Jisung sedang berada di rumahnya, ketika Jeno datang.
"Jeno hyung?" Jisung terkejut. Pasalnya, Jeno itu tidak pernah datang ke rumahnya.
Dan bisa dibilang, sejak enam tahun pertemanan mereka, ini yang pertama kali si bungsu Lee itu mau berkunjung ke rumahnya.
"Apa aku mengganggu?" Tanya Jeno ketika melihat raut terkejut dari yang lebih muda.
"Oh tidak. Aku justru senang kau mau datang kesini. Masuklah."
Jeno kemudian melangkah masuk mengikuti Jisung di depannya. Ia akui, rumah Jisung dan mansion keluarga sangat berbeda jauh. Namun satu hal menjadi alasan untuk Jeno betah berada di rumah itu.
Suasana. Rumah Jisung terkesan minimalis dan sederhana, namun saat masuk, suasana begitu menenangkan. Mungkin karena ornamen sederhana namun terkesan elegan yang terpasang?
Entahlah. Tapi Jeno nyaman saat masuk ke dalam.
Jeno tahu persis perbandingannya. Bedanya lagi, mansion keluarganya cenderung sepi. Daddynya selalu berada di luar negeri, dan akan pulang tiga bulan sekali. Berbeda dengan Jisung yang kedua orang tuanya selalu ada di rumah.
Jeno jadi iri(?)
"Hyung, mau minum apa?" Tanya Jisung setelah Jeno duduk di sofa.
Jeno menoleh, sedikit terkejut memang.
"Eh, apa saja Ji."
Jisung mengangguk. Lalu segera pergi ke dapur untuk mengambil minuman.
"Jeno?"
Suara seseorang menghentikan kegiatan Jeno bermain ponsel. Di carinya asal suara itu, dan menemukan Guanlin di ujung tangga.
"Sedang apa disini?" Tanya Guanlin sambil berjalan menuju sahabatnya itu.
"Hanya, berkunjung?" Jawab Jeno ragu.
Guanlin menatap Jeno datar.
"Sejak kapan kau mau datang kesini?"
"Sejak, tadi."
"Pas-"
"Hyung? Kau sudah bangun?" Tanya Jisung yang datang dari arah dapur.
"Hem. Papa mama sudah pergi?"
"Sudah. Mereka pergi pagi tadi. Mama meninggalkan sarapan untuk kita di meja makan." Jisung meletakkan gelas sirup di depan Jeno. Lalu kembali ke dapur untuk mengembalikan nampan.
Guanlin sudah duduk tenang di sofa seberang Jeno.
"Jen, apa ada sesuatu yang membuat mu datang kesini?" Tanya Guanlin.
"Iya. Ini terkait seseorang."
"Siapa?"
"Siwon?"
"Paman Siwon maksud hyung?" Tanya Jisung.
Jisung baru saja kembali jika ingin tahu.
"Iya. Apa kalian memiliki informasi tentang orang itu?"
"Soal itu, papa yang tahu."
"Akan ku bantu cari tahu, Jen."
"Iya, hyung. Ji akan bantu juga."
"Ya, terima kasih."
*****
Renjun duduk di samping bangsal Haechan. Pemuda tan itu masih dalam mimpinya hingga dua hari ini.
Orang tua nya akan datang bergantian dengan Renjun atau Jaemin untuk menjaganya. Hanya saja untuk hari ini, Renjun bahkan tidak tahu kemana perginya sahabat biru nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Prince [NOMIN] - End
Fanfic[COMPLETED] *Sedikit deskripsi tidak sesuai dengan alur cerita. Maafkan jika ada kesalahan pada alur* Jeno dan dunianya, menjadi ancaman kehidupan seorang Park Nana. Murid nerd berkacamata tebal dengan buku sebagai sahabat. Pertemuannya dengan Jeno...