Nuansa

525 43 15
                                    

Ku akui

Ku sangat

Sangat menginginkanmu...

Tapi kini kusadar ku diantara kalian.

Aku tak mengerti,

Ini semua harus terjadi...

Lupakan aku...

Kembali padanya.

Aku bukan siapa-siapa untukmu...

D-Masiv - Diantara Kalian

Ini kediamannya kedua kali semenjak dia melakukannya dulu saat aku dekat dengan Kak Willy. Meski status kami masih belum sebagai sepasang kekasih saat itu. Tapi sekarang, dengan munculnya Mas Rival disini, aku mendapatinya merajuk kembali.

Aku masih bertanya-tanya bagaimana bisa Mas Rival yang seorang rakyat sipil biasa bisa berada di lokasi bencana seperti ini. Bahkan aku tak mendapatinya berada dirombongan relawan yang diberangkatkan dari kota yang sama dengan kota asalku mendaftar.

Keberadaannya disini pun seakan bisa dimaklumi dan tak terlihat unsur mengganggu. Seperti dia sudah dikhususkan untuk terlibat dalam tim relawan. Sementara untuk Kak Devis, ketika Mas Rival merebut gagang tanduku pun seakan terlihat biasa saja meski efek setelah itu dia mendiamiku disini.

"Zha?"

Seseorang menyapaku saat aku sedang memberikan obat anti nyeri ke korban luka.

Aku menghadapkan kepalaku, ternyata Mas Rival.

"Ada apa, Mas?" Tanyaku yang kembali fokus mengurus korban.

"Apa yang bisa aku bantu, Zha?" Tawarnya untukku.

"Kalau aku sih masih bisa sendiri, Mas. Coba tawarkan yang lain dulu aja. Sepertinya mereka lebih membutuhkan tenaga bantuan sekarang." Jawabku tanpa memperhatikannya.

"Aku pengennya bantu kamu, Zha."

Aku denguskan nafasku. Sedikit kesal karena keberadaannya cukup mengusik ketenanganku dan mood Kak Devis.

"Mas Rival, aku bisa sendiri. See?!" Balasku yang sedikit meninggikan intonasi suaraku sambil memperlihatkan kedua telapak tanganku yang aku angkat bersamaan sebagai tanda kerjaanku sudah selesai.

Aku lalu pergi meninggalkan dia yang masih berdiri di tempatnya tadi. Sesaat aku mendapati mukanya terlihat murung setelah responku mengudara. Damn it! Sedikit banyak aku menyesali responku yang keterlaluan. Tapi jujur saja aku masih kesal dengannya.

Kini posisiku berada di tenda istirahat relawan. Sejenak ingin meregangkan badan untuk hilangkan pegal dan lelahku. Belum juga mataku terpejam, seseorang mendatangiku.

"Dokter Mirzha, ada korban lagi yang baru sampai tenda medis. Tolong segera diperiksa kondisinya." Ucap seorang relawan yang mendapati keberadaanku disini.

Tanpa menunggu lama, aku segera bangkit lagi bersama sisa-sisa tenagaku untuk melihat korban. Semoga saja tidak ada luka dalam yang nantinya akan sulit untuk ditangani jika di alam terbuka seperti ini.

Jarakku masih beberapa meter dari tenda medis, namun suara tangisan itu terdengar jelas. Suara perempuan yang aku tangkap. Setelah aku memasukki tenda, yup! Memang perempuan, namun masih terlihat muda. Masih gadis. Dari jarak sekian saja aku bisa mengetahuinya.

Dari balik tirai pintu tenda, aku melihat seseorang masih sibuk mengurus gadis belia itu. Meski hanya punggungnya saja, aku tahu kalau pemiliknya adalah Kak Devis. Sudah hapal di luar kepala aku tentang manusia satu ini.

The Untold Story "ASTRA" [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang