Jeno tidak ingat, sejak kapan Ia meyakini jika Nana adalah Jaemin. Yang jelas, seperti ada satu tarikan tersendiri dari diri Jaemin yang membuatnya yakin. Dan itu Ia rasakan sejak pertemuan pertama mereka.
13 tahun yang lalu.
Jeno begitu ingat betapa gemasnya dirinya pada sosok anak kecil seumurannya bernama Jaemin itu. Sangat-sangat lucu. Pikirnya.
Bahkan sampai sekarang, Ia masih mengingat momentum mereka berdua. Satu bulan. Ah tidak, bahkan tidak ada satu bulan, Ia harus berpisah dengan Jaemin.
Tapi hingga saat 13 tahun lamanya, Jeno tidak pernah lupa akan janjinya dulu pada si manis Na.
Terdengar seperti janji yang mungkin tidak akan terealisasi. Janji bocah lima tahun. Bisakah dipercaya?
Tentu bisa jika itu Jeno yang berjanji. Karena selama ini, dirinya begitu giat mencari pemuda Na yang telah merebut hatinya.
"Jaeminie, jika sudah besar nanti, Nono mau menikah dengan Jaemin."
"Benarkah?"
"Huum. Nono janji. Tunggu kita besar."
Terdengar konyol. Tapi itu nyata. Benar-benar terucap dari bibir manis Jeno.
Ingatan itu terus berputar dikepalanya. Hingga saat ini.
Kemudian, sebuah penolakan memukul telak pada dirinya. Membuatnya hancur dalam diam. Merutuki dirinya yang terlahir dari keluarga Lee.
Donghae.
Satu penyebab dimana hatinya hancur seketika. Melayangkan angan Jeno akan Jaemin yang akan Ia nikahi kelak.
Sakit. Begitu batin Jeno rasakan.
Ia sudah cukup bersabar selama ini menuruti keinginan daddy nya itu. Tapi ketika satu keinginannya terucap, justru sebuah tamparan keras Ia dapat di pipi kirinya.
Plak
"Ingat baik-baik LEE JENO. KELUARGA LEE TIDAK PERNAH MENGIJINKAN ADANYA HUBUNGAN SESAMA JENIS. DARI GENERASI SEBELUMNYA, BAHKAN SAMPAI SAAT INI TIDAK ADA YANG MELANGGAR PERATURAN ITU. TAPI KAU! KAU JUSTRU MELANGGARNYA!"
Jeno hanya bisa diam saat itu. Menangis tidak, atau bahkan membalas perkataan sang daddy.
"Ku ingatkan sekali lagi tentang peraturan itu. Jika kau melanggar paksa, jangan harap kau mendapat harta waris keluarga."
"Jeno juga tidak butuh harta waris. Kalau Jeno mau, Jeno bisa cari harta Jeno sendiri."
"Kau!"
Plak
Lagi, tamparan kali ini lebih keras dari sebelumnya. Membuat bibir nya sobek di ujung dan keluar cairan merah dari sana.
"Dia laki-laki, Jeno!"
"Memangnya kenapa jika dia laki-laki?"
""Aku tidak akan merestui!"
"Jeno gak butuh restu!"
"Dia masih saudara mu Jeno!"
Damn!
Kalimat terakhir Donghae menghujam jantung nya telak. Bagai disambar petir di siang bolong, hati Jeno seperti mati rasa saat itu.
Jeno sebenarnya tahu tentang peraturan keluarga itu.
Tapi baginya, semua hanya bulu domba untuk menutupi serigala.
Tahu maksudnya?
Hanya untuk menutupi kejahatan. Jeno benar-benar paham, tapi Ia mencoba diam dan akan meledak pada waktunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Prince [NOMIN] - End
Fanfiction[COMPLETED] *Sedikit deskripsi tidak sesuai dengan alur cerita. Maafkan jika ada kesalahan pada alur* Jeno dan dunianya, menjadi ancaman kehidupan seorang Park Nana. Murid nerd berkacamata tebal dengan buku sebagai sahabat. Pertemuannya dengan Jeno...