Maaf jika banyak typo 🍎
🕓🕓🕓
Jisoo menatap keluar jendela mobil dengan tatapan lesu. Hal yang ia harapkan ternyata hanya terjadi dalam mimpinya. Dan sekarang, ia berada satu mobil dengan orang itu. Siapa lagi kalau bukan Suho.
Kemarin ia memang sempat menyetujui akan menemani laki-laki ini tanpa bertanya menemani untuk apa.
"Kenapa?" Tanya Suho yang fokus pada jalanan.
Jisoo menggeleng. "Nggak apa-apa," ujarnya lesu.
Suho tersenyum mendengarnya. Ia mengajak Jisoo pergi ke sebuah butik. Hari sudah menjelang siang. Ini karena tadi Suho kelamaan di rumah Jisoo.
"Ngapain kesini?" Tanya Jisoo.
"Beli baju buat mama," ujar Suho tersenyum lebar.
Jisoo yang masih kesal dengan mimpinya pun hanya mengangguk paham. Dengan malas ia mengikuti Suho masuk kedalam.
Baju-baju yang bagus itu tampak tak menarik dimata Jisoo saat ini.
"Mana yang bagus?" Tanya Suho.
"Bagus-bagus semua," ujar Jisoo.
Suho tersenyum, paham dengan suasana hati Jisoo yang tampak tak baik. Meskipun ia tak tahu pasti apa penyebabnya.
Suho pun mengambil dua dress cantik berwarna hitam dan putih. Ia tak terlalu tahu selera wanita, tapi menurutnya kedua dress ini simpel dan cantik.
"Ini gimana?" Tanyanya.
Jisoo menatap sekilas. Tanpa memperhatikan, perempuan itu hanya mengangguk. "Bagus semua," ujarnya.
"Kamu suka gak?" Tanya Suho dan Jisoo hanya mengangguk.
Suho kembali melihat-lihat. "Kamu boleh pilih mana dress yang kamu suka, biar aku yang bayar," ujarnya.
"Mba, tolong ini nanti bungkus ya," ujar Suho pada salah satu pekerja disana. "Sekalian sama dia nanti, biar pilih-pilih dulu," imbuhnya menatap Jisoo.
Sang pegawai pun mengangguk paham, sedangkan Jisoo kini mencari-cari baju yang menurutnya bagus. Suho hanya menemani sambil memandang perempuan itu. Entah disadari oleh Jisoo atau tidak, tetapi sesekali Suho tersenyum.
"Ini sama ini bagus yang mana?" Tanya Jisoo yang tertarik dengan dua buah baju.
"Bagus semua," ujar Suho.
Tiba-tiba saja Jisoo menatapnya kesal.
"Kenapa?"
"Aku tanya Ho, harusnya kamu kasih pendapat!" Protes perempuan Kim itu.
Suho menatap dengan sebelah alis terangkat. Tadi Jisoo yang bilang seperti itu ia tak protes, kenapa ia yang bilang begitu malah diprotes? Ah.... Dasar perempuan!
Tak mau berdebat, Suho pun menghela nafasnya. "Bagus semua, bungkus aja dua-duanya." Ujar Suho.
Tetapi Jisoo tetap kesal. "Aku cuma mau satu Ho,"
"Ya udah ambil satu aja," Suho membalas.
"Tapi bingung milihnya...." Rengek Jisoo.
"Ya udah, bungkus aja dua-duanya" ujar Suho.
"Tapi pengennya cuma satu,"
Suho menghela nafas. Jika begini, sampai pohon apel bisa berbuah mangga pun tak akan selesai.
"Kamu coba aja dulu, mana yang kamu nyaman dan suka," ujar Suho.
Jisoo menatap lelaki itu. Iya juga ya, kenapa tidak dari tadi kepikiran seperti itu?
Tanpa pikir panjang lagi, Jisoo langsung memasuki ruangan untuk mencoba baju yang ia pilih. Sedangkan Suho hanya menunggunya.
🕓🕓🕓
Setelah dari butik, keduanya pun makan siang disebuah restoran. Suho sempat kesal dan tam habis pikir.
Tadi Jisoo mengatakan jika ia hanya ingin satu, yang membuat mereka berdebat. Tetapi setelah perempuan itu mencoba kedua baju yang dipilih, ia menyukai keduanya. Dan kemudian setuju membungkus kedua pilihannya.
Suho benar-benar tak habis pikir. Apa rata-rata perempuan seperti ini? Sangat sulit dihadapi dalam waktu singkat.
"Kenapa?" Tanya Jisoo yang mendapat tatapan aneh dari Suho.
Suho menggeleng. "Nggak, habisin makanannya," ujar lelaki itu dan melanjutkan makannya.
Kini Jisoo tak lagi memikirkan tentang mimpinya semalam. Moodnya lebih baik setelah ia dibelikan baju dan makan.
"Semoga mama suka ya sama baju yang kamu kasih," ujar Jisoo fokus pada makanannya.
"Kalau makan jangan sambil bicara," tegur Suho.
Lelaki itu kemudian tersenyum tipis. "Nggak tau si, mama bakal suka atau nggak, kan aku asal pilih," ujar Suho pelan.
"Meski begitu, aku yakin dia nggak akan nolak," ujar Jisoo dengan mulut yang penuh makanan.
Suho menggeleng pelan melihat itu. "Tapi nggak cuma ini sih, besok temenin lagi ya, soalnya abis ini ada meeting," ujar Suho dan Jisoo hanya mengangguk mengiyakan.
ToBeContinue 🍎

KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu-end
Fanfic🕓🕓🕓 ✔ Butuh waktu untuk mengungkapkan, butuh waktu untuk menyadari dan butuh waktu untuk bisa menerima segalanya. "Aku beri kamu waktu satu bulan untuk melupakanku," "Bagaimana jika aku tak bisa?" "Jika itu yang terjadi, maka aku yang akan berusa...