14.Um okay?

1.2K 130 7
                                    

Kaki Azalea spontan mundur beberapa langkah, sangking terkejutnya. Mahasiswa yang berada disana pun mereka sama terkejutnya, tetapi dikarenakan waktu sudah mepet jadi mereka mencoba mengabaikan untuk sesaat.

"Lea, ayo masuk. Masih muat kok! badan lo kan kecil. Cepet bentar lagi kita ada kelas"

Gadis itu langsung tersadar, dia menggeleng cepat. "Gue lupa ada urusan sama Bang Rey. Titip izin aja ya" Sahutnya langsung beranjak dari sana.

"Ahk—karena lo berdua nih, Azalea jadi pergi kan! Padahal hari ini dia udah siap nyetor skripsinya" Ocehan itu tertuju kepada sepasang sejoli yang berada di pojok sana.

"Gak nyangka, ternyata rumor dari alumni sekolah kalian bener ya? Pantesan aja Azalea pergi lama"

Shania yang tadinya menunduk, langsung menyahut tak terima.
"Kalian kalo gak tau apa-apa gak usah sok tahu ya!" Sahutnya. Rayanza pun langsung merangkul Shania dari samping untuk menenangkan nya.

"Udah Sha, udah. Biarin" Bisiknya.

"Ibaratnya maling. Mana ada mau ngaku"

"Gak tau diri banget, katanya sih sahabat Azaela juga. Sesama cewe harusnya ngerti dong perasaannya gimana"

Tangan Rayanza terangkat mengusap lembut rambut Shania, dia tau bahwa gadis itu sekarang sedang menahan amarahnya. "Terserah kalian mau nyimpulin gimana. Yang penting ini hidup kita juga, mau gue dan Shania ada apa-apa pun itu bukan urusan kalian. Gak buat kalian rugi kan?"

Tepat. Saat Rayanza selesai berbicara pintu lift terbuka, ia pun segera menerobos kerumunan di depannya dengan merangkul Shania.

****

Azalea, gadis itu berlari ke arah Rey yang kebetulan baru saja masuk area kampus bersama teman-teman yang lainnya.

Bruk

Tepat saat dihadapan Rey, Azalea menumpahkan air mata yang sedari tadi dia tahan. bukan nya apa.. hanya saja dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja diketahuinya akhir-akhir ini.

"Hey, kenapa hm?" Rey tentunya khawatir dengan kondisi adiknya yang tiba-tiba menangis di dalam dekapannya seperti ini, jarang-jarang Azalea seperti ini semenjak peristiwa kecelakaan waktu itu.

Azalea tidak menjawab. dia terus menangis tersedu-sedu, segalanya dia rasakan. mulai dari dadanya yang merasa sesak juga sakit secara bersamaan dan kepalanya yang terasa seperti tertimpa batu membuat nya terasa sakit pening.

Rey mengode kepada teman-temannya bahwa dia akan pergi membawa Azalea untuk menenangkan nya. setelah itu Rey berbalik arah menuju keluar area kampus dengan Azalea yang masih betah dalam dekapannya.

Sampainya mereka di parkiran, Rey membawa Azalea untuk masuk kedalam mobil lalu setelah memastikan bahwa Azalea aman baru lah dia menyusul masuk duduk di tempat pengemudi.

Tidak ada pertanyaan apapun yang dikeluarkan oleh Rey saat ini, dia membiarkan Azalea menangis sepuasnya hingga gadis itu merasa tenang dengan sendirinya.

"Nangis aja terus. setelah itu ceritain ke Abang apa yang mengganggu pikiran kamu sampe kayak gini."

"..."

"Kalo ada apa-apa itu bilang. jangan di pendem sendiri, masih ada Abang disini yang bakal selalu nemenin kamu." Itu adalah suara terakhir yang keluar dari Rey. setelah nya ia fokus menyetir dan membawa mereka ke suatu tempat.

Di tepi pantai yang sepi, menjadi tempat mereka kini berada. Rey memang sengaja mencari spot yang sepi agar Azalea bisa tenang tanpa terganggu oleh orang lain.

Rey, laki-laki itu benar-benar tidak bersuara sama sekali. dia membiarkan Azalea menikmati keindahan air laut dengan suara arus ombak yang menemani.

Tidak seperti tadi yang sesegukan, sekarang Azalea lebih tenang dengan wajahnya yang masih memerah dan juga mata sembabnya karena sehabis menangis.

"Sebenarnya apa yang terjadi waktu dulu sebelum kita pergi ke Singapure? kenapa banyak banget yang buat Lea bingung, Bang? termasuk soal Rayan sama Shania?"

------------------------------------------------------------------------------

Hai!!
New Version.

RAYAZA [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang