Part 8: Saturday Night

1.1K 48 1
                                    

Cerita tentang kakanya Edgar selalu terbayang-bayang di otakku. Sungguh, ini membuatku penasaran. Asalnya aku ingin menanyakan ini ke Mama dan Papa. Tapi kuurungkan niatku, karena takut sesuatu yang buruk terjadi

Aku memutuskan tidak memberitau Dami karena seperti yang kalian tau Dami itu mulutnya super duber ember + bakal digoda 7 hari 7 malam nonstop

Angin yang sejuk membelai rambutku dan suasana yang tenang membuatku nyaman disini, begitupula Edgar yang bersandar sambil memejamkan matanya menikmati suasana yang sejuk dan tenang ini

Edgar tiba-tiba berdiri dan berjalan lurus tanpa melirik kanan kiri. Dia molor sambil jalan

Dia terus berjalan lurus ke depan sehingga menabrak tiang yang membuat dia terbangun dari tidurnya

Aku hanya cekikikan sendiri di bangku taman melihat tingkah Edgar yang ga jelas. Dia melihatku tertawa dan kembali duduk di bangku

"Tadi aku kenapa?"

"Mana aku tau. Tadi aku liat kamu tidur"

Edgar bengong karena apa yang dia lakuin. Tadi jalan sambil tidur, sekarang bengong sambil mangap. Ni anak maunya apa sih

Aku yang gemas melihat dia bengong tanpa berkata apa-apa, memasukan dua jariku di lobang hidungnya dan menarik ke atas yang membuat dia meringis kesakitan

Jorok? Bodo.

"Ih Sakit tau! Kamu ga jijik apa? Banyak upil nih"

"Suruh siapa bengong"

"Sorry, lagi ga fokus nih" Jelas Edgar sambil cekikikan sendiri, aku hanya melihatnya dengan tatapan bagai Edgar itu titisan kuntilanak atau apalah sejenisnya

"Ih itu ketawa atau apa. Serem banget" Ujarku yang membuat Edgar tertawa makin kencang

"Hayulah ke cafe yuk. Jalan kaki aja, deket gini"

Kami berjalan ke cafe sambil berbincang ria dan sesekali tertawa puas karena cerita temen temen Edgar yang begitu sarapnya, sampe ga bisa napas gini

Begitu sampai di cafe, kulihat mimik muka Edgar yang mengeras seperti menahan sesuatu

"Kamu kenapa Gar?

"..."

"Gar?"

"Pengen.."

"Apa?"

"Ee"

"Idih yaudah sono. Kenapa gabilang daritadi"

Edgar langsung hilang dan kabur ke toilet. Aku duduk di kursi cafe dan mulai memesan makanan, tak sengaja aku melihat Alan yang duduk di meja paling ujung sedang memainkan laptop dan masih berpakaian baju futsal. Dengar-dengar Alan menjadi pemain tim utama di eskul futsalnya. Aku gak terlalu dekat dengan dia sekarang, abisnya dideketin malah ngejauh. Dikirain ngeliat hantu kali ya, masa hantu cantik gini.

Karena tempat duduk di dalem udah penuh, mau gamau aku duduk di luar cafe yang diiringi angin yang sejuk ini

Pacar ku memang dekat, lima langkah dari rumah, AW

Sialan kenapa mesti ada banci lagi, genit lagi pake ngelus ngelus dagu segala. Mana aku gabawa receh lagi

"Neng geulis, bagi recehnya dong. 500 aja, 50 perak juga gapapa" Ujar si banci cucok itu

"Maaf mas, gapunya receh"Tolakku dengan tenang

"Ih jangan panggil mas, jeng aja. Atau seus juga bisa"

Ni banci udah maksa, rese lagi

"Maaf JENG, saya gapunya receh"

"Neng mah bageur. Bagi recehnya dong, pelisss"

"Sekali lagi maaf, beda alam"

"Neng ko gitu sih. Kita masih sama sama di bumi ko"

"Beda alam maksudnya saya perempuan sedangkan anda setengah setengah" Balasku sambil menatap banci itu sinis

"Jeng mah nyebelin"

Ih ni banci makin rese, aku udah ngelepas sepatu siap siap nampar ni banci, eh malah mundur

"Eh eh iya neng, saya khilaf. Punten" Sahut banci itu yang langsung kabur karena takut dibacok olehku

Kulihat Edgar yang tiba-tiba berada di depanku sudah ketawa ngakak

"Wkwk berani banget ngadepin tu banci"

Aku hanya menatap sinis Edgar dan menempelkan sepatuku yang belum kupasang ke muka Edgar

"Makan tu sepatu"

Bukannya berenti ketawa malah makin ngakak, mau ga mau aku menyumpal kaos kaki ke mulutnya. Refleks Edgar langsung membuang kaos kaki itu dari mulutnya dan berusaha membersihkan lidahnya dengan jarinya

"Jadi cewe ko serem amat sih" Ujar Edgar sambil terus membersihkan lidahnya

"Kamu sih, ketawa mulu ga berenti berenti"

"Abisnya ngakak sih"

"Udah keluar semua ee-nya?"

"Udah ahhh lega..."

Pelayan mendatangi meja kami dan menempatkan makanan dan minuman yang kami pesan tadi

Aku cepat cepat menghabiskan makanan begitupula Edgar

Sesudah selesai makan, Edgar pergi ke kasih dan membayar makanan tadi. Sebenarnya, aku maunya patungan tapi dia maksa dia aja yang bayar. Yaudah sih, Rejeki jangan ditolak

Aku dan Edgar memasuki mobil dan mengantarkan ku pulang. Di mobil, Edgar terus menceritakan kejadian aku dan banci tadi. Ampun ni anak mulutnya minta disumpel pake celana dalam

Sampai dirumah, Edgar pamit kepada kedua orangtuaku dan pergi meninggalkan halaman rumah. Mama dan Papa sudah siap dengan wajan dan centokan nasi siap siap membuat keributan karena untuk pertama kalinya aku jalan dengan cowo saat malming. Tidak lupa Dami yang siap dengan tarian sarapnya menyambutku

Satu keluarga gaada yang waras. Termasuk aku

==

19.02.2015

1 hari 2 part lah ya
Abisnya tadi dapet ide pas lagi di wc hehe

Secret CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang