Berbekal senter yang dibawa, [Name] menelusuri terowongan panjang dengan banyak cabang di sekitarnya. Padahal hari masih siang, tetapi tempat ini jauh dari kata terang. Tetes demi tetes air terdengar begitu [Name] melangkah semakin dalam. Ditambah aroma busuk terasa menyengat di mana-mana. Tak ayal mengundang banyak tikus berkeliaran. Serta menghadirkan beberapa serangga yang menempel pada dinding dan langit-langit.
[Name] merasa hidungnya seperti ditusuk akibat bau-bau di sekitar. Belum lagi kadar oksigen di dalam sangat minim. Sesekali ia berhenti untuk sekadar istirahat dan mengelap kulit yang berkeringat.
"Kau itu memang dasar keras kepala atau terlalu naif, sih?"
Mata [Name] langsung memicing tajam begitu mendengar perkataan dari makhluk yang menumpang di tubuh Itadori itu.
"Kenapa memangnya?" sinis [Name] menyenteri. Mereka kembali melanjutkan perjalanan meski didampingi rasa malas.
"Aku tau kau enggan mengambil tugas ini, tapi sepertinya dirimu terlalu menyukai pria itu sampai mau mengambil tugasnya." jawab Sukuna.
"Tidak juga."
Flashback On
[Name] menghela napas. Empat hari lagi acara Pertukaran Putri Kyoto tiba. Dalam rentang waktu segitu, para pelajar di non-wajibkan untuk latihan dan disuruh beristirahat lebih dahulu. Akan tetapi, akhir-akhir ini [Name] merasa sangat bosan. Walaupun dia sudah tidak sabar menunggu agenda tersebut.
Alhasil, pagi ini [Name] memilih jalan-jalan di taman. Usai membahas ulang strategi pengelompokan mereka nanti.
"Apa benar-benar harus hari ini, ya?" tanya seseorang dari kejauhan.
Seketika atensi [Name] teralih pada suara bariton di sana. Tentunya ditemani seorang lawan bicara yang kini tengah melipat tangan. [Name] hanya bisa menyimak lantaran tidak tahu apa yang mereka diskusikan.
"Itu sudah tugasmu, Gojo-san." Ungkap Nanami sembari membetulkan letak kacamata. Sebenarnya dia tidak ingin menemui Gojo, tapi karena ada yang mau disampaikan terpaksa lah dirinya mendengarkan celotehan pria itu lebih dahulu.
"Nee, Nanami. Kau tidak bisa menggantikan salah satu tugasku apa? Aku dapat dua sekaligus, lho. Tolong bantu aku. Ya, ya, ya?"
"Tidak. Hari ini aku harus ke minimarket."
Gojo melenguh. "Ah ... apa tidak ada yang menggantikanku? Kenapa juga misi ini diberikan pas hari libur?"
"Bagaimana dengan Itadori-kun?"
"Etto, Aku belum ada melihatnya hari ini."
"A-ano ...."
[Name] menyembul dari balik pohon. Tak lupa tersenyum kikuk. Tentunya menarik perhatian dua orang dewasa tersebut. Dia merasa tidak enak sebab sudah mencuri dengar pembicaraan mereka. Jadi, [Name] memberanikan diri muncul.
"[Name-kun], apa yang kau lakukan di sini?" tanya Nanami dengan suara khasnya, serak-serak basah.
"Kebetulan dari tadi aku di sini dan malah menguping percakapan kalian. Karena itu aku berencana membantu Gojo-sensei."
Kedua orang itu terkejut, begitupun [Name] yang secara tidak sadar mengatakan hal barusan. Padahal niat awalnya hanya ingin meminta maaf, tapi malah keceplosan. Dan kini, lihatlah seperti apa wajah Gojo sekarang. Mirip anak kecil yang mendapat uang seratus ribu di pinggir jalan.
"Huaaa! [Name-chan], arigatou!"
Pria bersurai putih tersebut langsung berlari memeluk erat [Name]. Hingga gadis itu hampir kehabisan napas dibuatnya. Namun, [Name] tidak bisa berontak karena dia sendiri sangat suka aroma parfum milik Gojo.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPEAT || 呪術廻戦 - Jujutsu Kaisen FanFiction
Fanfic01. REPEAT (Jujutsu Kaisen) Miura [Name] satu-satunya perempuan dari klan Miura yang diajak Gojo Satoru bergabung menjadi siswi SMK Jujutsu. Sebelum itu, ia hidup dalam keluarga yang sarat akan aturan. Sedangkan saat ini [Name] sudah bisa menjal...