Part 12: Tragedi itu..

1K 46 2
                                    

Disaat udah buat part ini panjang-panjang terus servernya error
Disitu kadang saya merasa sedih
-curhatan hati seorang author galau
#hesteg_maju_mundur_cantiex

====

Mulai hari ini, statusku tidak lagi 'single' melainkan 'taken' dengan my first love, kata orang sih cinta pertama itu harus berakhir happy ending tapi siapa yang tau apa yang terjadi selanjutnya

"Kangen Ka Toni.. lagi apa ya dia disana.." Ujar Edgar dan meminum air mineral nya

Saat Edgar mengucapkan 'Ka Toni', aku langsung mengingat membayangkan kejadian Jurang yang Edgar ceritakan. Disaat ada gadis yang hampir jatuh, lalu seorang lelaki menolongnya namun tersandung dan jatuh kedalam jurang, dan sesaat kemudian lelaki itu diangkat oleh warga dengan tubuh yang berlinang darah, Darah?! Edgar tidak menceritakan bagian itu. Mengapa aku tiba tiba terbayang seperti itu?

Kepalaku tiba-tiba sakit saat mencoba mengingat kembali kejadian itu, perlahan sakit itu berubah menjadi sakit kepala yang luar biasa sakit bukan kepalang. Aku mencoba memijat kepalaku namun malah terasa makin sakit

Tubuhku terasa lemas, penglihatanku mulai kabur. Aku tidak sengaja menjatuhkan air mineral dan mencoba menekukkan lututku dengan tetap memijat kepalaku. Ahh sakit!!

Aku tidak kuat!!

BRUKK!!

"EMERY!!" Teriakan Edgar yang kudengar sebelum semua menjadi gelap

◆◆◆

"Emer.."

Aku membuka mataku dan melihat Dami yang duduk disebelahku dengan tatapan sedih melihatku

"Ka? Aku dimana?" Tanyaku dengan suara lembut walaupun ternyata sakit kepala itu menyerang

"Di kamar kaka, tadi kamu pingsan di sekolah. Terus Edgar nganterin kamu kesini, tapi dia langsung pulang. Maaf gabisa nemenin katanya" Jelas Dami

"Ohh iya gapapa"

"Kamu besok jangan masuk dulu, oh iya kalo kamu masih ngerasa sakit terus-terusan. Jangan dipaksain ikut lomba"

"Eh aku kuat ko. Gapapa"

"Yaudah kaka keluar dulu ya"

"Iya ka.."

Aku menyenderkan kepalaku ke dinding sesekali memijat pelipisku. Sakit ini masih terasa.. huft...

"Mery... kamu gimana sih bisa sampe pingsan kaya gini, tidur ya. Jangan jalan jalan dulu" Tegur Mama saat melihatku beranjak dari kasur padahal aku cuma mau ke toilet

"Iya ma, ini cuma mau ke toilet ko"

"Tapi udah itu tidur"

"Iyaa"

◆◆◆

Keesokan harinya..

Aku berjalan menuju ruang tengah dan duduk di sofa dengan memegang remote

"Mery, dibilangin jangan kemana-mana. Kamu itu harus istirahat, tidur sana"

"Ih mama ini kan baru megang remote"

"Ah berisik sana tidur"

Mau tidak mau aku menuruti perkataan Mama dan berjala menuju kamar. Badanku lemas lama-lama kalo tidur terus

Aku mendengar suara Dami dibawah, sepertinya dia baru pulang. Dan satu lagi, suara itu sepertinya aku kenal, tapi aku lupa

Mereka berbincang bincang dan kadang-kadang menyebutkan namaku, aku yang penasaran langsung mencoba beranjak dari kasur dan menguping mereka

"Kasian ya Mery, dia kaya shock berat gitu" Ucap seseorang dengan suara yang aku kenal. Aku mencoba melihat orang itu, bukannya dia Alan??

"Iya. Apalagi mengingat dia pernah pengalaman yang menjadi trauma saat ..."

Sakit di kepalaku yang asalnya hilang muncul lagi. Mau tidak mau aku kembali merebahkan diri ke kasur dan menutup mata

◆◆◆

Aku membuka mataku dan melihat jam, sudah jam setengah 6 sore ternyata.. aku tidur cukup lama juga, disaat aku sedang melihat sekitar. Mataku melihat buah-buahan di meja belajar

Aku berjalan menghampiri buah-buahan itu dan melihat kertas disebelah piring itu

Cepet sembuh ya
Biar bisa ngobrol bareng lagi

Alan

Alan? Oh iya dia kan tadi mampir kesini. Aku mengambil pisang dan memakan nya lalu kembali duduk di kasur

Drrtt... suara handphoneku yang berbunyi. Aku langsung menjawab panggilan itu

"EMERR HUAAAA" Ucap seseorang yang siapa lagi kalo bukan sahabat bawel ku ini, Katlin

"Apa Kat? Duh suara bikin ni kepala pusing lagi nih"

"Ihh sorry. Soalnya tadi kamu gamasuk, kan garame. Dikirain gue awalnya kamu mabal. Ternyata sakit hehe"

"Ngapain juga mabal duh"

"Hehe yaudah. Gue cuma mau denger suara lu doang, memastikan Emer masih idup. Dah muah" Kata Katlin dan langsung memutus panggilan. Tuh kan mulai

Aku meletakkan handphone dan Dami memasuki kamar. Dia memegang keningku

"Kamu ko panas Mer, besok jangan sekolah lagi ya"

"Ih ka masa gamasuk la-"

"Udah jangan banyak alesan. Besok jangan masuk, jangan buat kaka khawatir"

"Iya deh"

Lagi lagi aku hanya menghela napas dan memijit pelipisku. Ya, sakit itu masih belum hilang. Padahal kan beberapa hari lagi lomba, aku harus latihan

====

24.2.2015

VOTE+COMMENTS PLEASE

Secret CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang