CHAPTER 14

3.9K 624 37
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















~ ° ♛ ° ♛ ° ♛ ° ~

Haruto menutup pintu kamarnya dan memasukkan tangannya ke saku celana, lalu mulai berjalan mendekat ke arah jihee.

Jihee mengalihkan pandangannya ke arah lain dan mulai memundurkan langkahnya tapi ia berhenti saat ada tembok di belakangnya.

Jihee terjebak saat haruto mengurungnya di antara tembok dan tubuhnya.

"gue gak suka ada yang masuk ke kamar gue tanpa izin." kata haruto tepat di telinga jihee.

Bulu kuduk jihee seketika meremang saat mendengar perkataan haruto dengan suara beratnya.

"gu──gue min──minta ma──maaf." jawab jihee gugup.

"lo harus dihukum." kata haruto dan mulai mendekatkan wajahnya.

jantung jihee berdetak kencang saat haruto mulai mendekat ke arahnya dan memejamkan matanya.

Cup!

jihee terdiam dan tubuhnya seakan membeku saat haruto mencium bibirnya sedangkan jihee hanya diam dan membulatkan matanya.

haruto melepaskan tautannya dan menatap wajah jihee yang masih terdiam. "itu hukuman karena lo udah berani masuk ke kamar gue."

Setelah mengatakan itu haruto langsung keluar dari kamarnya, meninggalkan jihee yang masih mencerna apa yang baru saja terjadi.

✧ • ° • ✦ ...... ♛ ...... ✦ • ° • ✧

Jihee keluar dari kelas dan pergi untuk mengambil baju olahraganya yang ada di loker

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihee keluar dari kelas dan pergi untuk mengambil baju olahraganya yang ada di loker.

jihee membuka lokernya dan ia terkejut saat mendapati loker miliknya dipenuhi dengan kertas, batu dan sampah lainnya.

Semua murid yang ada di sana mulai menghampiri jihee dan menertawakannya.

"siapa yang lakuin ini?" tanya jihee tapi mereka hanya semakin mengejek jihee.

"gue yang lakuin, terus lo mau apa?" kata rachel yang datang bersama rona dan langsung melemparkan kertas ke arah jihee.

"apa salah gue, sampai lo lakuin semua ini ke gue?" tanya jihee matanya mulai berkaca-kaca tapi dia mencoba untuk tak menangis.

Rachel mendorong tubuh jihee dengan keras sampai kaki jihee menyentuh lantai dan mengeluarkan darah.

BRAKK!

"gak usah sok polos deh lo, gue bilang jauhin haruto."

"iya karna kita gak suka lo deketin haruto, gadis biasa kayak lo gak pantes sama haruto." kata murid-murid di sana dan mulai melempari jihee dengan kertas.

"TAPI GUE GAK DEKETIN DIA!!" kata jihee berteriak dan semua yang ada di sana langsung terdiam mendengar teriakkan jihee.

"harus berapa kali gue bilang, gue gak pernah sekalipun punya niat buat deketin haruto." kata jihee dengan air mata mulai membasahi pipinya.

"iya gue tau kok, gue emang cuma gadis biasa, miskin dan gue sekolah disini cuma ngandelin beasiswa."

"tapi gue cuma mau belajar dan gak niat buat lakuin hal lain, jadi tolong cukup lakuin semua ini ke gue." kata jihee setelah itu ia langsung pergi darisana.

haruto yang baru saja keluar dari ruangan T5 terkejut saat melihat jihee berlari ke arah toilet dan ia langsung saja mengikuti gadis itu dari belakang.

setelah beberapa saat jihee keluar dari toilet dengan mata sembabnya. 

"lo kenapa nangis?" Tanya haruto.

jihee tidak menjawab pertanyaan haruto, ia lebih memilih untuk pergi darisana tapi haruto dengan cepat menahan tangannya.

Greb!

"lepasin."

"ikut gue." kata haruto dan langsung membawa jihee pergi darisana.

~ • ● ♛ ● • ~

Haruto membawa jihee ke ruangan khusus T5 dan mengunci pintu setelahnya.

"lo ngapain sih ajak gue kesini? gue mau ke kelas."

"kasitau gue, kenapa lo nangis?" Kata haruto kembali bertanya.

"gue gapapa." Jawab jihee ia berniat berlari dari sana tapi lututnya terasa perih.

"ini yang lo bilang gapapa." kata haruto, ia menggendong jihee dan mendudukkan gadis itu di sofa yang ada di sana.

"diem jangan bergerak atau lo bakalan nyesel."

Haruto beralih pada nakas di sampingnya dan mengeluarkan kotak P3K darisana.

ia berlutut dan mulai mengoleskan obat merah pada lutut jihee yang terluka.

jihee meringis dan mencengkeram bantal di pangkuannya saat obat merah itu mulai meresap ke dalam luka di lututnya.

"tahan bentar." kata haruto dan menempelkan plaster setelahnya.

"gue tau ada yang bikin lo nangis dan ngelakuin semua ini, siapa orangnya?" tanya haruto sambil menatap wajah jihee lekat.

"ga──gak ada kok, gue tadi gak sengaja nabrak bangku." jawab jihee berbohong.

"gue gak suka kebohongan." kata haruto dan beralih duduk di samping jihee.

"bilang siapa orangnya, kalo nggak gue akan cari orang itu ke manapun."

"kenapa lo peduli sama gue?" tanya jihee.

Haruto terdiam dan tidak tahu harus menjawab apa, karena dia sendiri juga tidak mengerti kenapa dirinya bersikap seperti ini.

"gue cuma gak suka ada orang yang bikin lo nangis."

jihee terdiam dan perutnya seakan penuh dengan ribuan kupu-kupu saat mendengar ucapan haruto, tapi di detik berikutnya jihee menyesal karena sudah merasakan semua itu.

"cuma gue yang boleh bikin lo nangis dan menderita." Lanjut haruto dan kembali menaruh kotak P3K nya di lemari.

⋄⋆⋅⋆⋄✧⋄⋆⋅⋆⋄





















TBC.

Karna banyak yang nunggu aku up sekarang nih, seneng gak?
nggak. ok👌

~~~

Sedang mempersiapkan diri, agar hati ini tidak mengiri pas nonton
t-map besok🙂💪

......

Jangan lupa vomment-nya ya beb♥️

See u~~ 👑

IT'S OKAY THAT'S LOVE ➣ HARUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang