10. katanya double date [2]

267 94 129
                                    

"Wih mark, gimana california?" Tanya taeyong sesampainya mereka ber-empat di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Wih mark, gimana california?" Tanya taeyong sesampainya mereka ber-empat di rumah.

"Sama aja bang, malah enakan indo." Jawab mark yang dicibir taeyong, karena taeyong pikir mark itu muna, soalnya cewek luar negri itu pasti lebih.. sekseh.

"Dek bikin minuman buat mark sono, sekalian buat pacarnya jaemin." Arumi yang tengah menjaga image, langsung mengangguki ucapan taeyong dengan mudahnya.

"Gue ga di anggep bang?" Jaemin menatap taeyong kesal.

"Tamu emang lo?" Sindir taeyong seraya memicingkan matanya kearah jaemin. "Ya allah, gini amat."

"Bikin sendiri aja anjir, ga usah ngerepotin adek gue. biasanya aja lo nyelonong langsung ke kulkas." Semua tertawa mendengar perkataan taeyong. Ya emang ga salah si, jaemin biasanya langsung nyelonong gitu aja masuk kedalem kalo di rumah ada taeyong.

"Dah lah gue mau cola, tungguin ya by." Pamit jaemin yang di angguki ryujin.

Arumi yang berdiri tadinya hendak menimbrung lebih lama, namun tiba-tiba saja gadis itu terkejut. Lantaran jaemin yang hendak lewat ke dapur, tiba-tiba menarik lengannya agar mengikuti jaemin.

"Apaan si, na!" Arumi yang jedag jedug takut ketahuan mark, menepis lengan jaemin sedikit kasar.

"Ssstt! Berisik!" Intruksi jaemin menyuruh arumi untuk memperkecil volume suara.

"Lo masih sama kak mark?" Tanya jaemin yang membuatnya bingung.

"Ya masih lah, makanya gue bareng dia sekarang." Jawab arumi sewot seraya mengambil gelas juga kotak jus buah.

"Gue pikir udah putus."

Pergerakan tangan arumi terhenti kala mendengar penuturan jaemin. "Putusin dia, rum."

"Emang kenapa sih, na?"

Jaemin mendekat lantas memegang kedua tangan arumi dengan beraninya. "Lo tau sejauh apapun hubungan kalian, pada akhinya kalian tetep bakal pisah."

Netra hitam nya itu menatap arumi dalam. "Gue ga mau lo tersakiti, rum.."

"..Makanya itu juga gue ga pacarin lo."

•••

Sekarang sudah pukul 8 malam. akhirnya mereka hanya menonton netflix di ruang keluarga bersama mark, berserta jaemin dan kekasihnya, dari jam setengah 7 tadi.

Arumi duduk di antara mark dan jaemin, namun sedikit memberi jarak antara ia dan jaemin. Memberi jarak bukan dalam artian karena ada kekasihnya tapi..., Karena jaemin kalau menonton film setan itu pasti..

"ASU!"
"Anjir setan tadi ga ada matanya kaya jeno!"
"BANGSAT NGAGETIN!!"
"Sialan nih setan lebih serem dari pada omongan renjun."
"BADJINGAN!! NGAPA MUKA SETANNYA GOSONG GITU KEK HAECHAN!"

...Pasti teriak dan mendumel tak jelas, sampai-sampai membawa temannya yang tak hadir.

"Na, bisa ga, ga usah teriak-teriak?"

"Ya kaget anjir! Lagian juga gue ga deket-deket lo. Repot amat."

"Ya ga deket-deket gue emang, tapi lo liat dong kondisi pacar lo. Hampir pingsan dia lo tereak-tereak di kupingnya." Ucap arumi yang membuat atensi jaemin teralihkan ke arah kekasihnya.

"ASTAGHFIRULLAH!!" Jaemin terpekik kaget kala melihat rambut ryujin yang sudah menyaingi mbak mbak kuntay yang di pohon pisang.

"Kamu gapapa 'kan, by?" Jaemin memegang kedua pipi ryujin, mencubit pipi gadis itu gemas. "Rambut kamu kenapa si, AHAHAHHAHH!"

"Ya tadi siapa yang teriak teriak ketakutan sambil narik rambut aku, hah? Siapa?!" Sewot ryujin yang membuat jaemin tertawa kikuk.

"Ekhem!" Atensi arumi teralihkan dari pasangan tersebut dan kini menatap kearah mark yang tengah tersenyum.

"Kamu ga takut apa?" Tanya mark seraya merangkul bahu kiri arumi untuk di tarik mendekat kearah nya. "Engga."

mark menghela nafasnya dalam, lantas mengerucutkan bibirnya kecewa. "Padahal aku berharap nya kamu takut, biar sekalian modus buat romantis-romantisan, hehe."

"Apasih! Ahahaha, kalo mau modus ga usah bilang." Mendengar tawa gadisnya, mark tersenyum. Lantas tangan kirinya dengan lembut menaruh kepala arumi di bahu kirinya.

Kepala arumi yang tersander di bahunya menatap wajah mark yang sedang menatap nya juga, yang otomatis membuat wajah mereka sangat dekat.

"Ga usah zina dong anjay!"

Mendengar penuturan yang tak disangka dari jaemin, lantas arumi dan mark langsung menjaga jarak.

Arumi yang kesal menatap jaemin sinis, yang sekarang lelaki itu tengah menatap arumi dengan senyuman anehnya.

"Seru ya, rum. Zina." Goda jaemin, lagi.

Mark yang ikut kesal menghela nafasnya kasar. "Enggak gitu jaem-EH!! UDAH-UDAH!! JANGAN DITABOK!"

Mark terpekik kaget saat mendapati Arumi yang sudah siap-siap melayangkan toples camilan,ke-arah congor jaemin.

"Udahan ya berantemnya, film nya udah abis. Udah larut malem juga, sekarang pulang." Ucap mark seraya mengambil toples itu dari tangan arumi.

"Cewek lo tuh bang!"

"Udah, pulang sekarang mah yuk!" Ucap mark tak mengubris ucapan jaemin, iya di kacangin.

Akhirnya sesuai ucapan mark, mereka semua pulang. Kecuali arumi, karena ini emang rumahnya.

"Aku pulang, ya." Pamit mark seraya mengusap pucuk kepala gadisnya.

"Iya," ucap arumi, namun tiba-tiba ia teringat sesuatu. "Na!"

Jaemin yang baru saja selesai mengikat tali sepatu itu, kini menatap arumi dengan alis terangkat.

"Itu.., anu, gimana ya.." bingung arumi yang tak tahu bagaimana cara menyampaikannya.

"Kusuka lo!" spontan arumi akhirnya tanpa pikir panjang.

Semua tiba-tiba terdiam menatap arumi dengan wajah shock, bahkan mark juga.

Ada yang salah? Arumi hanya berusaha jujur.

"Rum..," jaemin menatap arumi tak percaya. "Kondisinya ga tepat."

Gadis itu mengerutkan alis bingung. "Apasi segala mikir kondisi?"

"Itu kripik kusuka lo yang gede gue umpetin tadi, awalnya gue ga mau jujur mau gue umpetin terus buat cemilan, tapi ga jadi." Jelas arumi.

Mark menghela nafasnya lantas tertawa renyah, begitu pula ryujin yang menghela nafasnya lega. lain hal nya dengan jaemin yang sudah memasang wajah datar layaknya adudu si kepala kotak.

"Anjing lo, rum."






















To be continued

Jaemin The CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang