End

380 30 0
                                    

Maaf jika banyak typo 🍎














🕓🕓🕓












"Meresmikan?!" Ujarnya. "Apa maksudnya?" tanya Jisoo dengan bingung.

Ia masih tak mengerti dengan situasi ini. Para orang tua itu hanya tersenyum menanggapinya, begitu juga dengan Suho.

Ibu Suho tersenyum menatap Jisoo. "Terima kasih masih setia menunggu anak mama," ujarnya.

"Jisoo itu perempuan yang kuat, tapi Suho yang malah mengabaikannya," ujar ibu Suho lagi dan membuat ibu Jisoo terkekeh.

"Dia kuat juga karena Suho," ujar ibu Jisoo.

"Baiklah, tanpa basa-basi lagi... Kami kemari untuk mengajukan lamaran dari anak kami, Suho... Kepada anak kalian, Jisoo," ujar ayah Suho langsung pada intinya.

"Kami merestui, tapi tidak tahu bagaimana dengan kakaknya dan Jisoo sendiri," ujar ayah Jisoo.

"Aku setuju," ujar Seokjin.

Jisoo tersenyum menatap semua orang. "Aku nggak nyangka ini bakal terjadi. Aku bahagia, dan aku nerima lamaran Suho," ujarnya jujur.

Akhirnya semua orang tersenyum lega.

"Pernikahan kalian akan dilangsungkan setelah Seokjin dan Sojung," ujar ayah Jisoo memutuskan.

"Bagaimana? Apa keberatan?" Tanya ibu Jisoo.

"Tidak," ujar Suho tersenyum. "Bagaimana pun kak Seokjin harus menikah dahulu," ujarnya sopan.

Seokjin tersenyum. "Adik ipar yang baik," ujarnya.

Semua orang terkekeh dan tampak bahagia. Beberapa persiapan pernikahan mereka bahas. Mulai dari konsep pernikahan Seokjin dan Sojung juga Suho dan Jisoo yang berbeda, hingga mas kawin dan lain-lain.













🕓🕓🕓










Kamar Jisoo dipenuhi dengan barang-barang yang Suho bawa tadi. Dilihatnya barang-barang itu, dan sepertinya Jisoo pernah melihatnya.

Pintu kamarnya terbuka, menampakkan Suho yang tersenyum padanya.

"Bukannya ini barang-barang yang kamu beli beberapa hari lalu sama aku itu?" Tanya Jisoo dan Suho mengangguk. "Iya," jawabnya.

"Bukannya kamu beli buat mama-"

"Iya, buat mama dari anak-anakku kelak," ujar Suho memotong ucapan Jisoo.

Perempuan Kim itu mematung mendengarnya. Seorang Kim Suho berkata seperti itu padanya? Pipinya merona, rasanya begitu senang mendengarnya. Ah.... Kim Suho! Ternyata kamu diam-diam menghanyutkan!

"Mama dari........ Anak-anakmu?" Ulang Jisoo dengan nada malu-malu.

Suho tersenyum, perlahan mulai mendekati Jisoo. Diraihnya tangan perempuan Kim itu. "Cukup selama ini kamu menyadarkanku artinya cinta, dan kamulah cintaku...... Cinta yang nantinya akan membuatku menjadi seorang kepala keluarga," ujar Suho.

Mata Jisoo berkaca-kaca mendengarnya. Terbayarkan sudah perjuangannya selama ini. Akhirnya apa yang terjadi sekarang justru lebih dari harapannya.

"Karena aku gak mau kehilangan kamu, aku memutuskan untuk langsung melamarmu," ujar Suho.

Jisoo memeluk lelaki itu. "Makasih," ujarnya dan menangis.

"Aku yang seharusnya berterima kasih," Suho membalas pelukan Jisoo. "Terima kasih untuk semuanya," ujarnya sembari mengecup kepala Jisoo.

Waktu-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang