17 tahun kemudian...
(Maaf alurnya dicepetin ehe)
Kediaman keluarga Lee nampak ramai pagi ini.
Bukan tentang si sulung yang mencari jaket kesayangannya, atau si bungsu yang mencari kaos kaki sebelahnya.
Entahlah, pagi ini nampak berbeda.
Dan semuanya di mulai karena Jeno.
Ah, ini sudah 17 tahun terlewat. Banyak sekali kejadian-kejadian tak terduga selama itu.
Seperti Juyeon yang sekarang sudah masuk kuliah, atau si bungsu Logan yang baru masuk sekolah menengah.
Jeno dan Jaemin.
Jangan lupakan jika di masa lalu mereka akhirnya menikah.
Mungkin Jaemin maupun Jeno tidak akan menyangka jika akhirnya mereka menikah dan mendapat satu anak lagi.
Tapi mau dikata apa? Semua takdir yang menentukan.
Mereka memilih berbaikan dengan masa lalu. Meyakinkan diri masing-masing jika di masa depan semua akan baik-baik saja.
Terlebih Juyeon yang selalu merengek agar Jeno menjadi ayahnya saja.
Heol! Bahkan kenyataannya Jeno memang ayahnya.
Maksud nya, agar Jaemin menikah saja dengan Jeno.
Jaemin awalnya ragu, tapi demi Juyeon dan memang perasaannya saja masih belum berpaling dari lelaki bereyesmile itu.
Jaemin akhirnya menikah dengan Jeno. Lalu lahir Logan beberapa tahun kemudian.
.
"Yak! Lee Jeno! Bisakah kau membantu ku sekali saja!?" Teriak Jaemin dari arah dapur.
Jeno yang mendengar teriakan itu hanya meringis. Kemudian membisikkan sesuatu pada Logan yang sedari tadi di ganggunya.
Ya, Jaemin berteriak sejak pagi karena Jeno yang terus mengganggu si bungsu.
Logan tersenyum jahil. Lalu pergi ke kamarnya dan membiarkan sang ayah bersama oemma nya di dapur sana.
Jaemin masih sibuk dengan masakannya. Hingga sepasang lengan kekar melingkar apik di pinggangnya. Membuatnya terkejut dan hampir menjatuhkan spatulanya.
"Sialan! Jangan menggangguku! Anak-anak harus cepat sarapan!"
Jeno tak menggubris omelan Jaemin. Justru semakin mengeratkan pelukannya di pinggang sang istri.
Jaemin sudah jengah melihat tingkah suaminya. Hingga kemudian suara teriakan si sulung terdengar di penjuru rumah.
"OEMMA!! EODI-YA!?"
Hah, rasanya Jaemin ingin membuang anak itu.
"Di dapur, Juy! Jangan terbiasa berteriak!" Balas Jaemin dengan nada kesalnya.
Oh, ingatkan Jaemin jika dia sudah kesal sejak pagi.
Suara derap langkah kaki begitu menggema di rumah besar Lee. Juyeon nampaknya berlari ke arah dapur, lalu menubruk tubuh ayahnya dari belakang yang masih memeluk oemma nya.
"Astaga! Biarkan oemma selesaikan masakannya! Apa kalian tidak akan pergi bekerja dan kuliah?!"
Baik Jeno maupun Juyeon nampak abai dengan perkataan Jaemin. Mereka semakin mengeratkan pelukan mereka.
Hingga suara Logan terdengar dari pintu dapur.
"Oemma! Logan akan pergi dengan Haomin sepulang sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Prince [NOMIN] - End
Fanfiction[COMPLETED] *Sedikit deskripsi tidak sesuai dengan alur cerita. Maafkan jika ada kesalahan pada alur* Jeno dan dunianya, menjadi ancaman kehidupan seorang Park Nana. Murid nerd berkacamata tebal dengan buku sebagai sahabat. Pertemuannya dengan Jeno...