07. ga bisa ya? hehe.

268 106 85
                                    

Nana Dalem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana Dalem

Punten bu..
18.30

Paket
18. 30

Berisik.
18.35

Telat 5 menit ih bales chat nya, lagi ngapain aja tuch
18.35

Jaemin, bener gue blokir ya.
Gausah bnyk bct, to the point
18. 35

Gabut :(
18. 35

Gue udah dibawah ini lgi ngobrol sama bang tiway, cepet turun.
18. 36

Arumi terkejut saat membaca pesan terakhir jaemin. Ia pikir taeyong sedang kerja, untuk memenuhi rasa penasarannya Lantas arumi memilih tak membalas pesan jaemin, dan lebih memilih turun ke bawah dan..

..Ga ada siapa-siapa.

oke, arumi coba ke teras, dan tetep ga ada siapa-siapa. Mungkin jaemin di luar pagar bertemu taeyong yang baru saja pulang kerja, oke markice.

Mari kita cek.

DAN TETEP GA ADA SIAPA-SIAPA.

Arumi mati-matian menahan kesal, bisa-bisanya jaemin membohonginya.

Drrt,, drrt,,

Nana dalem's calling

"ANYING! LO DIMANA?! GA USAH TIPU-TIPU MALES GUE, LAGI EMOSI NIH!"

"..."

"BANGSAT DIEM DOANG!"

"..."

"Na..?"

"Udah selesai?"

"Tai."

"Hehehe, nyariin ya?"

"Gue tutup ya?"

"Eits!! Jangan dulu, gue emang ga di rumah lo"

"Oh."

"Hahahha ngambek, lo liat rumah jeno sekarang."

Dengan malas arumi melihat ke depan sebrang jalan dimana rumah jeno berada, dan ternyata benar ada jaemin disana, lelaki itu sedang melambaikan tangannya ke arah kamera.

Maksudnya, ke arah arah arumi.

"Mau ga?" Tanya jaemin dari sebrang telepon.

"Apaan?"

"Boba sama martabak telor."

Tut!

Arumi mematikan sambungan telepon secara sepihak dan tiba-tiba.

"MAUUU!!!" teriak gadis itu membuat jaemin yang sekarang tengah tertawa sendiri tak jelas.

Terlihat Jaemin yang mulai berlari kecil menghampiri arumi.

"Mana..?" Todong arumi sesampainya jaemin di hadapan nya.

"Suruh masuk dulu kek, basa-basi, atau kasi minum." Jaemin mengerucutkan bibirnya kesal.

"Yaudah, masuk dulu pak." Ucap arumi seraya membuka pagar.

"Nuhun, nyai." Jaemin masuk, lantas duduk lesehan di teras rumah. "Masuk, na."

"Ada siapa?"

"Ga ada siapa-siapa."

"Mau si, seru ga ada siapa-siapa, hehe," arumi menatap jaemin datar saat mendengar omongannya yang  tergantung.

"Tapi ga enak sama tetangga, udah malem. Di luar aja, rum." Lanjut jaemin yang gadis itu angguki.

"Nih, favorit lo." Jaemin meyodokan martabak yang sudah ia buka baru saja itu, arumi yang selesai mencuci tangan di keran depan rumahnya kini langsung terduduk di hadapan jaemin.

"Martabak depan SMP ya??" Tanya arumi saat mengenali rasa khasnya.

"Iya."

"Jauh amat, na."

"Tadi nganterin cewek, terus rumahnya deket sama SMP kita dulu. Eh flashback terus inget lo, yaudah beli martabaknya. Gue pikir si abang pindah, ternyata engga." Jelas jaemin pada arumi yang masih terus mengunyah martabak telor ayam spesial nya itu.

"Mwakhaseh nana da-lem."

"HAHAHAH! Makan jangan sambil ngomong anjir, mirip babi!" Tawa jaemin seraya mengambil boba plus sedotannya.

"Nih minum," jaemin memberikan boba yang baru saja ia tusuk sedotan itu pada arumi, yang tentu saja langsung gadis itu terima.

"Rum."

"Hm?" Arumi yang masih meyeruput boba itu menatap jaemin.

"Gabisa ya kita lebih dari temen?"

Arumi terdiam, jaemin mulai lagi.

"Ga bisa ya? Hehe." jaemin tersenyum, lantas kepalanya sedikit menunduk memainkan handphone.

Mendiamkan arumi dengan segunung rasa tak enak di hati.



















To be continued

Jaemin The CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang