Tigapuluhsatu

1.4K 154 1
                                    

Tidak ada yang menduga hal apa yang akan terjadi di masa depan. Apa yang akan berubah di masa depan.

Tidak. Bukan kehendak manusia sendiri. Tapi selalu ada campur tangan Tuhan yang selalu menyempurnakan rencana terbaik manusia. Apakah akan menjadi kenyataan, atau tidak. Akankah rencana itu terealisasi atau justru ada rencana lain yang telah disiapkan.

Sama seperti Jaemin. Ia juga tidak akan menyangka jika hidupnya akan berjalan rumit setelah kebahagiaan menyelimutinya selama bertahun-tahun.

Hamil, melahirkan, dan koma.

Tidak mudah memang menjadi Jaemin seperti itu. Dimana Ia harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Ia tengah hamil. Anak Jeno pula. Lalu juga tentang penyakit yang hampir dua tahun Ia tutup rapat-rapat dari keluarganya.

Semua sudah terbongkar. Jaemin akhirnya kalah pada pendiriannya.

Gagal ginjal kronis yang di deritanya sejak dua tahun lalu ditambah lever nya yang semakin parah. Tidak ada yang tahu. Bahkan Renjun dan Haechan juga.

Mereka baru tahu ketika Jaemin selesai menjalani operasi cesar untuk mengeluarkan bayinya karena tidak memungkinkan untuk digenapkan sembilan bulan. Terlalu beresiko.

Juyeon lahir, namun Jaemin harus tidur lama dengan waktu yang tidak di tentukan.

Satu tahun.

Selama itu Jaemin belum ingin membuka matanya. Bahkan Ia belum melihat bagaimana wajah anaknya saat diangkat dari perutnya. Dan Ia juga melewatkan perkembangan Juyeon.

Beberapa bulan lalu, Jaemin bahkan sudah melaksanakan operasi cangkok hati untuk mengganti hatinya yang rusak dan donor ginjal. Semua berhasil, tapi Jaemin seolah enggan melihat dunia dan anaknya yang faktanya adalah hasil dari perbuatan bejat Jeno.

Jaemin awalnya tidak menerima kehadiran sosok kecil di rahimnya. Namun seiring waktu, perlahan Ia mulai menerima. Bagaimana pun, Juyeon adalah anaknya. Dan Ia lah yang mengandungnya.

*****

Kini ruang rawat Jaemin dijaga Jeno dengan Renjun. Sedangkan Haechan ikut para ayah pulang bersama Juyeon yang kelelahan.

Sedari tadi, mereka masih canggung untuk membuka suara. Terlebih Jeno.

Hanya diam dan menatap ke depan dengan pandangan kosong.

Renjun sebenarnya ingin membuka suara. Namun urung saat melihat wajah muram Jeno.

Hingga beberapa menit kemudian, Renjun memilih membuka suara.

"Jaemin melewati masa sulit hamilnya sendirian, Jeno. Dia cukup menderita saat masa ngidamnya."

Jeno masih diam.

"Awalnya, aku ingin menyeretmu kesini untuk membantunya. Tapi dia menolak."

"Hah... Berdamailah dengan ayah mu, Jeno. Lalu sadari kesalahan mu, dan minta maaflah."

"Aku tidak ingin bertemu dengannya."

"Siapa maksud mu?"

"Donghae."

"Yak! Dia ayah mu bodoh! Panggil dia dengan benar!"

"Haruskah? Setelah dia juga memperlakukan ku seperti bukan anaknya? Bahkan aku tidak pernah mendapat sedikit pun perhatian darinya! Aku mengira jika aku bukan anaknya. Cih, bahkan dia hampir menembak ku. Dan imbasnya, malah Jaemin yang menjadi korbannya."

"Kau tahu? Aku bahkan pernah hampir menghabisi diriku sendiri. Aku sangat-sangat membencinya karena sebagai anak, aku dan Mark hyung juga ingin kasih sayangnya. Tapi apa? Dimana dia saat anak-anaknya dalam masa pertumbuhan, dalam masa menjadi remaja, menjadi dewasa? Dan bodohnya dia menghilang setelah acara itu! Apa dia masih pantas disebut ayah?"

Beautiful Prince [NOMIN] - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang