18. PILIHAN

1.3K 220 74
                                    

"Sebenarnya kau itu apa?"

[Name] mengucek mata perlahan. Berusaha menyesuaikan gambaran blur yang masih menghalangi pandangan. Begitu terbuka sempurna, pelan-pelan [Name] bangkit dari tempat berbaring. Tangannya sempat menyentuh pijakan yang terasa dingin. Lalu mengamati ruangan putih luas yang tampak tak berujung.

"Di mana ini? Apa aku sudah mati?" tanya [Name] entah pada siapa. Pikirannya masih berkeliaran mengingat kejadian lalu.

"Kau manusia atau kutukan?"

"Halo, apa ada orang di sini?"

"Manusia?"

"Suara siapa itu?"

"Kutukan?"

"Tolong tunjukkan dirimu!"

[Name] menatap sekeliling. Masih ruang putih hampa tak berpenghuni. Ia berpikir kalau dirinya mungkin tengah mengalami halusinasi. Namun, [Name] terus saja memberanikan diri tuk melangkah.

"Apa arti hidup bagimu?"

"Tuan atau siapapun itu, sekali lagi ini di mana? Dan, apa maksud perkataanmu?" tanya [Name] mulai was-was. Pasalnya tidak terlihat wujud seorangpun selain dirinya di dunia nonkonvensional ini.

"Satu raga, dua jiwa. Jiwa yang satu memakan jiwa yang lain, tunggu sampai jiwa itu mati."

"Kau berbicara denganku?"

"Kau manusia atau kutukan?" tanya suara itu ke sekian kali.

"Tentu saja manusia."

"Apa yang akan kau lakukan sebagai manusia?"

[Name] mengerut. "Hidup sebagaimana yang manusia lakukan. Melakukan banyak hal."

"Jika kau kutukan?"

"Pertanyaan aneh," sahut [Name]. "Aku manusia. Jelas tidak akan menjawab pertanyaan itu."

"Memangnya siapa yang terus menjamin bahwa kau akan tetap menjadi manusia?"

Refleks [Name] mendongak, seakan melihat pemilik suara itu berdiri di atas. Tiba-tiba sebuah lubang hitam raksasa menariknya dalam jurang kegelapan. Cahaya yang semula berada di permukaan perlahan menjauh dan memudar. Tidak, lebih tepatnya dia yang diseret paksa oleh hitam legam. Sebisa mungkin tangan [Name] menggapai objek apapun, tapi nihil sebab di tempat itu hanya berisi kekosongan.

[Name] berteriak meminta tolong. Namun, tak ada suara yang keluar dari pangkal tenggorokannya. Berulang kali ia mencoba meski hasilnya tetap sama. Yang ada ia semakin tenggelam dan tenggelam.

"Suatu saat kau harus memilih."

Mendadak [Name] terbangun dari tidur aslinya. Tak lupa meraup oksigen sebanyak mungkin. Matanya menyorot ke luar jendela di mana hari sudah menjelang malam. Lalu berganti pada ruangan yang dipenuhi oleh bau obat-obatan. Sejenak ia merasa mual.

"Syukurlah cuma mimpi." ucap [Name] lega.

"Sudah sadar ternyata," celetuk Ieiri baru saja hendak keluar.

"Ah, iya. Apa yang terjadi padaku?" tanya [Name] sedikit pusing lantaran masih memikirkan mimpinya tadi.

"Kau pingsan di tengah hutan. Satoru yang membawamu ke sini."

"Souka," balas [Name] tertunduk kemudian dengan cepat mendongak lagi. "Gojo-sensei?!"

Ieiri mengangguk.

REPEAT || 呪術廻戦 - Jujutsu Kaisen FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang