0.7

372 43 4
                                    

Happy reading

Diruangan yang terbilang kotor saat ini beomgyu tengah duduk dengan kedua tangan yang terikat kebelakang dan mata tertutup.

Beomgyu sebenarnya sedang ketakutan, dimana dirinya sekarang ia pun tidak tau ia hanya bisa menangis saja sekarang.

"Hyung.. tolong lepaskan aku"

Beomgyu memohon pada seseorang yang menjaganya sedari tadi.

"Tidak sampai hyungmu sendiri yang akan kesini"

"Yeon.. yeonjun hyung tidak akan ke.. kesini, dia tidak akan peduli padaku" tangis beomgyu mulai pecah karena ketakutan.

"Diam!!" Seseorang itu mendekati beomgyu dan mencengkram dagu beomgyu.

"Dengar kalau pun dia tidak datang maka kau yang akan mati di tanganku" ucap orang itu, kemudian menyeringai "dia tidak pantas hidup bahagia"

Sedangkan beomgyu hanya terus menangis, bagaimana bisa dirinya mati seperti ini oh tuhan apa salah dirinya dan juga yeonjun hyung kenapa dia bisa terlibat dengan orang-orang seperti ini.

Di sekolah saat ini hueningkai bingung kenapa beomgyu tidak masuk sekolah hari ini apa beomgyu sakit, tapi kenapa tidak mengabarinya. Sebaiknya ia bertanya pada yeonjun hyung nanti.

.
.

Pukul 3 sore saat ini, dan itu artinya jam pulang sekolah pun tiba, bel sekolah juga sudah berbunyi para siswa mulai beranjak keluar dan segera pulang untuk mengistirahatkan diri begitu juga dengan hueningkai tapi sebelum pulang ia mencari keberadaan yeonjun dulu untuk menanyakan temannya dan alsan kenapa beomgyu tidak masuk sampai alfa seperti ini.

Hueningkai melihat yeonjun yang sedang berjalan bersama soobin, ia berlari kecil sambil memanggil yeonjun.

"Yeonjun hyung" panggil hueningkai

Yeonjun yang mendengarnya pun berbalik arah dan menyerngit bingung kenapa hueningkai sendirian dimana beomgyu, biasanya mereka selalu bersama.

"Hyung.. em itu" hueningkai gugup ia tau hubungan beomgyu dan yeonjun memang tidak sebaik itu rasanya agak segan menanyakan beomgyu pada yeonjun

"Ada apa kai" tanya yeonjun

"Hyung.. kenapa beomgyu hyung tidak masuk sekolah hari ini apa dia sakit tapi kenapa tidak memberikan surat atau paling tidak mengabariku?"

Yeonjun semakin bingung dengan hueningkai beomgyu tidak masuk, bahkan tadi beomgyu yang paling semangat untuk pergi ke sekolah dan apa ini kenapa beomgyu malah tidak ada di sekolah apa anak itu bolos.

"Aku juga tidak tau, bahkan tadi pagi dia yang paling semangat ke sekolah dan sekarang malah tidak ada, aku pikir anak itu bolos, ini tidak bisa dibiarkan berani-beraninya dia bolos sekolah"

Hueningkai mengerjap kebingungan. Bolos, beomgyu bukan orang yang seperti itu pikirnya beomgyu tidak mungkin bolos sekolah ia orang yang bertanggung jawab apalagi dalam belajar. Baru saja hueningkai akan menyangkal ucapan yeonjun. Yeonjun sudah pergi dari hadapannya, ia pun menghela napas dan segera pulang kerumahnya.

.
.

Yeonjun telah sampai di rumahnya ia menuruni motornya dan segera masuk ke dalam rumahnya.

"Beomgyu" Pangilnya dan tidak ada sahutan.

"Beomgyu dimana kau!" Yeonjun mulai emosi karena sepertinya dirumahnya memang tidak ada siapa-siapa, kemana perginya beomgyu.

Saat sedang mencari keberadaan beomgyu ponsel yang ada di saku celananya bergetar menandakan ada telepon masuk.

"Hal..." Belum selesai yeonjun menyapa seseorang dari sana langsung menyela ucapannya.

"Hyu.. hyung tolong aku" ucap seseorang dari seberang sana yang ternyata adalah beomgyu. Ia berbisik pelan agar tidak ketahuan orang-orang di sana.

Yeonjun sudah bisa menebak sudah di pastikan beomgyu dalam bahaya ulah seseorang yang menyerangnya kemarin.

"Sudah ku katakan untuk berhati-hati jika bertemu seseorang kan, kenapa kau tidak mengerti perkataan ku sih!" Kesal yeonjun.

"Hyu..hyung aku mohon, aku takut disini" beomgyu menangis sesegukan. Ia sungguh takut saat ini.

"Huuh merepotkan.. cepat katakan dimana kau sekarang"

"Di.. di jalan haeridan-gil gang ke 8 ada bangunan kosong tak berpenghuni dan sangat kotor disini"

Setelah mengatakan itu yeonjun langsung segera beranjak dari sana dan pergi ketempat dimana beomgyu berada, tapi sebelum itu ia menghubungi soobin dulu untuk menemaninya.








Moment of Alwayness...

Eccedentesiast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang