Ini cerita kayaknya bakal pendek ya, jadi kalau nanti udah ending jangan hujat -uni🍎- 🙏🙏😂
Maaf jika banyak typo🍎
🕓🕓🕓
Suasana malam yang begitu tenang, membuat kedua orang yang baru saja menghadiri sebuah acara itu merasa damai.
"Makasih ya, udah mau menemaniku," ujar sang laki-laki pada perempuan disampingnya.
"Sama-sama," balas perempuan itu. "Lagian aku lagi nggak ada kegiatan kok," lanjutnya.
Keduanya sama-sama tersenyum, lalu masuk ke dalam mobil yang merupakan milik sang laki-laki. Keduanya bukan kekasih atau dua orang lawan jenis yang mempunyai hubungan khusus.
Kim Suho dan Kim Jisoo adalah teman semenjak tiga tahun lalu. Saat dimana ayah Suho mengenalkan Jisoo dan keluarga perempuan itu, mereka jadi akrab dan kini berteman baik.
Dan malam ini, Suho meminta Jisoo untuk menemaninya datang ke acara yang digelar oleh salah satu rekan kerjanya. Mereka datang bak pasangan, dan kini Suho mengantar Jisoo pulang.
Ketika sampai, Jisoo turun dari mobil diikuti Suho.
"Sekali lagi terima kasih ya, jangan lupa langsung istirahat," ujar lelaki Kim itu.
"Iya... mending kamu langsung pulang," balas Jisoo.
Suho tersenyum. "Kamu masuk ke dalam dulu, baru aku akan pulang," ujarnya.
"Nggak bisa, kan kamu udah nganterin aku. Harusnya kamu langsung pulang tanpa nunggu aku masuk," protes Jisoo.
Suho terkekeh mendengarnya. "Iya, iya... aku pulang,"
Jisoo tersenyum, dan Suho pun segera masuk kedalam mobilnya. Ketika mobil itu sudah berjalan menjauh, Jisoo melambaikan tangannya hingga kendaraan roda empat itu hilang dari pandangannya.
🕓🕓🕓
Hari ini hari yang sibuk untuk Kim Suho. Banyak sekali jadwal meeting dan berkas-berkas penting yang harus diurus pun jumlahnya sangat banyak.
"Suho ada?" Tanya Jisoo pada sekertaris Suho.
"Ada bu, tapi pak Suho sedang sangat sibuk" ujar sekertaris itu.
"Oh... gitu ya," Jisoo menatap pintu ruangan lelaki Kim itu dengan perasaan bimbang. Antara ingin masuk tapi takut mengganggu, dan tak masuk tapi ia ingin bertemu.
"Makasih ya," ujarnya pada sekertaris Suho, dan memilih untuk kembali ke kantornya saja. Ia takut akan mengganggu Suho.
"Loh? Jisoo?" Suara dari belakang membuat Jisoo berbalik.
Suho berjalan mendekatinya. Senyum manisnya itu mampu membuat Jisoo semakin nyaman memandang wajahnya.
"Ada apa kesini?" Tanyanya.
Jisoo tersenyum. "Rencananya sih, mau ngajak kamu makan siang. Tapi kayaknya ganggu," jawabnya.
Suho tampak menatap pergelangan tangannya yang terdapat jam tangan mewah miliknya itu. Setelah selesai, ia kembali menatap Jisoo.
"Kayaknya kalau cuma makan siang, bisa kok. Yuk!" Ujar Suho tersenyum.
Dengan senang hati Jisoo mengangguk dan mereka pun berjalan berdampingan.
"Makan siang di kantin aja, gak apa-apa kan?" Suho menatap Jisoo.
Yang ditatap hanya mengangguk sebagai responnya. Tak protes, karena ia paham jika Suho pasti menghemat waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya nanti.
"Silahkan duduk, nona Kim..." Suho tersenyum mempersilahkan Jisoo untuk duduk.
Jisoo tersenyum, lalu memukul bahu Suho. "Jangan begitu, nanti semua orang bisa salah paham," ujarnya.
Suho terkekeh. "Biarkan saja," ujarnya santai.
Jika begini, bukan hanya semua orang disana yang akan salah paham. Tetapi Jisoo juga akan salah paham.
Dari awal bertemu, Jisoo sudah dibuat kagum oleh sikap ramah Suho. Lama kelamaan, sikap ramah itu berubah menjadi sikap manis yang membuat Jisoo nyaman. Dan dari kenyamanan itu, tumbuhlah perasaan yang tak bisa Jisoo hentikan.
Itu wajar, karena Jisoo juga mempunyai hak untuk menaruh rasa sepesial pada lawan jenisnya.
Tetapi masalahnya adalah, apa Suho juga memiliki perasaan yang sama? Apa Suho sadar akan perlakuannya yang membuat Jisoo sering salah paham?
"Kim Jisoo," panggil Suho dan membuat perempuan Kim itu sedikit terlonjak.
"Kamu ngelamunin apa sih? Sampai nggak fokus aku panggil dari tadi," ujar Suho.
Jisoo menggeleng dengan tersenyum. "Nggak kok," ujarnya.
Tangan Suho meraih tangannya dan menggenggamnya. Membuat jantung Jisoo berdetak semakin kencang.
"Mau cerita masalah?" Tawar Suho.
Jisoo menggeleng lagi. "Nggak ada masalah kok, cuma lamunan kosong aja,"
Suho mengangguk dan menarik kembali tangannya. "Ya udah, lebih baik kita makan aja,"
Maaf kalau jelek🙏
Mau dilanjut nggak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu-end
Fanfiction🕓🕓🕓 ✔ Butuh waktu untuk mengungkapkan, butuh waktu untuk menyadari dan butuh waktu untuk bisa menerima segalanya. "Aku beri kamu waktu satu bulan untuk melupakanku," "Bagaimana jika aku tak bisa?" "Jika itu yang terjadi, maka aku yang akan berusa...