Hari ini jaemin dalam keadaan mood berantakan.
Yang pertama. Dia ga jadi pulang bareng sahabatnnya arumi, terus yang kedua pacar nya yang mau dia jemput udah pulang duluan padahal jaemin udah setengah jalan.
Dan yang terakhir, dia ngebut mau balik lagi ke sekolah siapa tahu arumi masih ada disana, Dan naas nya jaemin malah ketemu arumi di lampu merah lawan arah sama dia.
Dan yang bikin jaemin makin kesel, arumi pulang bukan ama jeno, Arumi bohong.
Jaemin paling ga suka di bohongin, ya walau dia yang paling sering ngebohong. Tapi seenggak nya jaemin ga pernah bohong ke arumi.
"Jen, dimana?"
"Rumah haechan, sokin lah."
"Otw."
Jaemin mematikan sambungan teleponnya, lantas menyalakan musik lewat airpod nya dan langsung otw ke rumah haechan.
Perjalanan sore dengan langit jingga kali ini jaemin temani dengan lagu 'friendzone' milik budi doremi, yang sangat mewakili perasaannya.
"Sudah banyak perhatian..
Dan kesempatan..
Tetap tak jadian~"Jaemin meratapi dirinya, sadboy sekali harinya hari ini.
"Tidak kah cukup!
Yang engkau lihat!
Pertemanan ini sungguh berat!!"Pusat perhatian para penumpang motor yang menunggu lampu merah teralihkan kearah jaemin, yang terus bernyanyi, berteriak histeris tak menyadari sekitar.
Terlalu terbawa suasana.
"Mas- anu-"
"INI NASIB YANG MENGENASKAN HARUS TERJADI LAGIIIII!!
BUKAN MAU SUUDZON!
TAPI ORANG BILANG INI FRIENDZONE!!"Lagu berhenti bertepatan dengan lampu merah yang tersisa15 detik.
"Ambyar ya mas.."
Jaemin mengalihkan pandangannya ke samping, ke arah bapak-bapak yang tersenyum geli menatapnya.
Bukan hanya bapak-bapak itu saja, tapi hampir semua menatapnya.
Bahkan ada yang merekam jaemin.
Malu ga?
Malu ga? MALU LAH MASA ENGGAK.
Untung saja lampu sudah berubah menjadi hijau.
"Duluan ya, pak." Pamit jaemin dan segera melajukan motornya di atas rata-rata.
Selang beberapa menit akhirnya jaemin sampai di rumah haechan.
"Maen jaem.." sapa johnny selaku kakak haechan yang baru saja ingin keluar rumah.
"Engga, bang. Ngemis" mendengar ucapan jaemin, jonnhy hanya tertawa.
Ya maksud jaemin tuh, dia dateng ke rumah haechan mau ngapain lagi kalo bukan main? Hadeuh.
"Woi! Jaem!" Panggil renjun saat laki-laki itu baru saja selesai bermain ps.
"Dari mana aja lo?" Tanya renjun saat jaemin baru saja mendudukan bokong nya di sofa.
"Ngayab."
"Untung wewe gombel ga suka orang yang penuh dosa, coba lo suci kaya bayi jaem. Ilang lo di masukin ke toketnya." Haechan yang terduduk di karpet menyengir lebar dengan mata yang masih terfokus ke layar tv.
"Kalo pun di culik si jaemin mah kaga takut, chan." Timpal jeno yang kini menjadi rival nya di playstation.
"Bukannya takut, seneng sih iya si jaemin. Bisa grepe-grepe." Ucap renjun yang mengundang gelak tawa mereka.
"Abis grepe, lanjut cocok tanam. The real of membuat anak setan." Haechan mempause permainannya saat tertawa mendengar leluconnya sendiri.
"Kasian setan indo, ga ada harga dirinya anjer." Jeno menyeka bibirnya yang hampir saja saliva nya keluar, karena tertawa.
"Ga ada harga dirinya sama kaya lo, jaem." Renjun menyindir jaemin yang sedari tadi diam.
"Kacau banget mulut lo, jun." Jaemin tak mengubris dan memilih pasrah.
Hingga akhirnya jeno bersuara, membuat jaemin sedikit tercubit. "Tapi renjun emang ada benernya si, jaem. Kalo lo punya harga diri, lo ga bakal mau aja sama sembarangan cewek yang suka sama lo."
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin The Casanova
Fanfiction❝ Katanya playboy, kok malah merangkap jadi sadboy? ❞ Highest rank #1 in playboy [210611] #1 in kpopff [210618] © 2O21, dera123_