"KRING KRING KRING!!!" 🔔
Langkah Ziee berhenti setelah mendengar suara langkah kaki lain di belakangnya
Ziee menoleh ke belakang
Seorang guru ,. Pria paruh baya -wali kelasnya yg menghampirinya
Hampir saja Ziee Su'udzon bahwa ada yg membuntuti nya
"Begini, bisa ikut bapak sebentar? Keruang guru , ada yg mau bapak bicarakan.." tutur guru yg berada di hadapan Ziee
Ziee hanya mengangguk dan mengikuti langkah guru itu menuju ruang guru
"Bagaimana? Nak Ziee tidak keberatan kan?" Ziee tengah menatap kertas di tangannya yg berisi aturan2 Olimpiade Fisika yg akan diadakan Bulan depan,
"Sekolah kita akan mengeluarkan dua kelompok yg per kelompoknya terdiri dari dua orang,. "
Handoko sangat berharap Ziee akan berpartisipasi dalam Olimpiade itu , bukan hanya nama sekolahnya yg akan harum, nama nya dan Kelas Ipa 2 juga akan bagus
Ziee mengangguk setuju, ia berjanji dalam hati, setelah memenangkan Olimpiade itu, ia tak akan mau lagi mengikuti Acara semacam itu, acara yg pastinya mengundang keramaian
...
Lagi, terdengar langkah kaki seseorang dibelakang Ziee , kali ini siapa?
Ziee tetap tenang meski jelas2 ia tahu, pasti ia sedang dibuntuti.
Ziee tak tahu alasannya , yg pasti bukan guru atau semacamnya , Ziee telah jauh dari sekolah, ia telah sampai di jembatan yg biasa dilaluinya
Hampir sampai di rumahnya malah , hanya perlu memasuki labirin teh saja
Ziee berjalan santai menyebrangi jembatan , dan segera memasuki kebun teh atau lebih tepatnya Labirin teh
...
Aideen mengumpat kesal , pasalnya Aideen sudah kehilangan jejak Ziee yg ketiga kalinya di tempat yg sama
Entah bagaimana Ziee bisa hilang dari penglihatannya ,
Padahal, yg dilihat Aideen, Ziee hanya berjalan pelan dan sangat santai
"TAP TAP TAP"
Pandangan Aideen mengarah ke sisi kirinya
"Anjir!kok bisa?"
Ziee terus melangkah dengan sorot mematahkan lawan, mendekati Aideen
"Ziee?? Hey! Lo.. ! Berenti! Lo gk kesurupan kan?"
Langkah Aideen terus mundur hingga punggungnya menyentuh perbatasan labirin
Ziee tetap berjalan mendekati Aideen dengan sorot yg tak bisa diartikan,
"ZIEE!!!" Teriak Aideen tepat di depan muka Ziee yg jaraknya tinggal terpaut beberapa Centi saja
"Hm?" Sautnya santai
Ziee berhenti berjalan
"Lo apa-apa in sih!?" Kesal Aideen , ia tadi tak bisa mengontrol debaran jantungnya ketika Ziee terus mendekatinya
"Bukannya gue yg harusnya nanya' ke lo? , Lo yg apa-apa an ngebuntutin gue?" Ziee melemparkan tatapan mengintimidasi ke Aideen
"Gue? Gue ah, gue cuma mau ngajak lo beli pot yg baru buat ganti'in pot yg udah lo pecahin"
Ziee mendecih "cih! alesan"
Aideen mendelik tak terima
"Beneran lah! Dan! Lo harus mau! Yg uda mecahin pot kelas gue kan elo! Mau gak mau yg lo harus mau! "
Ziee menguap acuh ia tak memperdulikan Aideen yg bicara ngotot hingga urat2 di lehernya kelihatan
Ziee berjalan meninggalkan Aideen dibelakang nya
"Ya allah , sabar,, tapi pengen gue gorok anjir!"
Aideen segera mengakhiri monolog batinnya dan
Mencegat jalan Ziee"Gue bilang,, lo harus ikut! " Aideen menarik lengan Ziee dan berjalan sesuai nalurinya
Tetap menarik lengan Ziee , Aideen berusaha keras mencari jalan keluar labirin
Jalan buntu. Sudah kelima kalinya ia menemui jalan buntu
Aideen menghela nafas lelah. Kenapa harus labirin??!! Akhh! Sial!
Ziee tersenyum miring
Ia menghempaskan tangan Aideen yg sejak tadi menahan lengannya
"Dasar Freak!" Ceplos Ziee santai dan mengganti alih peran Aideen
Ziee mendahului Aideen berjalan tenang hingga pintu keluar labirin
Terpaksa, Ziee akan menuruti kemauan Aideen kali ini,
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Z-I-E-E
Teen Fiction" Dia terasa begitu dekat,. Namun juga begitu jauh.." -Aideen Michellyo dirgantara-