Mozaik 3

20 2 0
                                    


"Anjirr ,. Datar beut kek robot tahun 2050 ,. Emang bener robot kek nya bukan manusia tuh anak" gumam Aideen misuh2

"Belom aja gue jawab,. Orang yg tanya juga dia sendiri ,. Udah pergi aja kayak gaada sopan santunnya anjay" Aideen terus menggerutu

Bukan sebab diamnya Ziee aslinya,. Tapi karena pikiran Aideen yg terus terusan mengingat pembicaraannya dengan Ziee dan Aideen yg tak bisa mengenyahkan pikiran itu

"Gue kira cuma mitos anjir,. Ternyata emang bener njir cewek itu robot anjir njir!"

Aideen tetap saja misuh2 karena terus teringat pertemuan singkatnya dengan Ziee

Tanpa menyadari,. Bahwa sedari tadi,. Keempat temannya melihatnya aneh

Tak adan yg ingin memotong curhatan2 bombay Aideen ,. Enpat teman laknat Aideen hanya terus mengamati gerak gerik Dan mendengarkan ucapan2 unfaedah Aideen hingga berhenti dengan sendirinya

Setelah menggerutu tiada habisnya,. Aideen baru sadar,. Ternyata ia masih bersama 4 temannya di warnet plus warkop mang Ijo. Yg menyediakan fasilitas2 lengkap bagi anak seumuran Aideen dan kawan2

Untuk menetralkan rasa malunya, Aideen membentak satu persatu temannya "Apa kalian liat2!"

Yg malah membuat teman2 nya itu tak bisa menahan tawa lagi

KRIK KRIKK.. KRIK KRIK..

"BWAHAHAA HAHAHAHAHA" tawa serempak dati teman2 Aideen begitu membahana seperti telah ditahan dari zaman Pra aksara

Yg ditertawai hanya mengerucutkan bibirnya kesal ,.

Lagian salahnya sendiri,. Terlalu kepikiran Ziee yg bahkan Ziee tak mengingatnya sama sekali

Setelah tawa teman2 laknat Aideen reda. Satu persatu dari mereka mulai merecoki Aideen dengan pertanyaan2 gadakhlaq seolah belum puas telah menertawai Aideen

"Lo bener2 minta ganti rugi ke Ziee den??"

Pertanyaan tak bermutu pertama jatuh dari Vicko,. San wakil ketua kelas XII Ipa 3

Jangan tanya siapa ketua kelasnya,. Yah yg pasti Aiden

Sedangkan Vallen,. Yg beda kelas,. Tentu saja tak tahu menahu meminta pencerahan

"Ha?? Apa?! Aideen minta ganti rugi?? Emang Ziee habis buntingin lo den??" Duassar Vallen ngawur!

Dua teman Aideen yg lain tak ingin kalah menyerukan pertanyaan laknat

"Wtf?? Ziee gadis stay cool itu?! Cewek yg pasang mode senggol bacok itu kan?? Dia udah ngapain Aiden emangnya?! Wehh.. ganyangka gue . Ck..ck..ck.."

Sahut Amar sambil geleng2 kepala,.

Padahak Amar juga kelas XII Ipa 3,. Yg tentunya sudah tahu tentang pecahan pot dan kaca jendela itu

Aideen tetap diam tak menanggapai ucapan teman2 nya yg mengundang dosa

"Apasih?? Kok gue ga tahu apa2?? Ziee? Aideen? Cewek cantik itu kan?? Anak Ipa satu??"kini Vero yg mulai bertanya. Jiwa Fakboy nya meluap luap

Tak lama...

CTAK!! CTAKK! CTAK! CTAKK!!

Aideen yg sejak tadi berusaha diam sudah mengeluarkan hasratnya dan mengeluarkan 4 jitakan pada satu persatu dahi tempannya

"Gue minta ganti rugi jendela sama pot yg dibelakang kelas." Jelas Aideen singkat

"Emang diapain jendela sama potnya ?" Tanya Vallen yg belum paham

"Dipecahin"

"Widdihh... Galak! Gue suka tuh!" Sahut Vero dengan mata berbinar binar yg teflek membuat ke empat temannya yg lain memasang muka jijik

"Terus mau ganti rugi??" Vicko yg agak waras bertanya lagi

"Hemm.. baru 200.000 sisanya 3 hari lagi katanya"

"Ohh.. mungkin kerja dulu buat ngelunasin" sambung Amar sok tahu

"SOK TAHU LU!!" Jawan Aideen,. Vicko,. Vallen dan Vero kompak

🍁🍁🍁

Seperti biasanya,. Ziee berangkat sekolah dengan hanya bermodalkan kaki. Ia sedang melangkah pelan sambil mengeratkan hoodienya

Lalu setelah menggosok gosokkan kedua tangannya karena udara yg agak dingin. Ziee memasukkan kedua tangannya ke saku Hoodienya yg kebesaran

Meski aura seram mengelilingi sosok Ziee,. Tapi tak bisa dipungkiri,. Ia terlihat begitu imut dengan hoodie yg kebesarannya itu


🍁🍁🍁

Disisi lain,. Aideen yg baru putar balik dari gerbang sekolah lagi2 menggerutu kesal,. Karena harus mengambil dompetnya yg ketinggalan

Sewaktu melewati halte,. Tak disangka sangka,. Ia melihat dari arah berlawanan,. Zie tengah melangkah santai sambil terus menundukkan kepalanya

What?? Cuma jalan kaki?! Ga capek apa!? Gue aja yg bawa motor males banget mau puter balik,. Gue kira bakal ada yg nganter jemput,. Ternyata cuma jalan kaki,.

Antara ingin berbalik lagi dan menawarkan tumpangan pada Ziee karena jarak Halte dan sekolah yg cukup jauh, dan melanjutkan perjalanannya ke rumahnya,. Aideen bingung

Akhirnya Aideen memilih untuk mengabaikan Ziee dan tetap melanjutkan perjalanannya ke rumah

Toh,. Ziee tak akan mau menerima niat baik Aideen ,. Begitu pikirnya

Entah mengapa,. Aideen jadi agak sedikit peduli pada Ziee,. Atau mungkin sekedar penasaran??






Z-I-E-ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang