Sembilanbelas

1.9K 207 19
                                    

Tulisan miring = flashback

.
.

"Jaemin-ah."

Jaemin tak menggubris panggilan Jeno. Namun hanya matanya yang seakan menanggapi suara itu.

"Ku pikir, aku tak seharusnya menanyakan ini padamu. Tapi, aku terlanjur mengetahui sesuatu siang ini."

Ucapan Jeno membuat atensi Jaemin mengarah penuh padanya. Dengan tatapan menelisik, Jaemin mencoba menerka apa yang di maksud lelaki di depannya.

"Apa yang ingin kau tanyakan? Tanyakan saja." Jawab Jaemin.

Jeno menghela nafas sebentar, lalu meminum wine di meja yang Jaemin tuangkan untuknya.

"Na Siwon, dia ayah mu?" Tanya Jeno.

Pertanyaan itu membuat Jaemin terdiam. Lalu menatap Jeno penuh selidik.

"Seberapa banyak mereka menjual informasi tentang ku dan keluarga ku padamu? Berapa mahal harga yang kau berikan untuk mendapatkan informasi ini? Dan, apa kau percaya begitu saja, jika nama ku adalah Na Jaemin? Nama ku adalah Park Nana." Jawab Jaemin, tentu dengan penekanan di beberapa kata-kata nya.

Jeno terkesiap. Merasa jawaban Jaemin bukanlah seperti ekspetasi nya.

"Lalu, siapa ayah kandung mu?" Tanya Jeno lagi.

"Park Seojun."

Alis Jeno bertaut. Menyadari ada kebohongan di balik jawaban singkat pemuda di depannya itu.

"Park Seojun siapa?"

"Mantan kepala manager di perusahaan Lee Corp."

"Kau bercanda?! Paman Park hanya memiliki satu anak perempuan!"

Bagaimana pun, Jeno kenal siapa Park Seojun itu. Walaupun, tidak sepenuhnya tahu latar belakang dari mantan kepala manager di perusahaan daddy nya.

Yang Ia tahu, Seojun hanya memiliki satu anak, dan itu perempuan. Bahkan sudah menikah satu tahun lalu.

Park Seojun, tidak asing untuk masyarakat Seoul nama itu. Pamornya di dunia industri sudah melejit sejak empat puluh tahun yang lalu.

Jaemin tersenyum miring. Ia juga mengenal Park Seojun, karena orang itu adalah orang kepercayaan ayahnya. Bisa di bilang, jika dia adalah mata-mata perusahaan ayah nya.

"Kau terkejut? Daddy kesayangan mu, Lee Donghae, pamor bisnisnya hanyalah sebatas permainan kecil dan mudah. Terlalu mudah untuk di hancurkan karena terlalu kecil. Tidak sebanding dengan milik papa ku."

"Kau jelas berbohong kan jika kau anak dari paman Park? Dan apa maksud mu dengan kalimat hinaan mu terhadap perusahaan keluarga ku?" Jeno tentu tersulut emosi karena kalimat Jaemin. Dan tujuan awalnya menemui Jaemin lenyap begitu saja. Digantikan perdebatan di antara mereka.

"Ck. Kau hanya belum tahu siapa aku, Lee."

"Oh ya? Bagaimana jika ku katakan bahwa kau adalah Na Jaemin, benar-benar Na Jaemin. Putra tunggal Na Siwon dan Na-"

"Cukup! Hentikan kalimat mu!" Jaemin tiba-tiba menggebrak meja dan memotong perkataan Jeno.

Jaemin tahu kelanjutan dari kalimat Jeno. Ia tidak ingin membahas lebih jauh lagi tentang keluarganya, terlebih ibunya yang sudah meninggal. Ia terlalu sensitif jika sudah menyangkut hal ini.

Beautiful Prince [NOMIN] - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang