Dia magnet masalah

1.7K 262 32
                                    

✓ Ini cerita homo!

✓ Homophobic jangan baca ya?

✓Kalau gak suka skip aja!

✓Jangan lupa vote & komen!

B×B
[AldousxAldo]

❗❗❗

"Nih, roti! Muka lo kuyu amat!" Raffa melempar sebungkus roti ke wajah Dous, kemudian duduk disebelahnya. Cowok pucat itu menelisik penampilan temannya yang terlihat 'jelek' akhir-akhir ini. "gue tau lo itu nggak suka kebisingan, tapi nggak biasanya lo sampe nggak mau keluar kelas begini. Kenapa, sih?"

Dous menghembuskan nafasnya kasar, lalu membuka roti dari Raffa dengan ogah-ogahan. Ia bisa saja kembali berkeliaran disekitar Aldo, tapi rasa gengsinya terlalu tinggi. Kalau tidak salah, kemarin Aldo-lah yang memulai, jadi harusnya berandalan itu yang meminta maaf.

"Kemaren kak Aldo sempet nggak masuk 2 hari,"

Kepala Dous langsung menoleh dengan cepat. "Kenapa?"

"Kepalanya bocor, habis tawuran." jawab Raffa. "setau gue, kak Aldo itu emang badung, tapi nggak pernah sampe tawuran begini, waktu itu aja dia mukulin orang disekolahan."

Wow, luar biasa sekali~

Dada Dous panas sekali mendengarnya. Baru ditinggal seminggu, kelakuan anak itu sudah seperti monyet yang keluar dari kandangnya.

"Tapi lo tau nggak, ini yang paling membagongkan!" Raffa mendekat pada Dous, "kak Aldo, sama kak Daniel dari kemarin keliatan deket." bisiknya.

"Sedeket apa?"

"Yang gue liat, mereka sering nongkrong bareng, terus ke rooftop berduaan, terus tadi kak Daniel gabung dimeja kak Aldo makannya, terus pulangnya suka bareng gerombolan kak Aldo." Raffa membeberkan semua yang ia lihat selama seminggu terakhir. "Itu baru disekolah Dous, gue nggak tau kalo diluar sekolah mereka sedeket apa lagi."

Raffa tidak tau saja kalau sedari tadi sosok disebelahnya sedang mengeraskan rahangnya. Si pucat itu mengakhiri penjelasannya dengan senyum bangga, karna menganggap dirinya sudah berguna untuk Dous.

Kalau soal mengumpulkan aib orang, Raffa memang nomor 1. Cowok itu akan menjelaskan semuanya dengan lengkap dan jelas, tidak seperti saat dia disuruh mempresentasikan tugasnya didepan kelas, ia akan mendadak bisu, dan gagap.

"Lagian lo kenapa demen banget sama kak Aldo, sih?" tanya Raffa dengan suara pelan. "sumpah Dous, bahkan kalo gue belok sekalipun, gue nggak akan pernah ngelirik kak Aldo."

Dous mengabaikan ocehan Raffa. Ia merogoh saku celananya, lalu menggenggam sebuah ponsel yang masih baru ditangannya.

"Lo udah dipake berapa kali sama kak Aldo?"

Tadinya... kalau Aldo meminta maaf, Dous akan dengan senang hati memaafkannya, lalu memberikan ponsel ini sebagai hadiah.

"Orang model kak Aldo, pasti kasar banget kan?"

Tapi... kenapa si tukang tindik itu malah mendekati Daniel, dan tidak meminta maaf?!

"Muka lo sampe merah begitu," Raffa memiringkan wajahnya. "segagah apa kak Aldo dikasur? Ewh." cowok itu menggigit lidahnya karna keceplosan, lalu mengusap-usap lengannya yang mendadak merinding.

Mischievous : Aldous Pontus. (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang