Maaf jika banyak typo🍎
🕓🕓🕓
Suasana angin yang berhembus menambah kesan tenang ditaman yang indah ini.
Dua manusia berbeda jenis berjalan berdampingan dengan langkah santai. Sudah lima belas menit mereka hanya menikmati aktivitas mereka dengan diam.
Sampai akhirnya mereka tertarik untuk istirahat dan kini duduk disalah satu bangku yang ada di taman itu.
"Segar ya udaranya," ujar sang lelaki.
Yang perempuan hanya mengangguk setuju. Merasa sangat nyaman berada ditempat ini.
Kediaman mereka berdua kembali tercipta. Saling menikmati suasana dengan tenang, dan mencari pandangan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan orang-orang ditaman ini.
Bruk.
Seorang gadis kecil yang sedang mengendarai sepeda terjatuh tepat didepan mereka. Membuat lelaki dan perempuan bermarga Kim itu sedikit terkejut.
Mereka saling tatap, kemudian membantu gadis kecil itu.
"Ayo bangun," ujar Jisoo lembut. Perempuan Kim itu bahkan mengulurkan tangannya untuk membantu gadis kecil tersebut.
Suho menepikan sepedanya, dan Jisoo mengajak anak itu untuk duduk dibangku tadi.
"Kamu nggak terluka kan?" Ujar Jisoo khawatir dan mengamati apa ada luka pada tubuh gadis itu. Hingga akhirnya ia melihat satu goresan pada lutut gadis kecil itu.
Segera Jisoo mengeluarkan tissue dari tasnya lalu membersihkan luka tersebut.
"Apa sakit?" Tanya Jisoo. Anak kecil itu mengangguk. "Tahan ya..." ujar Jisoo lembut.
"Maaf tante tidak membawa obat untuk luka." Jisoo tersenyum saat sudah selesai.
"Tidak apa-apa tante. Terima kasih," ujar gadis kecil tersebut.
"Siapa namamu?" Tanya Suho.
"Ha Nayoung om," jawab gadis itu.
Suho tersenyum, lalu meraih sepeda kecil itu dan menempatkan didepan mereka.
"Nayoung, jika bersepeda harus hati-hati yaa," ujar Suho.
Nayoung mengangguk paham. "Terima kasih om, tante. Anak om dan tante pasti senang mempunyai orang tua yang baik!" Ujar gadis itu lalu pergi mengendarai sepedanya.
Suho dan Jisoo saling tatap. Merasa sedikit canggung setelah mendengar ucapan Nayoung.
"Eum... kita pulang?" Tawar Suho dan Jisoo pun hanya mengangguk.
🕓🕓🕓
Jalanan cukup macet entah ada apa. Membuat Suho dan Jisoo merasa bosan. Hingga akhirnya Suho lebih memilih berbelok menuju restorant.
"Kita makan dulu," ujar lelaki Kim itu lalu turun dari mobil.
Jisoo mengikutinya. Mereka pun memasuki restoran dan makan.
"Eum.... Suho," panggil Jisoo setelah acara makan selesai.
"Hm?"
"Eum..... kamu nggak ada niat buat nikah gitu?" Tanya Jisoo.
Suho menaikkan sebelah alisnya. "Kamu mikirin ucapan Ha Nayoung tadi ya?" Tebaknya.
Jisoo mengangguk tanpa ragu. Sedangkan Suho kini terkekeh. Membuat detak jantung perempuan didepannya menjadi tak teratur.
"Jisoo.... Jisoo...." Suho tersenyum. "Memang kenapa nanya gitu?" Tanyanya.
"Nggak, cuma liat kamu sama Nayoung tadi... bikin aku ngerasa kamu udah cocok jadi ayah," ujar Jisoo.
"Kamu juga. Udah cocok banget jadi ibu." Suho tersenyum.
Jisoo terdiam. "Lalu, bisakah kita jadi ayah dan ibu untuk anak kita?"
Tentu saja ucapan itu hanya ada dihati Jisoo. Tak mungkin jika Jisoo mengeluarkannya. Ia takut, Suho akan menjauh darinya.
"Jis," ujar Suho menyadarkan Jisoo. "Ngelamun?"
"Ah... nggak, cuma mikir aja. Kalau kita udah berumah tangga, masih ada waktu nggak ya?" Jisoo menatap Suho.
"Oh, itu" Suho tampak berfikir. "Pastinya kita akan sibuk, tapi kalau mau bersama-sama, kenapa kita nggak nikah aja?" Suho terkekeh diakhir kalimatnya.
Jisoo cukup terkejut. Apa Suho serius? Atau lelaki itu sedang bercanda? Tidak tahukah jika sekarang jantung Jisoo sudah serasa berlari cepat?
"Bercanda kali," ujar Suho dan membuat Jisoo ikut terkekeh.
"Kamu tuh cantik, harus dapat yang ganteng dan baik," Suho tersenyum.
Jisoo mengangguk. "Kamu juga tampan. Harus dapat yang baik dan juga cantik," balasnya.
Lelaki Kim itu terkekeh. "Aku nggak pernah mikir itu sih. Mau dia cantik atau nggak, yang penting baik kan?" Suho menatap Jisoo.
Yang ditatap mengangguk, dan setelah itu mereka pun pulang karena hari sudah semakin sore.
"Makasih ya, udah mau nemenin buat nenangin diri," ujar Suho.
"Sama-sama. Aku suka kok, tempatnya bagus banget" balas Jisoo.
Perempuan Kim itu merasa seperti hari pasangan untuk berkencan.
ToBeContinue🍎
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu-end
Fanfiction🕓🕓🕓 ✔ Butuh waktu untuk mengungkapkan, butuh waktu untuk menyadari dan butuh waktu untuk bisa menerima segalanya. "Aku beri kamu waktu satu bulan untuk melupakanku," "Bagaimana jika aku tak bisa?" "Jika itu yang terjadi, maka aku yang akan berusa...