Tujuh

2.4K 255 1
                                    

Nana dan yang lainnya telah kembali ke Seoul.

Dan pagi ini, Nana sudah bersiap untuk pergi sekolah. Ia tidak akan menggunakan koleksi mobil dan motornya saat berangkat. Tapi ia justru naik bus untuk berangkat. Untuk apa? Untuk menutupi imagenya di mata para murid yang selama ini tidak tahu siapa Park Nana sebenarnya.

Park Nana. Laki-laki manis itu sudah rapi dengan seragam, tas, sepatu, dan jangan lupakan kacamatanya.

"Nana si nerd siap berangkat." Ucapnya pada cermin.

Nana kemudian turun ke lantai bawah. Untuk sarapan bersama ayahnya.

"Pagi ayah."

Cup

"Pagi sayang. Sudah siap semua?" Tanya Siwon setelah menjawab sapaan dan ciuman di pipinya dari sang anak.

"Sudah." Nana mulai sibuk dengan roti dan selainya saat ayahnya bertanya.

"Sampai kapan kamu akan menutupi image mu?"

"Entah, Nana masih nyaman seperti ini. Toh, tidak ada yang membully ku kan?" Jawab Nana lalu menggigit rotinya.

"Baiklah. Hanya saja, ayah ingatkan. Umur ayah sudah tidak muda lagi, Na. Kamu harus belajar memimpin perusahaan. Semua itu akan menjadi milik mu. Ayah hanya punya kamu, Na."

"Nana ngerti, ayah. Beri Nana waktu satu bulan hingga Nana benar-benar siap. Nana masih ingin menikmati dunia Nana. Lagi pula, bukankah satu bulan lagi ulang tahun Nana? Jadi, saat pesta ulang tahun Nana, Nana akan ambil keputusan untuk memegang perusahaan. Dan membuka topeng Nana."

Siwon menghela nafas lega. Akhirnya anaknya bisa berpikir secara mandiri tentang ini.

"Permintaan mu diterima. Ayah harap, kamu sukses selalu, sayang." Ucap Siwon lalu beranjak berdiri menghampiri Nana dan mengecup puncak kepalanya.

"Ayah berangkat dulu. Ada meeting 20 menit lagi. Kamu hati-hati kalau berangkat." Pesan Siwon pada Nana.

"Iya, ayah. Hati-hati." Ucap Nana lalu meminum susu vanila nya hingga tandas.

Dan detik berikutnya, Nana sudah menempelkan ponselnya di telinga.

"Njun! Jadi jemput Nana?" Tanya nya pada seseorang di seberang sana, Njuni.

"..."

"Baik. Nana tunggu di mansion."

Pip

Nana meletakkan ponselnya di meja, lalu melepas kacamata yang sejak tadi bertengger manis di hidungnya. Lalu melonggarkan sedikit dasi nya. Melepas dua kancing seragam atasnya. Dan tak lupa merapikan rambutnya ke belakang.

Penampilan Nana itu mengundang decakan kagum dari Bibi Han yang tak sengaja lewat.

"Tuan muda? Ada apa dengan hari ini? Ingin berpenampilan baru, hem?" Tanya bibi Han ramah.

Nana tersenyum manis sebagai tanggapan.

"Tidak, bi. Hanya, hari ini aku akan sedikit terlambat datang ke sekolah." Jawab Nana.

"Bagaimana jika tuan besar tahu?"

"Tidak apa, bi. Sudah biasa. Sebenarnya ini di luar rencana ku. Jadi, aku akan langsung ke sekolah setelah selesai urusan ku."

Tin tin

Bertepatan dengan itu, suara klakson mobil telah memanggil Nana dari luar sana.

"Bi, aku berangkat dulu ya." Pamitnya pada bibi Han, seraya mengambil tasnya.

"Iya tuan muda. Hati-hati."

Di halaman mansionnya, mobil sport putih mewah telah terparkir apik disana. Dengan menampilkan wajah berseri milik Njuni yang entah kenapa begitu bersinar hari ini.

Beautiful Prince [NOMIN] - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang