Part 15: Truth

978 40 1
                                    

Aku beranjak dari kasur dengan mata membengkak, aku berjalan ke kaca maksud melihat keadaan wajahku yang sudah tidak berbentuk ini

Aku melihat wajahku di cermin, somplak ni muka bener bener ga berbentuk. Untung hari ini minggu, mau penampilan separah apapun tenang tenang aja toh yang ketemu di rumah Dami Mama Papa

"Eh semprul muka situ nakutin banget. Mandi heh" ucap Dami saat melihat ku tergeletak mengenaskan di kasur

"Aku putus ka"

"Apanya? Tali malu lo? Udah dari dulu kali"

"Daripada kaka, gatau malu ga punya kemaluan kali ya"

Dami yang mendengar perkataan langsung menendang ku sampai jatuh dari kasur dengan kaki bangke nya lalu memainkan hidungku dengan jari jari kakinya

"Bau, pengen muntah" Kataku

Dami menarikku ke cermin tadi sedangkan aku menatapnya dengan tatapan heran

"Apaan?" Tanyaku

"Mau muntah kan? Liat cermin aja"

"Buat apa?"

"Biar muntahnya gampang"

Aku mengambil novel tebal dan melemparnya ke Dami lalu terkena itu nya Dami

"Hiah good shot"

Aku langsung berlari sementara Dami sudah tepar meringis kesakitan

Aku tertawa terbahak bahak mengingat kejadian tadi

Ting tong.. bunyi bel yang membuat tawaku berhenti. Aku membuka pintu, karena tidak ada siapa siapa di rumah, kecuali Ka Dami. Ortu lagi kerumah nenek sih huaa

Aku melihat dua makhluk yang sukses membuat moodku hancur

"Masih idup?" Tanyaku kepada mereka, tidak lain Katlin dan Edgar

"Emery.. aku bisa jelasin" ucap Katlin memegang tanganku yang langsung kutepis

"Anda siapa? Berani merusak ketenangan saya"

Wajar jika aku berkata frontal dan kasar disaat seperti ini, pagi pagi udah bikin naik darah

"Mer please" Mohon Edgar memohon kepadaku dan tiba-tiba berlutut depanku begitupula Katlin

"Eh eh ngapain? Gue bukan Tuhan lo. Gausah berlutut segala. Jelasin disini sekarang atau ga selamanya"

"O..oke.. jadi gini, orang tuaku sahabatan dengan orang tua Katlin. Mereka-" Jelas Edgar

"Jodohin kalian kan? Hah! Gue tau pasti bakal kayak gitu ceritanya. Terus manggil sayang sayang beibi embe sembeb itu apa?" Kata ku memotong perkataan Edgar

"Sebentar Mer. Tahan dulu, salah aku juga sih. Belum ngasih tau Mama Papa kalo aku sama kamu pacaran. Jadi mereka main jodohin kita gitu aja. Aku sama Katlin gabisa ngebantah mereka. Pas kamu skype-an sama Katlin ada orangtua kita didepan Katlin. Mau ga mau aku bersikap seperti pacar Katlin. Kita berdua juga sebenarnya gamau" Lanjut Edgar masih memakai kata 'aku-kamu' sedangkan aku memakai 'lo-gue' seperti biasa

"Iya please Mer... gue juga gamau persahabaan kita juga ikutan putus. Mer please" Ucap Katlin dengan suara terisak, dia mengeluarkan butiran bening dari matanya. Jujur, aku tidak kuat jika melihat sahabatku menangis

"Huh.. oke gue ngerti. Tapi Gar, gue beneran minta putus. Bahaya kali ortu lo tau kalo lo masih pacaran sama orang lain sedangkan statis yang ortu lo ketahui itu adalah Pacar Katlin atau suami masa depan Katlin. Dan kamu Kat, sebenernya gue juga gamau putus persahabatan. Sorry kemaren kebawa emosi." Jelasku

Secret CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang