18.Akhir bersama.

1.3K 118 5
                                    

Entah apa yang terjadi, namun senyuman yang sedari tadi ia tampakkan kini berubah menjadi wajah keheranan serta gelisah menghantui dirinya—Setelah melihat ramainya orang berkumpul di sebrang rumahnya, yang tak lain itu adalah rumah Rey bersama Azalea tentunya.

Farel bergegas mendatangi kediaman itu bahkan hingga tas serta kopernya dia biarkan begitu saja di depan gerbang rumahnya.

"Pak, ini ada apa ya?"

Pria paruh baya yang ditanyai oleh Farel itupun sedikit terkejut. "Loh sudah pulang nak Farel? tidak tau ya, Neng Azalea berpulang tadi pagi sekitar kurang lebih jam tujuh'an. "

"Aduh maaf ya, saya pergi duluan. Masih perlu bantuin yang lain.."

Farel terdiam menatap kosong ke depan, dia masih syok atas apa yang di dengarnya barusan. Ini tidak mungkin kan?

"Farel..."

Mendengar lirihan yang sangat dikenalinya, Farel pun menatap sang empu lalu berjalan mendekat memeluk erat—Mama nya yang tersenyum hangat, namun matanya tidak bisa berbohong akan kesedihan yang dirasakannya.

Farel terisak, dia menggeleng pelan. "Tolong bilang yang Farel denger barusan itu gak bener. Lea baik-baik aja kan, Ma?"

Mama Farel mengusap punggung anak sulungnya itu, kembali ikut terisak dia berusaha menjawab. "Lea ditemuin udah gak bernyawa sama Rey waktu dia mau bangunin buat sarapan. Lea udah tenang disana sekarang, dia enggak ngerasain kesakitan lagi.. jadi ikhlas in ya? Kalo kamu mau lihat, Lea masih ada di dalam."

Suasana di kediaman Rey benar-benar terasa kesedihan mendalam untuk orang-orang yang merasa kehilangan.

Terlihat disana yang paling menonjol adalah kedua laki-laki yang berada dekat di samping Azalea yang sudah terbaring pucat diselimuti oleh kain. Lalu dengan ragu dia pun mencoba mendekat kesana.

"Kejutan yang akan sangat membekas, bukan?" Kekehnya.

Farel yang tadinya menatap wajah pucat gadis dihadapannya, langsung beralih. "Dia bener-bener pergi tanpa pamit sama gue?"

"Salah sendiri, di suruh balik cepet malah betah ngurusin skripsi di negeri orang"

Tidak menjawab apapun lagi. Dia sekarang terfokus pada Rayanza yang terlihat sangat terpukul, penampilan laki-laki itu jauh dari kata baik dengan matanya yang sembab, wajahnya memerah, rambut pun berantakan.

Berbeda dengan Rey yang terlihat kehilangan arah, karena hanya bisa terdiam menatap kosong ke depan. Bahkan seperti jiwanya sudah tidak ada disana.

"Rey?"

"Gue udah capek semaleman nangis sama Lea. Padahal waktu malem kita sempet ketawa bareng, sebelum akhirnya nangis bareng-bareng. Dan gue gak nyangka itu bakal jadi momen terakhir kita."

"Yaudah, jangan gila dulu. Kasian Lea yang pengen lihat lo bahagia walau gak ada dia."

"So banget nyemangatin gue, padahal sendirinya juga kacau! Niat mau kasih surprise malah lo yang di kasih surprise"

****

Angin kencang disertai oleh hujan yang mengguyur kota saat ini, tidak membuat Rayan beranjak dari tempatnya. Laki-laki itu masih berada di area pemakaman, tempat peristirahatan terakhir Azalea.

"Gue harap lo baik-baik aja. Gue nemuin surat ini buat lo waktu ke kamar Lea pagi tadi, dan sorry gue lancang baca sebagian isinya"

Teringat sebuah surat yang diberikan Rey sebelum pergi dari sini tadi, dia pun merogoh sakunya lalu membacanya saat itu juga, membiarkan air hujan ikut membasahi kertas itu bersama dirinya.

halo Ray?
aza gak tau mau nulis apa sebenernya, yang jelas ray jalanin semuanya dulu ya? jangan nyusul cepet-cepet, aza tiba-tiba keinget ucapan ray yang bakal terus ikut aza kemanapun. sayang ray banyak-banyak! sekarang pulang ke rumah ya?
jangan nemenin aza terus, aza gak akan kemana-mana kok.
-see u di lain semesta(?)

Rayan tersenyum nanar. Ini semua seperti sudah direncanakan oleh gadis itu, mengapa dia niat menulis begini dan seolah-olah tau semuanya apa yang akan terjadi.

Akhirnya laki-laki itu beranjak, menatap kembali ke bawah—pada sebuah gundukan tanah lengkap dengan taburan dan juga buket bunga yang masih terlihat segar serta batu nisan yang terpajang disana.

...

Mengendarai mobil dengan kecepatan yang lumayan tinggi ditengah-tengah hujan deras, Rayan tidak peduli yang terpenting sekarang adalah sampai di rumah dan beristirahat.

Entah kenapa ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan nya, saat merasakan jalan yang di lewati nya sangat licin dan rem mobil nya tidak berfungsi secara tiba-tiba.

Pikirannya kacau, tanpa tau arah laki-laki itu membanting stir membuat mobil tersebut menerobos jalur yang berlawanan dan menabrak pohon tumbang akibat derasnya hujan disertai angin kencang.

Badannya terasa remuk mati rasa ditambah kepalanya terbentur keras apalagi pecahan kaca mobil mengenai nya. Di ambang kesadarannya dia melihat sebuah truk yang berjalan cepat mulai mendekat dan terjadilah tabrakan hebat yang membuat mobil serta dirinya semakin hancur tanpa bisa menyelamatkan diri.

"Mungkin ini memang akhirnya, maaf Azalea."

"And i love you more"


–SELESAI–

Hai!!
New Version.

Gak pernah bosen saya ucapkan terimakasih banyak untuk kalian semua. Ini adalah akhir mereka yang bahagia.

Maaf mungkin ini ending-nya kelihatan banget gak jelas, tapi intinya aku gak bisa buat sad ending ceritanya. Karena pada awalnya juga mereka berakhir bahagia.
-

Yang awalnya kisah ini berlatar belakang persahabatan, kini direvisi menyeluruh menjadi mereka yang terjalin dalam sebuah hubungan. Mungkin, itu salah satu faktor yang buat susah dapet feel-nya. Maaf sekali untuk kalian yang merasa tidak puas dengan endingnya.

RAYAZA [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang