"Arumi!" Gadis yang merasa di panggil itu akhirnya menatap ke arah belakang.
"Susah amat lo gue panggil dari tadi!" Haechan, lelaki yang kini memasang wajah sewot itu adalah salah satu dari 3 sahabat jaemin yang lain.
"Kenape si?" Tanya gadis itu yang tak lain arumi.
"Dicariin pacar lo noh." Jawab haechan yang tengah menstabilkan nafasnya.
Arumi mengerutkan alis bingung. "Dih? Pacar? Emang ada yang mau sama gue?"
"Nggak ada."
"Anying?" Arumi menatap haechan sinis, yang awal niat hanya ingin bercanda akhirnya kesal juga lama-lama. "Itu si ikan asma nyariin lo."
"Ya siapa anying, sebut namanya! Jangan sampe nih botol tuperware ngelayang ke muka lo." Sewot arumi yang sudah tersulut emosi.
"Hehehe, becanda. Itu si jaemin nyariin"
"Ngapain si?"
"Ya mana gue tau anying, dah lah gue mau kabur dulu. Nanti kalo ada cewek yang nyariin gue, bilang aja ga tau gitu ya. Byee" Haechan dengan seragam putih nya yang sudah basah karena keringat pergi lagi.
"Kak!!"
Arumi tersentak kaget saat seorang gadis bertubuh bak model dengan wajah kebulean tiba-tiba memanggilnya.
"Iya?"
"Liat kak haechan ga??"
"Hah?" Arumi masih speechless, lantaran terkejut dengan rupa menawan gadis itu. "Oh? Haechan? Tadi kesitu-"
"Oke kak makasihh!" Gadis tadi pun pergi ke arah haechan berlari tadi.
Hingga kepergian gadis itu membuat arumi terdiam sejenak, sepertinya ada yang terlupakan.
OALAH ANJIR, haechan bilang jangan meberi tahu siapapun. "Maaf ya chan.. gue lu-"
"Kasian ya haec-"
PLAK!
Dengan dada yang berdegup kencang, arumi menolehkan wajahnya menatap jaemin yang tengah memegang kedua pipinya. "Sakit anying!"
"Ya lo! Ngapain bisikin gue dari belakang, 'kan gue kaget!" Sungut arumi yang masih saja berdegup kencang itu.
Selesai mengelus pipi mulus nya, tiba-tiba jaemin memajukan wajahnya ke arah wajah arumi. "Kegantengan gue nggak luntur 'kan sehabis lo gaplok?"
Arumi yang sedang menetralkan degup jantungnya, kini malah semakin berdegup kencang.
"Apaan si anjir!" Arumi merasa risih, sehingga akhirnya mendorong wajah jaemin. Membuat lelaki itu menatapnya dengan alis yang bertaut.
"Salting lo ya? Salting liat wajah paripurna gue dari deket."
Arumi kewalahan, mana ada yang tidak salah tingkah bila di tatap seorang jaemin dari dekat. Netra hitam sayu itu bisa saja menghipnotis semua gadis.
"A-apaan si lo?!" Arumi yang tak ingin kalah dengan ego, berakhir sewot.
"Gue cuman mau ngaca di mata lo rum, nggak usah salting gitu ah!" Jaemin tersenyum lebar seraya mencolek bahu gadis itu.
Karena tadi jaemin berkata 'mau ngaca' arumi pun berniat memberinya sesuatu dari dalam tasnya.
"Nih kaca!"
"Ngaca tuh seberapa murah nya lo!" Karena kesal gadis itu pun pergi meninggalkan jaemin dengan kaca spion di tangannya.
Iya, arumi memberi jaemin kaca spion motor bang doyoung yang copot tadi, lalu tak sengaja arumi memasukannya kedalam tas.
"Kebanyakan begaul ama renjun nih, makanya begini. Pedes bor."
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin The Casanova
Fanfiction❝ Katanya playboy, kok malah merangkap jadi sadboy? ❞ Highest rank #1 in playboy [210611] #1 in kpopff [210618] © 2O21, dera123_