Chapter 11-Feelings (2)

94 8 2
                                    

*Mohon koreksinya ya kalo ada typo/alur yang gak oke.

Happy Reading..

••••×••••

KARL

Alena Sanders,entah kenapa gadis itu membuatku cukup penasaran. Dari file yang kuterima dari Clay, tidak banyak detail yang tertulis di data pribadi serta latar belakang Alena.  Gadis itu saat ini tinggal dengan bibinya yang bernama Lori Wilkins dan juga putranya Stefan A. Wilkins. Jemariku mengetuk-ngetuk pelan meja seraya melirik Alena yang tampak sedang serius melihat ponselnya.

Tak lama kulihat Alena mendapat panggilan. Raut wajahnya berubah, kulihat air mata turun membasahi pipinya.
"You okay, Alena?" Tanyaku. Ini kali pertama aku melihatnya menangis.

Ia pun mematikan panggilan itu seraya menghapus air matanya.
"Maafkan aku tuan, boleh saya ijin pulang cepat hari ini?saya mendapat telpon kalau bibi saya masuk rumah sakit" Ucapnya dengan suara sedikit bergetar dan kedua matanya yang berkaca.

Aku pun menggerakan kursi roda mendekatinya.
"Tentu saja boleh,aku akan meminta Harlow--" Ucapku tertahan saat kulihat Alena menggelang pelan.

"Tidak perlu tuan,terima kasih,tapi saya akan naik taksi saja" Ucapnya.

"Ok kalau begitu berhati-hatilah,kabari aku kalau kau sudah sampai" Ucapku kemudian saat kulihat Alena mengambil tas sembari melayangkan senyuman itu padaku. Senyuman yang seolah mengatakan 'aku baik-baik saja' . Membuat ku mematung sesaat menatapnya.

"Sekali lagi terima kasih tuan, saya akan mengabari anda segera" Ucap Alena lagi.

Bersamaan dengan itu Clay masuk keruanganku, ia menatapku penuh curiga. Kurasa dia berpapasan dengan Alena tadi.
"Jangan menatapku seperti itu Clay, aku tidak melakukan apapun padanya." Selaku.

"Really?" Clay menaikan sebelas alisnya dengan masih menatapku curiga.

"Salah satu keluarganya masuk rumah sakit, jadi dia pulang lebih cepat hari ini...anyway, ada hal apa yang membuatmu datang kesini Clay?" Ucapku kemudian.

"I like her" Ucap Clay, sontak membuatku menatapnya tajam.

"Bukankah kau memang menyukai semua wanita Clay?"

Clay tersenyum mendengar perkataanku.
"Of course, but....setelah melihatnya langsung,she's one of my favorite now."

"Hell No! Menjauh dari asisten pribadiku Clay!" Ucapku penuh penekanan.

"Well, I'm not sure I can do that Karl. But---"

"Sepertinya keuangan perusahaanmu masih belum stabil Clay..ku dengar beberapa investor menarik diri dari kerja samanya denganmu" Sela ku dengan santai.

Clay hanya tertawa kecil.
"Alright alright, just kidding okay! Kau terlalu serius menanggapi candaanku Karl"

"So mengenai pesta itu, apa kau akan datang sendiri?" Lanjutnya.

"Of course not. Aku akan mengajak Alena" Ucapku. Clay tampak tersenyum kecil mendengar ucapanku barusan.

"Owh . .ok then, sounds good. Apa kau tau siapa pria yang sekarang bersamanya? Well aku yakin kau mengenalnya Karl"

Aku langsung menatap Clay serius. Memang benar sampai saat ini aku tidak pernah tahu siapa pria yang menjadi kekasih baru Giselle. . . Aku akui sampai saat ini juga Giselle masih menjadi wanita yang aku cintai. Dan sulit bagiku untuk menghilangkan kenangan terbaik dengannya. Saat undangan pertunangan itu kuterima aku hanya melihat inisial serta tanggal acara itu akan diadakan. Tanpa membaca secara lengkap isinya.

The day I met You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang