"Yeji imo, lihat jiyeon membawa bunga. Cantik kan?" celoteh jiyeon setiba di ruanganku.
"Waah cantik sekali" ucapku sambil menggendong jiyeon duduk di pangkuanku.
"Eomma yang membelikannya tadi" jiyeon asik memainkan bunga yang di pegangnya.
"Jiyeonah, eomma bilang tunggu eomma sebentar tapi malah meninggalkan eomma, dan satu lagi tidak boleh berlarian seperti tadi selama di rumah sakit sayang" ucap lia setibanya di ruanganku.
"Mianhae eomma" menggemaskan sekali.
"Sekarang eomma maafkan, lain kali jangan diulangi ya sayang" ucap lia lembut, jiyeon hanya mengangukkan kepalanya dan tersenyum.
"Kau baru menjemputnya? Apa bibi tidak ada?" tanyaku.
"Iya, dia cuti hari ini karena anaknya sakit, jadi aku membawa jiyeon ke rumah sakit" jawab lia yang sudah duduk di sofa sejak tadi. "Jiyeonah, kemari sayang yeji imo akan merasa berat jika kau duduk dipangkuannya terus"
Jiyeon yang mengerti segera berlari dan pindah di pangkuan lia padahal bagiku tidak terasa berat sama sekali, lia memeluknya dan menciuminya membuat jiyeon tertawa.
"Eomma, appa nanti menjemput kita kan?" tanya jiyeon pada lia.
"Iya sayang, nanti sore appa akan menjemput" jawab lia.
Aku tersenyum melihat interaksi ibu dan anak di depanku. Menggemaskan sekali, aku yang bekerja sebagai dokter anak dan berinteraksi dengan mereka membuatku jadi menyukainya, bahkan membayangkan bahwa suatu hari nanti aku akan bermain dengan anakku sendiri, tapi entah itu kapan.
"Yeji, kau melamun?" tanya lia.
"Aah maaf, apa kau mengatakan sesuatu?" tanyaku yang tanpa sadar melamun sejak tadi.
"Ayo kita makan siang bersama, aku tadi membeli makan siang saat pulang menjemput jiyeon" ucap lia sambil membuka bungkusan banyak sekali.
"Kau beli banyak sekali" ucapku setelah melihat berbagai makanan tertata di meja.
"Aku sengaja karena aku ingin makan bersamamu" jawab lia dan tersenyum. "Jiyeonah, letakan dulu bunganya dan pergi cuci tangan, eomma sudah beli makanan kesukaanmu" ucap lia, jiyeon yang terlihat senang melihat makanan kesukaannya telah tersedia berlari menuju washtafel dan mencuci tangannya.
Kami makan berasama dan sesekali mendengar cerita jiyeon saat di sekolahnya, cerita lucu saat melakukan senam pagi dan tugas menggambar anggota keluarga, terdengar menyenangkan.
Tak lama setelah makan siang jiyeon tertidur, tampaknya dia lelah karena bermain sepanjang hari bersama teman-temannya di sekolah, ahh aku jadi merindukan masa-masa sekolahku.
"Kau melamun lagi, apa ada masalah?" tanya lia setelah membenarkan posisi tidur jiyeon.
"Tidak ada, aku hanya bahagia melihatmu bersama jiyeon" ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [End]
FanfictionThis feeling is really strong, but slowly we have to let it go. Amour's sequel.