Mozaik 5

17 3 3
                                    

Aideen kini berada di balik pohon mangga yg ada di sepanjang jalan yg dilewati Ziee

Aideen berusaha keras untuk tak menimbulkan suara,. Tentu saja agar Ziee tak curiga

Jika Ziee tahu Aideen sedang membuntutinya

Mau ditaruh mana muka ganteng Aideen??

Dari tadi,. Aideen terus menerus mengusap keringatnya yg bercucuran

Lah anjir,. Udah 2 KM gua jalan tapi ga nyampe'2! ,. Gue liat tu anak santai aja kek gak capek apa keringetan gitu?? ,. Masa' tiap hari dia jalan jauh gini..

Aideen jadi teringat guyonan Amar yg mengatakan kalau Ziee kerja dahulu untuk melunasi pecahan Pot dan Kaca tersebut

Awalnya,. Aideen tak begitu menanggapi lelucon Amar itu,. Tapi sekarang Aideen berpikir mungkin ada benarnya,.

Maksudnya,. Aideen jadi menduga bahwa Ziee dari keluarga yg sederhana2 saja,. Bukan sederhana lagi sih,. Jika Ziee harus berjalan kaki setiap berangkat dan pulang sekolah

Apasih anjir,. Gue malah seakan akan suka ama Ziee ,. Kesannya gue kepo banget gitu ,. Kan gue ga gitu orangnya...

Aideen mengutuk dalam hati,. Kenapa belum sampai juga?? Sedangkan kakinya sudah tak kuat lagi untuk berjalan lebih lama

Aideen mengerutkan keningnya dalam,. Ketika melihat Ziee yg berjalan tenang melintasi jembatan kayu yg tampak sudah sangat tua,.

Aideen ngeri sendiri melihat Ziee yg biasa2 saja melintasi jembatan yg kelihatannya hampir ambles itu

Ketika dirasa Ziee sudah agak jauh, Aideen segera ikut menyeberangi jembatan itu

Gue ga takut! Ga takut! Gue cowok berani! Cowok ganteng! Cowok gentle! Gatakut sama beginian!

Setelah merapal rapalkan ramalan ketika menyebrang sambil membuka-tutup matanya ,. Aideen langsung berlari setelah sadar ia hampir ketinggalan jejak Ziee

Tak disangka,. Setelah melewati jembatan itu. Aideen dibuat tercengang oleh kebun teh yg sangat luas,. Yg ternyata berada di daerah Pegunungan

Entahlah,. Aideen tak bisa memperkirakan berapa luas kebun teh itu

Dibuat kagum,. Aideen lupa jika ia bisa ketinggalan jejak Ziee lagi

Ia langsung berjalan cepat mengikuti Ziee yg memasuki kebun teh itu

Shit! Gue ketinggalan beneran kan! Sial!

Kini,. Aideen berada di tengah2 kebun teh yg sepertinya lebih mirip labirin itu,. Atau memang benar labirin??

Ia sudah kehilangan jejak Ziee yg memang pasti sudah hapal dengan arah ke rumahnya sendiri

Terpaksa ,. Aideen harus mencari jalan sendiri untuk berbalik arah

Yah,. Aideen harus mengalah dan kembali dulu,. Esok,. Ia akan kembali mengikuti Ziee dan memastikan agar tak tertinggal lagi!

Aideen menghirup napas dalam2,. Udaranya sangat sejuk disana,. Ia tak tahu jika ternyata ada tempat seperti ini

Anak gunung toh. Makanya kakinya kuat banget

Aideen masih saja tak menyangka bahwa Ziee berangkat dan pulang sekolah hanya berjalan kaki ke tempat ini,.

Aideen saja merasakan kakinya sudah hampir putus,.
Ia kelelahan tapi memaksakan untuk mencari jalan keluar dari labirin kebun teh itu

Jika Ia terlalu lama disana,. Ziee bisa saja menemukannya kapan pun!

Setelah 2 jam hanya berputar putar di labirin teh itu,.
Akhirnya Aideen menemukan jalan keluar




🍁🍁🍁









Waktu istirahat

Seperti biasanya,. Ziee menenteng bekal makan yg ia bawa dari rumah dan membawanya ke belakang gedung perpustakaan lama,.

Gedung perpustakaan yg sudah lama sekali tak digunakan dan jarang sekali ada siswa atau siswi yg pergi kesana,. Karena mereka berpikir untuk apa kesana?? Toh tidak ada apa2 disana ,.. tentu saja kecuali Ziee

Karena Ziee itu istimewa

Ziee tengah menikmati makanan dari bekalnya dengan tenang tanpa gangguan

Hingga ada satu manusia yg menghampirinya dengan wajah yg kelewat songong

Kenapa ada orang yg mau kesini?? pikir Ziee

Ziee menatap datar pria di depannya ,. Ziee harus mendongak karena ia yg duduk dan pria itu berdiri di depannya

"Kok diem?? Jangan2 lo udah lupa sama gue??"

Keluh pria itu yg notabenenya adalah Aideen

Ziee menaikkan alisnya seperti mengisyaratkan "siapa?"

Aideen menghembuskan nafas panjang

Sebelum bertemu dengan Ziee seharusnya ia memperbanyak stok kesabaran

"Lo beneran lupa sama gue??"

Aideen tak habis pikir,. Apakah muka gantengnya membuat Ziee begitu mudah melupakannya??

Akhirnya,. Ziee membuka mulutnya

"Lo.. yg nagih uang pecahan pot sama jendela ke gue itu kan?"

Aideen tersenyum,. Setidaknya Ziee masih ingat wajahnya meski malah terlihat seperti image rentenir

"Yah.. terserahlah lo mau sebut gimana,. Pokoknya"
Aideen mengulurkan tangannya

"gue Aideen"

Ziee menatap tangan Aideen yg terulur tanpa minat

"Ngapain lo kesini? Kurang uang ganti ruginya?"
Tanya Ziee masih dengan ekspresi datar

Ziee sudah akan mengeluarkan dompetnya dari saku,.

Aideen melirik tangannya yg terulur sia2 sebentar ,. Lalu mencegah tangan Ziee yg perkiraannya akan mengambil dompet

"Ngk,. Gue cuma mau nanya,. Lo ada waktu buat nemenin gue beli pot sama jendela yg baru??" Tanya Aideen ragu2


 Lo ada waktu buat nemenin gue beli pot sama jendela yg baru??" Tanya Aideen ragu2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aidden Michellyo Dirgantara

Z-I-E-ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang