14. PEMBASMIAN (II)

1.4K 245 121
                                    

Roh Terkutuk Tingkat Tinggi.

"Mengapa bisa ada makhluk itu di sini?" lirih [Name].

Tidak. Ini gawat. Kutukan itu bukan termasuk daftar penyelesaian dalam misinya. Selain itu, mustahil bagi [Name] bisa melawan Roh Terkutuk yang sama persis seperti di Pusat Penahanan Remaja waktu itu. Bahkan menghadapi yang tadi saja ia sudah kewalahan. Ditambah dia harus patuh pada pesan terakhir Gojo. Akan tetapi, melihat gerak-gerak makhluk di depan sana seolah enggan melepaskan [Name]. Satu-satunya lawan yang dapat mengalahkannya sudah pasti adalah Sukuna.

"Jangan coba-coba meminta bantuanku," lontar Sukuna berlagak angkuh. "Dia masih tanggunganmu."

"Sial, pasti dia sengaja membaca pikiranku." [Name] mendelik.

Sedangkan Sukuna tertawa mengejek. Dia tidak sabar melihat sampai mana batas titik kemampuan gadis itu. Akan sangat memalukan jika [Name] yang mewarisi kekuatan miliknya justru tumbang sebelum mengalahkan makhluk hina di bawah sana.

[Name] tidak peduli. Ia mundur bertatih-tatih. Kakinya belum bisa diajak kompromi. Melihat pergerakan lawan, Roh Terkutuk itu langsung membombardir dengan sinar plasma yang seketika menghancurkan dinding di sebelah [Name]. Mengetahui hal itu, terpaksa [Name] mengambil empat kipas sekaligus dan menyerang dari jarak aman. Mengabaikan dua yang sudah rusak.

Malang, serangan kipas itu tidak mempan sama sekali hingga mengambul ke sembarang arah. Hal ini karena perbedaan teknik kutukan yang ia gunakan. Jika [Name] melawan langsung dengan memegang senjatanya, 90% dia akan selangkah lebih depan memenangkan pertarungan. Sebab daya kekuatan dari tangan pengguna jauh lebih besar dibanding dengan tangan kosong. Namun, yang menjadi penghambat utama adalah kategori lawan dan [Name] tengah gagal fokus.

"Mau bagaimana lagi, kan."

[Name] mengembuskan napas, bertekad serius. Ia menarik kembali dua senjatanya dan memancing musuh agar mendekat. Tentu saja kutukan tersebut lekas mengarahkan pukulan ke wajah dan perut. Beruntung [Name] bisa menahan dengan kipas andalannya. Tak lupa memiringkan tubuh agar terhindar. Meski dia sendiri harus menghantam terdorong ke dinding. Sedangkan dua kipas yang lain memutar di udara lalu menusuk punggung si kutukan. Ini membuktikan kalau senjata [Name] berbeda dari punya Itadori yang sempat diberikan Gojo. Ditambah kekuatan yang [Name] alirkan dalam alat itu menjadi eminensi tersendiri.

Namun, kutukan tersebut tidak menghiraukan. Begitu berencana mengeluarkan sinar plasma kembali, ternyata [Name] sudah merunduk dan kabur lewat bawah. Di tengah kebingungan musuh, ia langsung menghempaskan empat buah kipas yang tersisa ke instalasi pipa dan menyemburkan banyak gas di mana-mana.

"Kena kau!"

[Name] bergegas menuju pintu tempat ia masuk sebelumnya. Sudah pasti untuk pergi dari sini. Bersyukurlah sebab kaki [Name] sudah bisa di gerakan. Meski meninggalkan luka koreng, ia bisa mengobatinya belakangan. Meninggalkan Sukuna yang masih berjongkok ria menyaksikan perihal barusan. Toh, pria itu tidak akan berdiam saja. Melihat hal tersebut kontan membuat Sukuna berseru, "Mau kemana? Cepat kembali!"

Belum sempat menggapai pintu, tiba-tiba bangunan yang berada di atas rubuh oleh sesuatu. Menutupi jalan yang hendak [Name] lalui. Ketika ingin berbalik, ia terkejut oleh serangan mendadak dari kutukan tadi. Sehingga [Name] terlempar ke dinding yang berada di seberang kubangan. Tak cukup sampai di situ, kutukan tersebut langsung membanting [Name] sampai terpelanting membentur pagar besi. Ia tertawa puas melihat kondisi 'teman bermain'-nya itu.

Dia hanya pura-pura tidak tahu saja kalau Sukuna sedang memperhatikan dari kejauhan. Lagipula, memberantas shaman yang sekarat jauh lebih menyenangkan serta dapat memenuhi hasrat pribadinya. Ia akan menyisakan 'manusia' di atas sana sebagai penutup saja. Sedangkan sang Raja Kutukan sendiri memang tak berniat ikut campur sedikitpun.

REPEAT || 呪術廻戦 - Jujutsu Kaisen FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang