✓ Ini cerita homo!✓ Homophobic jangan baca ya?
✓Kalau gak suka skip aja!
✓Vote dulu napa elah!
[B×B]
°Aldous×Aldo°❗❗❗
"Nah, sekarang jelasin ke gue!"
Dous sibuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, jadi tanpa menoleh cowok itu bertanya, "Apaan?"
Raffa mengangkat tangannya, membuat gerakan seolah-olah akan mencekik Dous, namun detik selanjutnya ia menghela nafas. "Dari kemarin lo ngehindarin gue, sekarang jelasin!"
"Apaan?"
"Jelasin kenapa manusia spesies lo bisa hidup, terus jadi temen sebangku gue!" Si kulit pucat memelototi Dous, seolah sinar laser bisa keluar dari bola matanya, lalu membunuh temannya itu dalam sekejap. "Jelasin soal omongan lo yang kemarin dong, sahabat!"
Si rambut pirang bergumam sejenak. How to make this sound simple? Raffa itu heboh, kalau ia salah kata, bocah itu pasti akan langsung salah paham tanpa mau mendengar penjelasan lebih lanjut. "Gue gay,"
"Iya, itu gue juga tau!" seru Raffa menggebu-gebu. Kalau itu sih dari kemarin dia juga sudah mendengar dengan amat sangat jelas!
Dous bertopang dagu, memandangi Raffa. "Yaudah, gitu aja. Apa lagi?"
"Lo nggak mau jelasin gimana lo bisa demen sama kak Aldo?"
Dous menautkan alisnya, lalu melirik guru yang sedang sibuk menilai tugas sebentar. "Kalo gue jelasin dari situ, kayaknya bisa jadi film dokumenter deh."
"Terus kak Aldo nerima lo?"
"Iya,"
"Kok bisa?"
"Karena gue ganteng."
"Setau gue kak Aldo straight- aduh!"
Dous mengetuk kepala Raffa dengan pulpen, "lo nggak berniat mau ngumpulin tugas?"
Raffa menggerutu. Baru saja cowok itu akan mengumpulkan tugasnya satu pertanyaan besar langsung menyerang kepalanya. "satu pertanyaan lagi, habis itu gue diem!"
"Apa?"
Si pucat mendekatkan wajahnya pada Aldo, "lo yang jadi cewek, apa kak Aldo?"
Oh, nanya begitu doang~
"Menurut lo?" Dous bertanya sangsi.
"Errr... lo yang jadi cewek?" Raffa yang semula sudah berdiri, kembali duduk. Matanya memicing curiga, "jadi... gimana? Sakit?"
Kok-? Dous berkedip beberapa kali. "Lo mikir si Aldo yang jadi cowok?!"
"Ya, emang kelihatannya begitu!" Raffa kembali berdiri, "kalo kak Aldo yang jadi 'cewek' gue kuras danau Toba pake gayung!"
❗❗❗
Aldo melangkahkan kakinya dengan hati-hati. Perasaan kesal menyeruak di hatinya karena rasa perih itu tidak kunjung hilang padahal sudah genap 4 hari.
"Yo, Aldo!" Cleo datang, kemudian merangkul pundak Aldo tanpa aba-aba.
Aldo mendesis. "Lepas!"
Cih, sensi sekali. Cleo mencibir, kemudian melontarkan pertanyaan. "Sejak kapan lo ke sekolah bareng sama si Dous?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mischievous : Aldous Pontus. (✓)
Diversos[TERSEDIA DALAM BENTUK E-BOOK] WARNING❗❗❗ • B × B • Homophobic jangan baca • Tidak suka? Skip aja Aldo Thalassa itu preman sekolah, suka berkelahi, kasar, tidak punya sopan santun, dan berisik. Tidak ada satu orang pun yang ia takuti, kecuali Ayahny...