🌻Part 51: Pirasat

51 2 0
                                    

HAPPY READING❤

Indonesia.

Hari ini, Tipari—Mami Riri tidak seperti biasanya. Kini, Tipari terlihat tidak fokus saat memasak, membantu pembantunya tersebut.

Ini kepala kenapa pusing sekali! Batinnya.

"Ibu, tidak apa-apa?" tanya pembantu tersebut.

Tipari tersenyum, "Tidak apa-apa, Bi. Saya hanya sedikit pusing. Ayo, kita lanjut memasaknya," ujar Tipari.

Mereka kembali memasak.

Setelah selesai, saat akan membawa mangkuk berisikan sayur jagung, tiba-tiba keseimbangan Tipari tak terkontrol. Akhirnya tubuh Tipari jatuh ke lantai, ia pingsan.

Prang.

"Ibu!"

Bi Sumi langsung berteriak dan menghampiri Tipari yang tergeletak tak sadarkan diri.

"Tolong! Den, tolong!"

El yang baru saja keluar dari kamarnya segera berlari tergesa-gesa, saat teriakan pembantunya memenuhi rumah tersebut.

"Mami!"

El langsung bersimpuh di hadapan Tipari. "Bi, Mami kenapa?" tanyanya.

"Bibi nggak tau, Den. Ibu tiba-tiba pingsan," jawab Bi Sumi jujur.

"Yaudah, Bi. Aku bawa Mami ke rumah sakit, Bibi beresin ini, dan jaga rumah, 'ya, Bi?" ujar El sembari membawa Tipari ke dalam gendongannya.

"Baik, Den. Hati-hati."

El segera berlalu, tak lupa ia menghubungi Papinya yang berada di kantor. El terus menghubungi Steven sembari menyalakan mobil.

"Papi, hallo?"

Akhirnya, Steven menjawab telfon El.

"Hei jagoan. Ada apa telfon Papi? Tidak mengucap salam, 'pun!"

El segera menancap gas menuju rumah sakit.

"Maafin El, Pi! Mami, Pi." El menggantung ucapannya.

Sedangkan Steven, ia kini tengah heran dengan ucapan putranya.

"Mamimu, kenapa? Ada di rumah, bukan?"

"Mami pingsan, Pi. El nggak tau Mami kenapa! Sekarang El dalam perjalanan menuju rumah sakit," ujarnya.

Steven membulatkan kedua matanya. Lalu, ia segera bergegas menuju rumah sakit.

"Astagfirullah, Tipari! Ya suda, Papi sekarang berangkat menuju rumah sakit, kamu hati-hati El, jangan ngebut."

"Baik, Pi. Papi juga hati-hati," sahut El.

Setelahnya sambungan terputus. Steven langsung berlalu dari ruangan kantornya. "Sila, batalkan semua rapat. Saya ada urusan mendadak, sisanya kamu yang urus."

"Baik, Pak. Tapi, mengapa tiba-tiba?" tanya Sila—Sekretaris Steven.

"Ada urusan mendesak. Mohon kerja samanya, Sila."

Setelah menepuk bahu Sila, Steven langsung berlalu pergi.

Sedangkan kini, Niol dan Riri tengah berada di kediaman Kakek dan Nenek Niol. Tadi, mereka berdua di sambut hangat oleh kedua paruh baya tersebut.

Saat ini, keempat orang tersebut tengah berkumpul di ruang keluarga, sembari menikmati hidangan yang Nenek Niol siapkan.

"Ah, bagaimana kabar mu Sayang? Sudah lama tidak bertemu, bukan?" tanya Nenek Niol dengan senyuman manis di wajahnya.

NIORI [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang