbisik di telinga Eish.

"Dia adalah Humdar. Perdana Menteri-mu. Dia adalah Demon Druid. Jangan tertipu dengan penampilannya. Dia adalah salah satu dari beberapa Demon yang memiliki energi magic terkuat yang ada di ruangan ini. Walaupun aku masih jauh lebih kuat darinya, tapi dia memiliki kebijaksanaan yang tidak terbantahkan." Eish menjelaskan dengan berbisik juga di telingaku.

Sampai detik ini, hanya Eisheth yang mengetahui bahwa aku 'hilang ingatan'. Sebenarnya itu hanya alibiku untuk menutupi fakta bahwa aku tiba-tiba terbangun di dalam tubuh Belphegor ini. Yak, kembali ke topik.

"Humdal... Bicaralah."

"Baik, Yang Mulia. Hamba akan memulainya dari hal yang paling mendasar. Mungkin ini akan memakan waktu yang sangat panjang, apabila Yang Mulia tidak keberatan..."

Sebentar... Kenapa aku merasa bahwa si Humdar ini memahami garis besar kondisiku saat ini? Lihat, sama sekali dia tidak mempertanyakan perintahku tadi. Padahal para Demon lainnya terlihat seperti mengernyitkan dahi karena perintahku untuk menjelaskan semuanya tadi.

Tentu saja mereka sedikit banyak akan merasakan keanehan. Untuk apa Demon Lord mereka menanyakan juga tentang yang seharusnya sudah diketahui semua orang? Seperti hal-hal mendasar tentang dunia ini...

Tapi Humdar tidak. Hmm... Mungkin dia sudah mengetahui sesuatu tentang transfer jiwa yang terjadi padaku ini? Ah biarlah. Aku malah memusingkan hal yang tidak penting.

"Kita punya semua waktu yang ada di dunia ini untuk mendengarkan penjelasanmu, Humdar. Mulailah berbicara!" Najis, aku sok berwibawa dan tegas.

"Laksanakan, Yang Mulia... Dunia ini adalah..." Humdar memulainya dari menjelaskan hal-hal yang berbau pengetahuan umum tentang dunia ini.

Isekai Medic and Magic 4 : DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang