Chapter 14 - My Way

187 32 19
                                    

Bertarung bukan pilihan terbaik. Lari bersama Eisheth dan Syla juga hanya akan menunda bencana. Di sisi lain, permasalahan dengan Mammon juga sedang berlangsung. Apabila Aku sampai kehilangan kerajaanku beserta semua bawahanku, itu hanya akan mempersulit rencanaku ke depannya. Apapun pilihannya, akan selalu ada yang dikorbankan.

Akan tetapi, aku juga tidak bisa terlalu lama dalam mengambil keputusan. Ayooo otak pemalas! Berpikiiirrr!

Dan akhirnya... Aku memilih sebuah keputusan yang sangat berat. Tapi, ini untuk kebaikan kami bertiga.

"Syla, untuk sekarang, kembali ke mereka dulu. Aku janji bakal ngejemput kamu."

"Arka... Kenapa? Kenapa aku nggak bisa sama kamu!?"

"Aku mohon, percaya sama aku. Pegang kata-kataku tadi."

"....... Uhm."

Syla mengangguk sedih. Maafkan aku Syla. Tapi aku berjanji bahwa ini tidak akan lama. Maaf.

Syla pun kembali kepada teman-temannya sesama hero.

Kemudian, aku berkata kepada para hero itu, "baiklah! Kami akan mundur! Teleportation Gate!"

"Hey! Kau mau lari!? Demon pengecut! Kembali! Kita selesaikan semuanya sekarang!" Hero ngeselin itu berteriak kepadaku.

Tapi aku hanya mengacuhkannya. Aku dan Eisheth segera masuk ke Teleportation Gate dan aku langsung menutup gerbang itu setelah kami berhasil masuk. Sebelum Teleportation Gate tertutup, aku sempat melihat hero itu berusaha mengejar kami dan tidak ingin membiarkan kami lolos. Tapi dia terlalu jauh untuk dapat mengejar kami.

Dan aku melihat Syla yang kembali menangis sambil menoleh ke arah kepergian kami. Hatiku sesak dan sakit melihatnya. Tapi ini hanya sementara. Aku pastikan bahwa aku akan menjemputnya. Ini sumpahku.

Kami teleport langsung ke kastilku. Di ruang tahta. Di sana, semua bawahan tertinggiku sudah menunggu.

"Kalian semua. Bersiap untuk perang di daerah perbatasan Mammon!"

Demikian perintah terakhirku kepada semua bawahanku sebelum aku pergi meninggalkan ruang tahta menuju kamar. Eisheth membuntuti di belakangku. Well, aku berhutang penjelasan secara detil kepada Eish. Aku tidak akan merahasiakan apapun lagi. Aku akan menceritakan semuanya secara empat mata dengan Eish.

***

"Eish, sekarang aku bakal jelasin semuanya."

"Aku akan mendengarkan semuanya, Arka. Aku tidak ingin menjadi pihak yang tidak mengerti apapun tentang situasi ini."

"Ya, maafin aku karena aku harusnya ceritain semua dari awal. Tapi aku takut kamu nganggep ini bercanda atau apalah dulu."

"Sekarang, ceritalah. Aku sudah siap."

"Wanita dark elf yang kamu lawan tadi, dia adalah Syla. Syla adalah istriku. Sebelum kamu nanya, aku akan ceritain dari awal."

Kemudian aku bercerita panjang dikali lebar dikali tinggi. Bahwa aku adalah sebuah jiwa yang ditransfer ke tubuh Demon Lord Belphegor yang seharusnya sudah mati terbunuh pada peperangan melawan hero yang lalu. Tentang diriku di kehidupanku sebelum masuk ke jasad Belphegor ini. Hingga tentang diriku sebelum ditransfer ke dunia yang baru ini.

Aku menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh Eisheth dengan jelas dan gamblang.

Awalnya, aku dapat melihat bahwa Eish masih belum percaya. Tapi semakin banyak yang kuceritakan dan semakin banyak pertanyaannya yang kujawab, perlahan Eisheth bisa mengerti dan mulai percaya kepadaku.

Isekai Medic and Magic 4 : DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang