17.Terima kasih

1K 107 2
                                    

Pintu ruang inap Azalea tiba-tiba terbuka secara kencang.

Azalea maupun Rey yang baru membereskan barang-barang pun reflek menoleh melihat sang pelaku ternyata-disana ada Rayan dan diikuti oleh Shania di belakangnya.

"Hai? apa kabar? akhirnya kalian datang juga," Seru Azalea tersenyum senang.

"Lea.. sorry ya kita baru sempet kesini sekarang," Ujar Shania sendu.

Masih dengan senyuman nya, Azalea menjawab "Gak papa. Bukan salah kalian kok, lagian bang Rey yang baru kasih tau kalian nya tadi kan?"

Ya, Rey baru mengabari teman-temannya tadi saat dia akan menjemput Azalea di rumah sakit karena gadis itu sudah diperbolehkan pulang. Namun tidak disangka Rayan akan langsung kemari, padahal dia sudah bilang untuk bertemu di rumah saja bersama yang lainnya.

Jengah melihat Rayan yang hanya terdiam tanpa melakukan apapun, Rey pun beranjak mengambil tas yang sudah dibereskan.

"Gue sama Shania duluan ke rumah, lo berdua jangan lama-lama!" Lalu Rey menarik Shania keluar ruang inap meninggalkan Azalea bersama Rayanza.

"Sampe kapan mau diem disitu, Ray?"

Tanpa kata apapun Rayan langsung memeluk Azalea. Dia benar-benar takut jika harus kehilangan gadis itu lagi.

"Hey, kenapa nangis? aku disini dan baik-baik aja" Ujar Azalea membalas pelukan Rayan.

"Jangan pergi lagi"

"Aku ga akan kemana-mana,"

"Jangan pernah ada niatan buat tinggalin aku, aku bakal terus ikut kamu kemanapun."

"Iya-iya, yaudah ayo kita juga pulang?" Mereka pun beriringan meninggalkan rumah sakit dengan tangan yang saling bertautan bahkan hingga sampai di mobil pun Rayan hanya melepaskan nya sesaat dan ketika dia sudah ikut duduk bersama tangannya kembali menggenggam Azalea seolah tak membiarkan gadis itu lepas darinya.

Azalea hanya terdiam selama perjalanan, melihat perlakuan Rayan membuatnya menjadi takut. Bagaimana nantinya?

"Ray, ini kita cuma muter-muter doang? aku rasa harusnya kita udah sampe rumah beberapa saat lalu," Ucap Azalea kala menyadari jika sedari tadi arah yang mereka tempuh bukanlah ke rumah Azalea, namun di sebuah jalan yang menelusuri pantai.

Rayan tersenyum. "Sengaja, aku pengen habisin waktu agak lebih lama sama kamu"

"Ish! nanti juga bisa. Sekarang pasti kita lagi di tungguin, kalo Bang Rey nyariin gimana?"

"Gak bakal. Dia tau kamu sama aku aman, sayang" Ujar Rayan menatap sekilas Azalea seraya tersenyum manis.

*****

Shania terlihat canggung karena sedari tadi genggam tangan Rey tidak terlepas. Hingga saat sampai diparkiran baru Rey melepaskan nya dan membukakan pintu mobil agar Shania masuk lebih dulu.

Selama perjalanan hening, tidak ada pembicaraan apapun.

"Maaf" Ungkap Rey tiba-tiba.

Shania menatap sejenak kepada Rey yang sedang fokus menyetir. "Untuk apa?"

"Semuanya."

"Gak papa wajar aja kok, gue tau rasanya gimana. Gue juga minta maaf karena selalu gak ngerti sama keadaan"

"Kita sekarang emang se-asing itu ya? apa kita gak bisa memulai semuanya dari awal lagi? cuma hubungan kita yang gue harapkan sampai saat ini,"

"Yakin? gue rasa gak bisa, lagian lo bukannya udah sama Saskia ya sekarang? kalian keliatan sering barengan"

Rey terkekeh mendengar itu, ternyata selama ini kesalahpahaman yang menjadi permasalahan mereka.

"Gue sama Saskia cuma sekedar sepupu, lagian lo belum tau kalo bulan depan dia mau tunangan sama Jefan?"

"Loh? seriusan?"

"Ohh iya emang baru keluarga terdekat aja yang tau, belum disebarkan berita nya."

"Ih tetep aja, kita sebagai sahabat nya seharusnya tau lebih awal juga dong! dia gak pernah cerita apapun tentang hubungannya sama Jefan malah"

"Gue sama Azalea aja kaget, waktu tau baru-baru ini"

"Jadi gimana?" Sambung Rey.

"Apa?"

"Hubungan kita."

----------------------------------------------------------------------------------

Hai!!
New Version.

Ada kesalahan saat mempublikasikan cerita ini, jadi mohon maaf endingnya aku tunda.

RAYAZA [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang