Adian bercerita singkat tentang Robby. Singkat aja, tapi cukup menggambarkan seperti apa Dia mengenal Robby ketika masih menempuh studi S1 di ETH Zurich. Fakta bahwa mereka pernah tinggal satu flat selama kuliah dan bekerja di Swiss dulu membuatku nyaris mati berdiri.
Sebenarnya, lingkaran pertemanan antara aku, Adian dan Robby sama sekali nggak beririsan. Kami bekerja di bidang yang jauh berbeda. Adian merupakan orang IT, pun dengan Robby. Jauh banget sama aku yang bekerja sebagai analis bisnis yang sama sekali nggak mengenal dunia pemrograman yang mereka geluti.
Kalau bukan karena Mas Radi, aku nggak akan mengenal Robby. Sepupunya Mas Radi itu resmi menetap di Bali sejak pertengahan tahun lalu. Setiap kali aku dan Mas Radi melakukan business trip, kami pasti mampir ke rumah Robby. Aku lupa berapa kali tepatnya Mas Radi mengajakku mengunjungi sepupunya, yang jelas, aku dan Robby sudah lumayan akrab.
Aku tahu banyak soal Mas Radi dan keluarganya dari cerita Robby. Di antara belasan sepupunya, Mas Radi memang paling dekat sama Robby. Saking dekatnya, mereka berbagi curhatan satu sama lain walaupun sudah tinggal berjauhan.
Mas Radi merasa curhatannya lebih aman disimpan oleh Robby. Selain karena punya kedekatan emosional, Mas Radi dan Robby juga punya banyak kesamaan, salah satunya mereka tidak tertarik pada intrik dan politik keluarga besar Putera Soerjadi. Mas Radi sendiri yang bilang padaku, baginya, Robby adalah satu-satunya anggota keluarga yang bisa dipercaya.
Kurasa penilaian Mas Radi nggak salah. Sampai detik ini, hubungan gelap kami masih belum terendus siapa pun, terutama keluarga besar Putera Soerjadi. Padahal Robby tahu banget kedekatanku dengan Mas Radi.
Di keluarga Robby dan Mas Radi, perjodohan adalah hal yang lumrah. Banyak dari anggota keluarga mereka yang menikah atas dasar perjodohan. Malah, dua dari tiga kakak Robby menikah dengan pasangan yang dipilihkan oleh keluarga besar.
Robby beruntung, dia punya banyak kakak. Dengan begitu, Robby memiliki lebih banyak kebebasan, sangat berbanding terbalik dengan Mas Radi.
Mas Radi terlahir sebagai anak semata wayang. Orangtuanya memegang anak perusahaan yang paling bonafide di keluarga Putera Soerjadi, karenanya, Mas Radi hidup dalam keterbatasan pilihan.
Mas Radi bilang, dulu ayahnya meminta agar dia kuliah di bidang manajemen, supaya saat masa studinya selesai, Mas Radi bisa langsung mengisi posisi yang sudah disiapkan oleh sang ayah. Mas Radi menolak, dia tidak ingin menjadi pebisnis dan ngotot ingin bergelut di bidang teknik. Karena terlanjur diterima di universitas ternama di Jogja, sang ayah pun mengizinkan Mas Radi kuliah di jurusan teknik, dengan syarat Mas Radi harus mengambil program fast track dan lulus tepat waktu.
Mas Radi menyanggupi. Tidak hanya lulus tepat waktu, Mas Radi juga lulus dengan predikat cum laude dan menyandang titel sebagai lulusan terbaik. Keluarganya pun memberi kelonggaran untuk Mas Radi, sehingga dia tidak perlu mengambil alih bisnis yang sekarang dikelola oleh sang ayah.
Namun, itu bukan berarti Mas Radi bisa lepas begitu saja dari kewajibannya sebagai cucu dari keluarga Putera Soerjadi. Sebagai konsekuensi dari pilihannya, Mas Radi diharuskan menikahi Emilia Salim, putri dari pengusaha yang memiliki bisnis di bidang media dan digital advertising. Kudengar, Emilia menekuni dunia bisnis seperti orangtuanya. Menikahkan Mas Radi dengan pebisnis seperti Emilia adalah salah satu langkah yang tepat, sebab Mas Radi tidak berencana bergabung dengan kerjaan bisnis keluarganya.
Dua tahun lalu, Mas Radi resmi menikahi Emilia. Itulah kenapa, sekarang, aku dan Mas Radi terpaksa menjalani hubungan backstreet.
Aku tahu, aku bodoh dalam urusan asmara. Secinta itu aku sama Mas Radi sampai mengabaikan kenyataan bahwa dia bukan pria bebas yang bisa aku cintai.
Cinta yang tumbuh dalam hatiku tidak serta-merta hadir. Butuh waktu sampai aku menyadari rasa yang bersemayam dalam diriku bukan sekadar suka atau ketertarikan biasa.
Sejak bergabung dengan tim Eldian, aku menjadi akrab dengan Mas Radi. Aku dan Mas Radi kerap dipasangkan untuk urusan pekerjaan, karena bisa dibilang, kami saling melengkapi satu sama lain. Sebagian besar business trip kulalui bersama Mas Radi, karena itu, kedekatan kami pun tak terelakkan.
Di tahun pertama, aku menaruh atensi pada Mas Radi. Waktu itu, statusnya masih single. Aku merasa, tak ada salahnya aku menyukai seniorku sendiri, apalagi, hubungan antarpegawai tidak sepenuhnya dilarang di kantorku.
Tidak hanya aku, ternyata, Mas Radi pun punya ketertarikan terhadapku. Di saat cinta kami sedang mekar-mekarnya, Mas Radi tiba-tiba menghindariku. Tak lama kemudian, dia mengumumkan pernikahannya dengan Emilia Salim.
Aku dan semua rekan kerjaku terkejut saat Mas Radi membawa kabar soal pernikahannya. Gimana nggak kaget, Mas Radi jelas-jelas single. Jangankan pergi kencan, teleponan sama perempuan di luar pekerjaan saja nggak pernah.
Gosip tentang Mas Radi dan calon istrinya pun merebak di kantor. Ada yang bilang, Mas Radi menikah karena MBA. Mas Radi sendiri tidak memberi klarifikasi, membiarkan barisan patah hati berasumsi semau mereka. Tentu saja, gosip-gosip di kantor terbukti salah, sampai saat ini, Mas Radi dan Emilia belum dikaruniai anak.
Setelah Mas Radi resmi berstatus sebagai suami orang, hubungan aku dengan dia pun merenggang. Namun, aku dan Mas Radi tetap berusaha profesional. Kami tidak pernah menolak ketika dipasangkan untuk urusan pekerjaan.
Kupikir, seiring berjalannya waktu, perasaanku akan berubah. Nyatanya tidak. Rasa itu tetap tumbuh, bahkan menguat, meski aku tidak menginginkannya.
Aku sudah hampir berhasil mengendalikan perasaanku saat Mas Radi terbuka mengenai pernikahannya. Lelaki itu mengakui bahwa pernikahannya dengan Emilia tidak terjadi atas kehendaknya. Awalnya aku tidak percaya, tapi melihat tidak ada kebiasaan yang berubah dari Mas Radi, aku pun paham. Rumah tangganya memang hanya sebuah status tanpa makna.
Kedekatanku dengan Mas Radi kembali terjalin, hingga akhirnya Mas Radi menyatakan cintanya padaku. Aku tak kuasa menahan tangisku melihat ketulusan Mas Radi saat dia bersumpah bahwa selama ini, hanya ada aku di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet, Prodigious Partner!
ChickLitAmiya Chairani (24) harus segera move on! Hubungan gelapnya dengan Raditya Putera (28) harus segera berakhir. Ketika Amiya dihadapkan dengan hubungannya yang rumit bersama Radi, Amiya tanpa sengaja melibatkan sosok Adian Dirgatama (34), teman di ke...