Chapter 5 - A Little Warning

415 33 23
                                    

Hari ini saya sibuk sekali. Kemarin juga sibuk. Kemungkinan besok juga akan sibuk lagi. Tapi malam ini saya sempatkan untuk meng-update chapter baru. Selamat membaca!

__________________________________

Aku terbangun dari tidur pulasku. Pagi ini, tubuhku seperti terlahir kembali tanpa dosa. Segar bugar rasanya. Meskipun suara raungan Demon telah menggantikan kicau burung di pagi hari, tetap pagi ini terasa benar-benar fresh.

Dan di sebelahku, Eish sudah lebih dulu terbangun. Ia tidur miring sambil menyuguhkan senyuman dengan bibir merahnya dan tatapan mata yang menambah energiku di pagi hari.

Aku masih ingat jelas semua yang terjadi tadi malam. Dan pagi ini, aku yakin bahwa aku saat ini sudah ketagihan akan Eish.

"Selamat pagi, rajaku..."

"Pagi, Eish... Makasih ya, yang tadi malem..."

"Umm... Aku yang seharusnya berterima kasih. Baru kali ini aku merasakan kepuasan seperti ini..."

"Ngomong-ngomong, agenda kita hari ini mau ngunjungin Mammon, ya..."

"Iya. Kita hanya akan bersalam-salaman sambil mengobrol santai saja, kan? Hihihi..."

"Ya iyalaaah... Dia kan saudaraku. Kita harus menjalin hubungan baik dong sama semua saudaraku... Fufufu..."

"Kita tidak akan membunuh siapapun, kan? Kunjungan keluarga yang damai dan biasa saja, kan? Hihihi..."

"Nggak dooong... Ngapain kita bunuh-bunuhan... Masalah sepele aja itu... Dua saudara rebutan mainan itu hal yang lumrah... Ngahahaha..."

"Berarti kita nggak perlu bawa pasukan, kan? Namanya juga kunjungan keluarga... Iya, kan? Hihihi..."

"Pasukan? Untuk apa? Kita berdua ajalah yang dateng... Muwahahaha!"

***

Beberapa jam kemudian...

Di perbatasan wilayah Arka dan Mammon, sebanyak 100.000 pasukan Demon sudah bersiaga dengan persenjataan lengkap dan bendera perangnya. Mulai dari Lesser Demon, Greater Demon, hingga Archdemon sudah berbaris di belakang sepasang Demon yang terkuat di Kerajaan Arkanava.

Sepasang Demon terkuat di Kerajaan Arkanava adalah, tidak lain dan tidak bukan, Eisheth dan Arka sendiri. Raja dan ratu.

Sebenarnya, di setiap garis perbatasan terdapat barrier yang tercipta dari dark magic. Barrier tersebut berfungsi untuk perlindungan pertama dari serangan musuh sekaligus pembatas wilayah kekuasaan.

"Yang Mulia, kami akan menghancurkan barriernya terlebih dahulu dengan mengorbankan seratus Lesser Demon untuk digunakan energinya dalam proses penghancuran barrier!" Kata Kritsar sambil berlutut di hadapanku.

"Ha? Ngapain pake acara ngobranin pasukan segala? Sini biar kucoba. Aku cuman perlu ngancurin ini aja, kan?" Ucapku santai.

"Arka, tidak mudah menghancurkan barrier ini. Kita tidak boleh membuang-buang energi kita sebelum pertempuran dimulai untuk hal sepele seperti ini." Eisheth menjelaskan kepadaku.

"Hahaha... Makasih Eish, udah ngingetin aku. Tapi aku penasaran. Dan, kamu tenang aja. Energiku hampir nggak terbatas."

"Apa!? U-umm... Baiklah kalau begitu. Aku percaya." Eisheth yang awalnya sedikit terkejut mendengar ucapanku, akhirnya tersenyum kembali.

Aku terbang mendekati barrier, lalu mencoba menghancurkannya dengan skill-ku.

"Demonic Cannon!"

Isekai Medic and Magic 4 : DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang