13

374 59 4
                                    

Tidak terasa sudah beberapa minggu aku tinggal di rumah appa, aku memutuskan untuk pergi ke Toronto menemui teman Lia dan Renjun. Entah apa yang akan aku lakukan disana, aku hanya ingin mencoba melupakan masalahku dan secepatnya kembali berkarya.

Sekarang aku dalam perjalanan di temani appa. Dia memaksa untuk mengantarku padahal aku bisa saja pergi sendiri, ayolah aku sudah dewasa sekarang.

"Kita istirahat dulu sebentar" appa memarkirkan mobilnya dan mengajakku keluar.

"Cuacanya bagus. Kau tunggu disini, appa akan membeli kopi hangat sebentar"

Aku berdiri di pagar pembatas menatap aliran sungai yang jernih, terik matahari terasa menyengat menandakan musim panas sudah tiba.

"Oppa ayo kita pergi ke pantai saat musim panas besok" ucap somi di tengah kegiatannya memandangi layar ponselnya. "Lihat pantai di Jeju sepertinya cocok untuk liburan musim panas" Somi menunjukan gambar di layar ponselnya.

"Boleh saja, kalau kita tidak ada jadwal" jawabku tersenyum.

"Janji ya, aku akan menagihnya nanti"

"Iya" jawabku mengusap kepalanya membuat somi tersenyum, membuatku tersenyum juga.

"Ini kopimu, jangan tersenyum seperti itu, membuat appa takut saja" aku menerima kopi yang diberikan appa dan meminumnya.

"Yeji sedang hamil sekarang, aku harusnya merasa bahagia kan appa?" tanyaku.

"Kau masih belum bisa melupakannya?" tanya appa padaku.

"Entahlah" kami kembali terdiam.

"Appa rasa kau sudah tidak mencintainya lagi. Dulu saat kau bilang yeji akan menikah dengan sahabatmu appa menyuruhmu untuk pindah ke Chicago, tapi kau menolak karena kau yakin bisa melupakannya" ucap appa. "Kau tidak akan pernah bisa melupakannya, yang bisa kau lakukan hanya berusaha untuk ikhlas. Tapi melihatmu sekarang tampaknya kau belum ikhlas"

"Aku sudah berusaha, ternyata cukup sulit" jawabku. "Sepertinya aku juga menyakiti seseorang karena pergi mendadak"

"Kau sedang dekat dengan seseorang?" aku mengangguk.

"Dia sangat gigih, aku bahkan jujur padanya kalau aku tidak bisa menerimanya. Tapi kau tau appa, dia tetap saja mendekat padaku" jawabku .

"Appa mengerti sekarang, kau pergi karena ingin menghindar darinya, kabar Yeji yang hamil mungkin hanya alasanmu untuk membenarkan tindakanmu ini" aku diam mendengarkan ucapan appa, bagaimana appa bisa berfikir seperti itu. "Eommamu seorang yang ceria, kami bertemu saat masih kuliah. Karena sifatnya itu membuat appa menjadi tertarik padanya tapi appa enggan untuk menyatakannya. Setelah lulus dan bekerja appa ditakdirkan bertemu dengan eommamu lagi. Kali ini appa memberanikan diri mendekati eommamu, ternyata eommamu juga memiliki perasaan yang sama seperti appa" appa memandangku, "appa hanya ingin kau mengikuti kata hatimu, jangan sampai kau menyesal karena tidak semua orang memiliki kesempatan kedua seperti appa" ucap appa menepuk bahuku.

"Ayo kita lanjutkan perjalanan, jangan  membuang-buang waktu" appa kembali ke mobil, aku mengikutinya.

Setengah perjalanan lagi sebelum sampai di Toronto, ternyata tidak memakan waktu yang lama, kami tiba sebelum malam. Aku sudah membuat janji dengan kak Mark, sahabat yang Lia dan Renjun kenalkan padaku. Aku dan appa sudah menunggu di caffe tempat kita bertemu.

"Hello, apa kau yang bernama Haechan" sapa seseorang yang baru saja tiba.

"Benar, kau kak Mark?" tanyaku.

"Iya, maaf aku terlambat" kak Mark duduk berhadapan denganku.

"Tidak masalah kami juga baru sampai, ini appa ah ayahku" ucapku.

"Aku tahu, aku juga keturunan korea istriku juga orang korea, panggil hyung saja" ucap Mark hyung, ternyata dia orang yang sangat ramah.

Cukup lama kami berbincang, dari membicarakan pekerjaannya akhir-akhir ini sebagai produser sampai keadaan kota Toronto sekarang.

"Renjun menghubungiku kemarin, aku tentu bisa membantumu untuk berkarir disini" ucap mark hyung.

"Kau akan berkarir disini?"tanya appa terkejut.

"Aah bukan begitu, aku hanya ingin mencari pengalaman, mungkin dengan membantu pekerjaanmu, aku hanya ingin melupakan masalah saja" ucapku.

"Tentu, kau boleh membantuku" jawab mark hyung tersenyum. "Kau akan tinggal disini?" tanya mark hyung.

"Aku akan tinggal di apartemen aku sudah menyewanya kemarin" jawabku.

"Kau sudah bersiap ternyata, appa harap kau cepat melupakan masalahmu dan kembali" ucap appa.

"Terima kasih appa"

"Baiklah besok aku akan menghubungimu lagi teman, aku harus pamit sekarang istirahatlah, sampai jumpa besok" pamit mark hyung.

"Terima kasih banyak, hati-hati hyung"

Malam semakin larut, kota Toronto tetap saja terasa ramai, aku dan appa sudah sampai di apartemen. Malam ini appa akan tidur disini dan baru besok kembali ke Chicago.

"Aku pergi untuk melupakan siapa? Dari mulai aku pergi kau selalu saja muncul di pikiranku. Bayangan apa kau akan membenciku atau kau masih mau bersikeras mencintaiku membuatku bertanya-tanya" gumamku sambil melihat layar ponsel yang menampilkan foto selfie kami, aku dan Somi.

"Apa benar kata renjun dan appa? Aku takut kau membenciku dan meninggalkanku somi" ucapku lalu memejamkan mata mencoba tertidur.


***


"Yeji, kau sudah masuk?" tanyaku pada Yeji yang mampir ke ruanganku. Setelah beberapa hari izin karena kehamilannya, ini kali pertama dia masuk kerja kembali.

"Iya Lia, aku merasa sudah lebih semangat untuk bekerja" jawabnya tersenyum dan duduk di kursi hadapanku.

"Tidak perlu dipaksakan, jika merasa tidak kuat kau harus bilang padaku ya" berbeda denganku dulu saat mengandung Jiyeon, aku rasa di masa kehamilan tubuh Yeji menjadi sedikit lemah.

"Iya aku merasa bosan jika harus di rumah terus" ucapnya. "Kemarin Ryujin datang ke rumah"

"Benarkah? Bagaimana keadaannya? Sudah lama tidak mendengar kabar tentang dia" tanyaku merasa terkejut.

"Terlihat baik, dia bekerja sebagai jurnalis sekarang. Dia juga ingin bertemu denganmu, tapi dia tidak memiliki kontakmu. Dia mengabariku karena berita yang jeno oppa buat tentang kehamilanku" jawab yeji.

"Syukurlah, senang mendengarnya. Aku harap bisa bertemu dengannya secepatnya"

"Dia juga bertanya tentang Haechan oppa, aku sudah lama tidak mendengar kabarnya, kira-kira kenapa dia pergi mendadak seperti ini" ucap Yeji yang terlihat bingung sendiri.

"Aku juga tidak tau, mungkin ada masalah dengan pekerjaannya" jawabku berbohong, maafkan aku Yeji aku tidak bisa mengatakan alasan kenapa Haechan oppa pergi, aku sudah berjanji padanya untuk merahasiakan ini. Dasar Haechan oppa, aku jadi berbohong seperti ini, awas saja nanti.

"Aku hanya merasa sayang saja bagaimana karirnya nanti jika dia pergi seperti ini"

"Iya, tapi kau jangan terlalu memikirkannya, jika kau banyak pikiran itu akan berdampak pada kandunganmu nanti" ucapku menasehatinya.

"Terima kasih Lia, aku akan kembali ke ruanganku" ucapnya meninggalkan ruanganku.

Haechan oppa pergi, Ryujin kembali aku harap semuanya menemukan kebahagiaannya masing-masing.




***




Hallo...

Masih berapa chapter lagi yah kira kira? Berasa lama banget author buat cerita ini. Rasanya berat banget karena mood nulis naik turun.


🌵🌵🌵

Complicated [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang