Aideen kini berada di balik pohon mangga yg ada di sepanjang jalan yg dilewati Ziee
Aideen berusaha keras untuk tak menimbulkan suara,. Tentu saja agar Ziee tak curiga
Jika Ziee tahu Aideen sedang membuntutinya
Mau ditaruh mana muka ganteng Aideen??
Dari tadi,. Aideen terus menerus mengusap keringatnya yg bercucuran
Lah anjir,. Udah 2 KM gua jalan tapi ga nyampe'2! ,. Gue liat tu anak santai aja kek gak capek apa keringetan gitu?? ,. Masa' tiap hari dia jalan jauh gini..
Aideen jadi teringat guyonan Amar yg mengatakan kalau Ziee kerja dahulu untuk melunasi pecahan Pot dan Kaca tersebut
Awalnya,. Aideen tak begitu menanggapi lelucon Amar itu,. Tapi sekarang Aideen berpikir mungkin ada benarnya,.
Maksudnya,. Aideen jadi menduga bahwa Ziee dari keluarga yg sederhana2 saja,. Bukan sederhana lagi sih,. Jika Ziee harus berjalan kaki setiap berangkat dan pulang sekolah
Apasih anjir,. Gue malah seakan akan suka ama Ziee ,. Kesannya gue kepo banget gitu ,. Kan gue ga gitu orangnya...
Aideen mengutuk dalam hati,. Kenapa belum sampai juga?? Sedangkan kakinya sudah tak kuat lagi untuk berjalan lebih lama
Aideen mengerutkan keningnya dalam,. Ketika melihat Ziee yg berjalan tenang melintasi jembatan kayu yg tampak sudah sangat tua,.
Aideen ngeri sendiri melihat Ziee yg biasa2 saja melintasi jembatan yg kelihatannya hampir ambles itu
Ketika dirasa Ziee sudah agak jauh, Aideen segera ikut menyeberangi jembatan itu
Gue ga takut! Ga takut! Gue cowok berani! Cowok ganteng! Cowok gentle! Gatakut sama beginian!
Setelah merapal rapalkan ramalan ketika menyebrang sambil membuka-tutup matanya ,. Aideen langsung berlari setelah sadar ia hampir ketinggalan jejak Ziee
Tak disangka,. Setelah melewati jembatan itu. Aideen dibuat tercengang oleh kebun teh yg sangat luas,. Yg ternyata berada di daerah Pegunungan
Entahlah,. Aideen tak bisa memperkirakan berapa luas kebun teh itu
Dibuat kagum,. Aideen lupa jika ia bisa ketinggalan jejak Ziee lagi
Ia langsung berjalan cepat mengikuti Ziee yg memasuki kebun teh itu
Shit! Gue ketinggalan beneran kan! Sial!
Kini,. Aideen berada di tengah2 kebun teh yg sepertinya lebih mirip labirin itu,. Atau memang benar labirin??
Ia sudah kehilangan jejak Ziee yg memang pasti sudah hapal dengan arah ke rumahnya sendiri
Terpaksa ,. Aideen harus mencari jalan sendiri untuk berbalik arah
Yah,. Aideen harus mengalah dan kembali dulu,. Esok,. Ia akan kembali mengikuti Ziee dan memastikan agar tak tertinggal lagi!
Aideen menghirup napas dalam2,. Udaranya sangat sejuk disana,. Ia tak tahu jika ternyata ada tempat seperti ini
Anak gunung toh. Makanya kakinya kuat banget
Aideen masih saja tak menyangka bahwa Ziee berangkat dan pulang sekolah hanya berjalan kaki ke tempat ini,.
Aideen saja merasakan kakinya sudah hampir putus,.
Ia kelelahan tapi memaksakan untuk mencari jalan keluar dari labirin kebun teh ituJika Ia terlalu lama disana,. Ziee bisa saja menemukannya kapan pun!
Setelah 2 jam hanya berputar putar di labirin teh itu,.
Akhirnya Aideen menemukan jalan keluar🍁🍁🍁
Waktu istirahat
Seperti biasanya,. Ziee menenteng bekal makan yg ia bawa dari rumah dan membawanya ke belakang gedung perpustakaan lama,.
Gedung perpustakaan yg sudah lama sekali tak digunakan dan jarang sekali ada siswa atau siswi yg pergi kesana,. Karena mereka berpikir untuk apa kesana?? Toh tidak ada apa2 disana ,.. tentu saja kecuali Ziee
Karena Ziee itu istimewa
Ziee tengah menikmati makanan dari bekalnya dengan tenang tanpa gangguan
Hingga ada satu manusia yg menghampirinya dengan wajah yg kelewat songong
Kenapa ada orang yg mau kesini?? pikir Ziee
Ziee menatap datar pria di depannya ,. Ziee harus mendongak karena ia yg duduk dan pria itu berdiri di depannya
"Kok diem?? Jangan2 lo udah lupa sama gue??"
Keluh pria itu yg notabenenya adalah Aideen
Ziee menaikkan alisnya seperti mengisyaratkan "siapa?"
Aideen menghembuskan nafas panjang
Sebelum bertemu dengan Ziee seharusnya ia memperbanyak stok kesabaran
"Lo beneran lupa sama gue??"
Aideen tak habis pikir,. Apakah muka gantengnya membuat Ziee begitu mudah melupakannya??
Akhirnya,. Ziee membuka mulutnya
"Lo.. yg nagih uang pecahan pot sama jendela ke gue itu kan?"
Aideen tersenyum,. Setidaknya Ziee masih ingat wajahnya meski malah terlihat seperti image rentenir
"Yah.. terserahlah lo mau sebut gimana,. Pokoknya"
Aideen mengulurkan tangannya"gue Aideen"
Ziee menatap tangan Aideen yg terulur tanpa minat
"Ngapain lo kesini? Kurang uang ganti ruginya?"
Tanya Ziee masih dengan ekspresi datarZiee sudah akan mengeluarkan dompetnya dari saku,.
Aideen melirik tangannya yg terulur sia2 sebentar ,. Lalu mencegah tangan Ziee yg perkiraannya akan mengambil dompet
"Ngk,. Gue cuma mau nanya,. Lo ada waktu buat nemenin gue beli pot sama jendela yg baru??" Tanya Aideen ragu2
Aidden Michellyo Dirgantara
KAMU SEDANG MEMBACA
Z-I-E-E
Teen Fiction" Dia terasa begitu dekat,. Namun juga begitu jauh.." -Aideen Michellyo dirgantara-