Part 22: H-2 Olimpiade

959 35 6
                                    

"Lan!"

"Eh ya iya kenapa?"

"Kalem bro. Minta bantuan boleh ga?" Tanyaku

"Bantuan apa?"

"Ya ini bantuin aku. Nyari siapa secret admirer aku sebenarnya"

Wajah Alan tiba tiba menegang dan menelan ludahnya

"Eh iya. Aku bisa, mu.. mulai dari mana nih carinya"

"Nih" aku menyerahkan kertas kertas dari secret admirerku

"Apaan?"

"Ya liat. Kamu kenal sama tulisan ini ga?"

"Eh.. ha.. ga.. ga kenal, itu tulisan siapa juga aku gatau"

"Kamu niat bantuin ga sih" Ucapku menatap nya heran

"Iya iya. Ga ada bukti lain nih"

"Ada sih. Dia pernah nge sms aku. Tapi akhir akhir ini lebih sering lewat kertas ini"

"Mana coba liat nomernya"

Aku memberikan kontak 'secret admirer' kepada Alan

"Aku gatau itu nomer ini"

"Huft.. yaudah deh, kalo ada bukti baru. Kau bantuin aku ya"

"Oke"

Aku memainkan hp ku dan menghela napas berat. Sesekali aku melihat lihat timeline twitter

@KaKatlin:
PAKE OTAK TUH DIPAKE!! JANGAN KIRA BADAN LO BERISI OTAK LO JUGA BERISI!! HAHAHAHAHA!! INI CARA MATIIN CAPSLOCKNYA GIMANA NIH??

Anjir ini Katlin kenapa lagi ngetweet beginian. Makin sarap aja

"Itu Katlin napa? Ngetweet aneh aneh gitu" Tanya Alan mengintip handphoneku

"Tau. Biarin aja lah, ntar juga balik lagi"

"Ck. Yodah, ga latihan nih? Yu ah cus"

"Cas cus cas cus. Yodah cus"

Aku dan Alan menentang tas dan pergi meninggalkan kelas

Aku melihat Katlin yang sedang menjambak-jambak rambut Edgar, "IH NYEBELINNN!! GAPUNYA OTAK BANGET SIH DIA"

"AHH IYA MER GAUSAH PAKE JAMBAK JUGA BISA KAN"

"GABISAAAA"

Aku menepuk pundak Edgar, "Makin mesra aja kalian"

"MESRA APANYA SOMPLAK SAKIT NIH BANTUIN"

"Ga wek" aku menjulurkan lidahku dan meninggalkan Edgar dan Katlin

◆◆◆

Lapangan Badminton

Aku dan Alan berpisah. Aku pergi ke lapangan Badminton dan ke Lapangan Futsal

Aku tersenyum kepada teman temanku dan menghampiri Mr. Kevin

"Mister. Minjem raket"

"Ga bawa?"

"Iya hehe"

Mr. Kevin menyerahkan raket kepadaku, "kok nya juga. Masa mau main badminton pake angin"

"Ya bawel nih" Mr. Kevin memberikan kok kepadaku

"Hehe makasih mister"

"Yaya sana"

Aku berjalan menuju lapagan kosong dan mengajak temanku untuk bertanding

◆◆◆

"Mister pergi dulu ya. Janga lupa besok kumpul disini dulu. Kita perginya bareng bareng. Duluan dahhh" Ucap Mr. Kevin melambaikan tangan

"Yaa" Jawab kami serempak

Aku sudah menyelesaikan pertandinganku dan berakhir aku memenangkan pertandingan. Tidak lupa besok adalah Hari-2 Olimpiade dan aku bersama temen temen akan pergi ke jakarta lebih dulu. Biaya hotel nya udah ditanggung lagi, mantap

"Kamu hebat Mer. Selamat ya" Ucap Teman yang kujadikan lawan tanding tadi

"Hehe iya makasih, kamu juga ko"

"Sama sama"

Aku menenteng tas ku dan pergi keluar lapangan. Kulihat Alan yang bersender di tembok dekat lapangan

"Udah selesai latihan?"

"Eh udah Mer. Pulang yok"

"Iya. Tapi.."

"Apa?"

"Anterin aku ke makam kakanya Edgar ya"

"Eh buat apa?"

"Mau ziarah aja ke sana sama minta maaf"

"Oke deh ayo"

Aku membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya. Tidak lupa memakai seatbelt

Lalu Alan menancapkan gasnya dan meninggalkan lingkungan sekolah

...

Kami sampai di pemakaman Ka Toni, aku membeli air dan bunga. Lalu berjalan ke arah makam Ka Toni

Sampai di makamnya, aku melihat nama Ka Toni terukir indah di batu nisan nya. Masih ada rasa bersalah di diri ini. Karena membuat Ka Toni menolongku dan itu merenggut nyawanya

"Ka.. ini aku Emery, gadis yang kakak tolong beberapa tahun yang lalu. Aku sungguh berterima kasih kepada kakak karena sudah menolongku, mungkin kalau kakak tidak menolongku. Mungkin seharusnya aku yang berada disini bukan kakak. Kakak tenang disana ya.. Edgar udah bahagia ko sama gadisnya.. oh iya aku juga minta doa dari kakak di alam sana. Doain aku, Edgar, dan Alan untuk Olimpiade nanti ya"

Perlahan aku menitikkan air mataku dan mengusap batu nisan ini. Aku mengucapkan doa-doa untuk Ka Toni

Alan ikut berdoa di sebelahku. Sesudah berdoa, Alan membuka botol air dan menyiramkannya perlahan di makamnya dan aku menaburkan bunga dengan rapi

Aku menghapus ingusku dengan tisu dan beranjak

"Udah yu Lan. Kita pulang, rasanya lega udah minta maaf sama Ka Toni. Dah Ka, baik baik di sana ya" Ucapku tersenyum

Alan menuntunku berjalan. Aku merasakan ada angin dingin di sebelah kananku

"Kaka udah maafin kamu. Kaka juga tau Edgar bahagia. Kamu tidak perlu khawatir, Kaka mendoakan disini untuk kalian. Dan raih cita cita kalian" Bisik seseorang dengan suara yang sangat kecil

Aku melihat ke kanan dan kiri, tidak ada siapa-siapa. Aku tau pasti itu Ka Toni, aku ingin melihatnya walapun hanya sekali saja

Lalu aku merasakan tepukan pelan di pundakku dan melihat kebelakang. Terlihat sosok bayangan putih bersih dan tampan tersenyum kepadaku

Aku tersenyum senang kepadanya dan melambaikan tanganku. Perlahan sosok itu hilang dan membuatku sedih sesaat

"Kamu ngapain senyum senyum sendiri sambil lambai lambai tangan? Lagi nonton konser setan disini?"

◆◆◆

Aku menghempaskan diriku ke kasur. Hari yang melelahkan namun melegakan.

Aku mengambil tasku dan mencari cari handphone ku. Saat aku menemuka handphone. Lagi lagi aku menemukan kertas

To: Emery Berald

Mungkin saatnya aku ngasih tau kamu siapa sebenarnya. Sesudah Olimpiade. Aku tunggu kamu di belakang gedung GBK. Kalo misalkan kamu bingung atau ga percaya siapa secret admirer kamu. Kamu bisa telepon nomer yang aku pakai untuk meng-sms kamu saat awal, sampai bertemu nanti :)

Aku membaca kertas itu dengan seksama. Besok ya? Baiklah mentalku sudah kuat untuk bertemu secret admirer ku. Hm.. mungkin saja seseorang itu adalah seseorang yang tidak aku duga. Mungkin aja kan..

Secret CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang