Dua

3.6K 360 4
                                    

Seperti ekspetasi, yang mereka maksud taruhan adalah taruhan balapan malam ini.

Di jalanan lengang tanpa kendaraan satupun. Minim penerangan, suara musik yang lumayan keras, dan jangan lupakan jika sekarang sudah masuk jam 12 atau lebih larut lagi.

Malam yang semakin larut, tidak membuat mereka yang begitu penasaran dengan siapa lawan dari King of Street di daerah itu, untuk membubarkan diri.

Suara sorak yang begitu ramai mengiringi datangnya 5 motor yang baru saja tiba.

Mereka dengan tampang dingin datar dan cuek melepas helm yang dipakai. Lalu turun dari masing-masing motor mereka.

Suara sorakan semakin terdengar keras, ketika datang 3 motor lain yang berhenti tepat di depan 5 pemuda yang datang lebih awal.

Mereka turun dengan angkuhnya tanpa melepas helm mereka. Dengan isyarat tangan, datang seorang berbadan tinggi datang dari arah belakang. Lalu memberikan sebuah kertas kepada pemuda berhelm yang berada di tengah.

"Malam ini, aku ingin kita membuat perjanjian." Ucapnya setelah memeriksa isi kertas, lalu memberikannya kepada lawannya.

Sang lawan menerima kertas itu. Dan membaca isinya.

"Baik." Sang lawan mengulurkan tangan yang disambut jabat tangan dari orang di depannya.

"Deal."

Suasana semakin riuh ketika dua orang yang saling berlawanan sudah siap di garis start dengan motor masing-masing.

Sebelum memulai balapan, mereka berbincang singkat.

"Bukankah tidak baik, jika kita balapan tanpa saling mengenal?" Ucap salah satunya.

"Kau benar. Kalau begitu, let me introduce to you, who I'am. I'am, Jeno Lee." Ucap pemuda yang ternyata bernama Jeno itu.

Dan disambut kekehan pelan dari lawan bicaranya.

"And I, Nana."

Dan setelah itu, bendera hitam putih telah dijatuhkan oleh sang wanita. Tanda bahwa balapan dimulai.

Jeno memacu dengan kecepatan tinggi motornya meninggalkan Nana yang justru bersmirk ria di belakang sana.

"Kita lihat, siapa pemenang yang sesungguhnya." Ujar Nana dibalik helm nya.

Jeno berpikir jika Nana tidak mampu menandinginya. Dan dengan itu, Jeno bermaksud menurunkan sedikit kecepatan motornya. Melihat, apakah lawannya masih sanggup bertanding atau tidak.

Jeno dibuat panik ketika tidak mendapati kendaraan apapun yang melintas. Juga Nana.

"Kemana dia?" Tanyanya entah pada siapa.

Jeno memutar balik arah laju motornya. Lalu memacu dengan kecepatan rata-rata.

Dan tanpa di duga olehnya, sebuah motor besar merah telah melewatinya begitu saja.

"Sial!"

Jeno segera memutar arah kembali. Dia baru sadar, jika yang baru saja lewat adalah Nana.

Sementara di garis finish, teman-teman Jeno dibuat gelisah karena tidak mendapati Jeno maupun lawannya. Sementara dua teman Nana yang masih berbalut helm, tersenyum kemenangan dibaliknya.

"Hei! Apa muka kalian begitu jeleknya sampai tidak mau melepas helm?" Tanya seorang teman Jeno. Hyunjin.

"Wae? Kau keberatan?" Jawab teman Nana dengan bertanya balik.

"Ck. Aku yakin jika mereka memiliki wajah cacat." Gumam seseorang di belakang Hyunjin.

"Mark benar. Apa benar begitu?" Sahut yang lainnya setelah membenarkan kalimat Mark. Kakak Jeno.

Beautiful Prince [NOMIN] - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang