Chapter 33 - Two Sides

108 16 2
                                    

*Blegarrr!*

Lucifer, Beelzebub, Satan, dan Asmodeus menggunakan skill mereka masing-masing untuk menghancurkan Territorial Barrier di wilayah perbatasan Kerajaan Arkanava dalam sekejap. Saat ini mereka sudah memasuki perbatasan wilayah Arka.

Mereka terlihat sangat marah. Apalagi setelah mengetahui bahwa salah satu sejawat Demon Lord malah berkhianat dan bekerjasama dengan pasukan hero untuk menghancurkan Demon Lord lainnya. Mengetahui hal tersebut, sudah tidak ada lagi alasan bagi mereka untuk menahan diri.

Jutaan Demon sudah memasuki wilayah Arka dan terus bergerak dengan sangat cepat menuju area kastil yang dulunya milik Mammon. Bagaikan tsunami, mereka menyerbu dan meratakan semua yang menghalangi jalannya.

Pasukan yang merupakan gabungan dari pasukan yang dimiliki oleh empat Demon Lord. Pasukan dengan kekuatan tempur yang bahkan dapat meratakan Demon Continent itu sendiri. Sedangkan pasukan gabungan antara Arka dan para hero hanya berjumlah kurang dari 500.000 unit.

Tak perlu menunggu waktu lama, kedua pasukan sudah saling berhadapan dengan jarak lebih kurang satu kilometer. Mereka berhenti pada jarak itu.

Dua sisi. Aliansi Arka dan hero, melawan Aliansi Demon Lord. Pasukan dengan jumlah yang lebih kecil, melawan pasukan yang berukuran sepuluh kali lebih besar.

"Hmfh! Beraninya si Belphegor melakukan ini! Hanya dengan pasukan sekecil itu!" Lucifer berkata dengan angkuhnya.

"Kubunuh dia! Aku akan mencuci tanganku dengan darahnya! Kepalanya akan kujadikan pajangan di tahtaku! Haaarrgh!" Satan berkata sambil menghantamkan palu gada miliknya ke tanah.

*Jedarrr!*

Daratan bergetar akibat hantaman palu gada milik Satan. Retakan lempeng tanah pun bermunculan di sekitarnya.

***

Widih... Ngeri sekali kekuatan Demon Lord... Perutku jadi geli sampai ingin rasanya aku ketawa terbahak-bahak di depan mukanya.

Darkness Sense milikku masih aktif sampai sekarang. Bahkan skill ini sudah melingkupi sebagian besar pasukan para Demon Lord yang akan menyerangku saat ini.

Dengan skill Darkness Sense-ku sekarang ini, aku tidak lagi hanya bisa menyalurkan panca inderaku. Aku juga sudah bisa merasakan dan mengukur kualitas kekuatan energi magic mereka.

Dan dari situ kusimpulkan bahwa aku, Arkanava Kardia, seorang diri sudah lebih dari cukup untuk menaklukkan mereka. Tapi, tentu saja aku tidak akan melakukan hal itu sejak awal.

Karena seluruh pasukanku dan pasukan hero yang sedang menggabungkan kekuatan tempur kami, begitu terlihat bersemangat menghadapi perang terbesar di benua ini.

Mana mungkin aku merenggut kesenangan mereka, kan?

Hehehe... Aku putuskan saja untuk...

"Syla, Eish, Ruby... Kalian juga, Humdar dan Krotsar."

"Ya?"

"Kenapa, Ar?"

"He? Apa? Apa, Arka?"

""Kami siap menerima perintah, wahai Demon Lord..."" Humdar dan Krotsar menjawab serentak.

"Kalian... Silahkan bersenang-senang! Hehehe..." Ucapku sambil menyengir.

"Fufufu... Ini akan menyenangkan..." Eish dengan senyuman iblisnya.

Kemudian aku menoleh ke Lothar dan bawahannya. Aku berjalan mendekati mereka.

"Lothar..."

"Ada apa, Arkanava?"

Isekai Medic and Magic 4 : DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang