🌛7

206 141 15
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Buku biologi yang tergeletak di meja sama sekali belum ku sentuh. Untuk ulangan kenaikan kelas yang sudah didepan mata otak ini rasanya susah diajak  fokus.

Aku mengambil ponsel dan mulai melihat nomor Benua yang menunjukkan sedang aktif.
Jariku tergerak untuk mengetik sesuatu disana namun tak lama kemudian aku menghapusnya. Nomor Benua sudah ku simpan dari jauh-jauh hari. Aku mendapatkannya di barisan anggota grup angkatan SMA Nusa. Namun, nomor itu layaknya sebuah pajangan yang hanya ku bisa nikmati saja. Menghubungi nomor itu bahkan belum masuk daftar rencana.

Sebuah notifikasi pesan masuk tiba-tiba mengalihkanku.

Citra

Na, Kuehnya anterin yah.

Ke sekolah?

Iya hehehe

Buruan keburu Alden nya plg:'(

Biar pulangnya sekalian bareng jg ke rumah Kia.

Belajar brg buat ujian akhir.

thx😘

Aku menghembuskan nafas pasrah. Aku memang berencana untuk ke rumah Kia hari ini seusai Citra pulang dari rapat OSIS nya. Aku pun segera bergegas untuk bersiap. Kaos putih dengan outer  serta sneakers putih menjadi pilihan ku saat itu.

Tak perlu waktu lama aku pun segera menuju toko Kueh mamah yang hanya perlu waktu 20 menit dari rumah untuk menuju ke sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak perlu waktu lama aku pun segera menuju toko Kueh mamah yang hanya perlu waktu 20 menit dari rumah untuk menuju ke sana. Untungnya taxi kali ini lebih cepat aku dapatkan dari hari-hari biasanya. 






****

"Ini pak uangnya," ucapku menyerahkan beberapa lembar uang itu.

Tidak seperti biasa tampak dari depan toko mamah terlihat sepi pembeli. Biasanya toko kue itu selalu ramai dan membuat mamah kewalahan dikarenakan pesanannya yang membludak. Meskipun, Mamah sudah memiliki dua orang karyawan namun kadang aku ikut membantunya di toko.

Aku turun dari mobil dan memasuki toko itu. Seperti dugaanku. Sepi. Aku melihat Mamah yang sedang berbincang dengan seorang wanita yang tampaknya tak jauh berbeda usianya dengan Mamah. Mungkin dia adalah satu-satunya pembeli disini. Mamah yang melihat ku seketika menghampiri ku.

"Mah," kataku sambil mencium tangan mamah.

Tak lupa aku pun tersenyum pada wanita yang tidak ku ketahui namanya.

"Jadi, ini anak kamu?" tanya wanita.

"Oh iya, Lifana kenalkan ini temen Mamah. Tante jihan," ucap Mamah. Aku pun menyalami dan mencium tangan tante Jihan.

"Lifana tante,"

"Cantik..." ucap tante Jihan.

"Kamu sekolah dimana?" tanya wanita itu lagi.

BENUA dan HUJAN (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang