Dia Licik

5.8K 654 199
                                    

✓ Ini cerita homo!

✓ Homophobic jangan baca ya?

✓Kalau gak suka skip aja!

✓Jangan lupa vote & komen!

[B×B]
°Aldous×Aldo°

Lagi rajin-rajinnya update🤣
Semoga suka ya^^

❗❗❗

"Al, gue masih marah sama lo soal kemarin!" Cleo, cowok yang kemarin memukuli Dous menggerutu sebal.

Aldo dengan santai menghisap rokoknya, enggan menatap Cleo. "Lo besok-besok cari lawan lain, lah! Malu-maluin gue aja!"

Cleo mendengus. Dia tau Aldo itu tipe cowok yang brutal, tapi Aldo itu tidak pernah mencari gara-gara dengan siswa yang lebih lemah darinya, si tukang tindik itu lebih suka mencari lawan yang sepadan katanya. "Lo nggak tau aja kelakuan dia!"

Tau! Aldo sangat tau kelakuan adik kelasnya yang satu itu! Baru bertemu sekali saja, tapi Aldo sudah bisa menebak sifat si pirang itu.

Biadab, brengsek, nggak tau terimakasih, NGGAK SOPAN!

"AL! ALDO!!!"

"Kenapa lagi, tuh si Zio?" Cleo menghembuskan asap rokok nya, lalu memandang cowok bertubuh jangkung itu dengan penasaran. "Teriak-teriak mulu kayak orang kecopetan. Ada apa, sih?"

Zio mengatur nafasnya yang memburu, sambil memandang Aldo dengan ragu, "I-itu... bokap lo ada di ruang kepsek,"

"HA-uhuk uhuk!!" Cleo terbatuk saat tak sengaja menelan tembakau rokoknya.

Aldo terdiam. Wajahnya memang terlihat kalem, tapi dalam hati ia sangat panik. Sedang apa Ayahnya itu di ruang kepala sekolah? Menyogok? cowok itu menghela nafasnya kasar. "Gue disuruh kesana juga?"

"U-um!!" Zio mengangguk cepat.

Dengan malas Aldo menginjak putung rokoknya, kemudian beranjak pergi.

❗❗❗

Raffa tersenyum cerah saat melihat hasil ulangannya. Cowok itu memandang Dous dengan tatapan bahagia, "first time, gue dapet nilai 90!!"

Dous melirik tanpa minat. Melakukan apa saja anak itu selama 11 tahun bersekolah, sampai-sampai tidak pernah mendapat nilai 90?

"Semua ini berkat lo!!"

Dous menguap malas.

"Kalo bisa, gue mau ngasih jantung gue aja sebagai rasa syukur sama lo, Dous!"

Kali ini, Dous memukul kepala Raffa dengan pulpen nya. "Bersyukur sama Tuhan, bukan sama gue."

Bukannya marah, senyum Raffa malah semakin cerah, sampai Dous menyipitkan matanya kesilauan. "Kalo gue aja dapet 90, lo dapet berapa, ya kira-kira?!"

"0 kali,"

"Aldous!"

Dous beranjak ke depan kelas begitu namanya di panggil guru. "seperti biasa, kamu dapat nilai 100 lagi," Bu Evy, guru kimia di kelasnya menatap Dous dengan kagum.

Dous hanya mengangguk, dia tidak bangga sama sekali, itu sudah biasa.

"Oh iya, setelah pelajaran ibu berahkir, silahkan datang ke ruang Pak Odin, tadi beliau nyari kamu."

Mischievous : Aldous Pontus. (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang