2

928 105 6
                                    

"Jeno oppa, maaf aku terlambat" ucap siyeon yang baru saja datang.

"Tidak masalah oppa juga baru sampai" jawabku.

"Oh iya oppa mengajakku bertemu katanya ada yang ingin oppa sampaikan, tentang apa?" tanyanya penasaran.

"Siyeonah, maafkan aku karena apa yang akan aku katakan benar-benar akan menyakitimu" aku memegang kedua tangannya. "Aku akan menikah dengan yeji" jelasku.

"Oppa apa kau sedang bercanda, ini tidak terdengar lucu sama sekali" senyum siyeon.

"Aku sedang tidak bercanda, orang tua kami sepakat menikahkan kami agar bisnis mereka bisa bersatu, aku sudah mencoba menolaknya tapi appa benar-benar keras kepala dan tidak mau mendengarkanku sama sekali" ucapku.

"Aku mengerti" ucap siyeon melepaskan genggamanku. "Aku permisi oppa" siyeon meninggalkanku dan berlari.

"Siyeonah... " aku mencoba mengejarnya tapi aku kehilangan jejak dan tidak bisa menemukannya.


~*~


Pesta penikahanku dengan yeji berlangsung, entah bagaimana hubungan kami aku juga tidak pernah tau bagaimana perasaannya, sampai tiba haechan datang memberi selamat.

Selamat untuk kalian berdua" ucap haechan

"Oppa" raut muka yeji terlihat seperti akan menangis.

"Ah aku ada jadwal untuk rekaman sebentar lagi, jadi aku akan sekalian pamit. Sekali lagi selamat jenossi yejissi" pamit haechan, aku bingung harus mengatakan apa haechan pasti merasa sangat kecewa kepadaku. Kekasihnya yang sangat dia cintai kini menjadi istriku.

Tepat saat hari pernikahanku aku baru mengetahui jika siyeon memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya ke prancis dan entah kapan dia akan kembali ke korea, atau mungkin dia tidak pernah kembali.


***



Pagi ini seperti biasa aku bangun dan bersiap pergi ke kantor, dan seperti yang sudah direncanakan kedua orang tua kami jika kedua perusahaan mereka akan bersatu dan aku sekarang yang memimpin. Yeji sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter anak di rumah sakit seoul, dia bekerja bersama lia juga.

Satu tahun sudah usia pernikahan kami, tapi kami benar-benar dekat layaknya sahabat. Seperti sekarang yeji selalu menyiapkan sarapan untuk kami, karena kami sama-sama bekerja dari pagi hingga sore, terkadang aku akan lembur dan pulang larut.

Dari luar semua terlihat layaknya pasangan pada umumnya, tapi tidak pada kenyataannya, kami hanya sahabat yang saling terikat.

"Selamat pagi" sapaku.

"Selamat pagi" sahut yeji yang terlihat menyiapkan sandwich buatannya. "Makanlah oppa, aku hanya membuat sandwich ini" lanjutnya.

"Tidak masalah" aku duduk dan mulai menikmati sarapanku. "Sepertinya hari ini aku harus lembur"

"Baiklah, aku bisa pulang sendiri nanti" ucapnya tersenyum.

"Kau yakin?"

"Iya oppa, aku bisa naik busway atau taksi nanti" jelasnya.

Kalian pasti berfikir kenapa kami bisa tetap bersama tanpa saling mencintai, aku benar-benar tidak mengerti untuk itu, disatu sisi aku merasa bersalah karena menikahi yeji tapi aku juga merasa nyaman jika bersamanya, untuk itu kami bisa bertahan sejauh ini.

Complicated [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang